After Ended (1)
"Selamat malam. Saya Kim Taehyung. Anak Park Bogum" Taehyung berucap lantang, mengakibatkan sunyi ruang privasi dinner terkejut akan suaranya.
Namun, dia malah tersenyum bodoh. Sarat lebih menyenangkan dan segar, netranya menyipit menatap dengan senang hati dua pasangan tua dan seorang wanita anggun yang sudah berdiri menyambut kehadiran dirinya dan Bogum.
Senyum ramah itu berubah tengil, Taehyung melirik Bogum dan wanita anggun itu jahil. "Jadi, dipelet apaan sampe bisa nerima tawaran pernikahan dari papa saya yang super jelek banget ini?"
Bagi Jimin, enam bulan belakangan ini sangat terasa.Rasa rindu dan gusar, membayangkan bagaimana keadaan Taehyung yang tak kunjung berikan kabar apapun. Walau di tengah kesibukan yang terus menumpuk, tapi tak cukup untuk dia lupakan wajah bahagia ketika menyantap sate domba malam itu.
Berbagai pertanyaan timbul dibenaknya, mengapa, apa yang terjadi, apakah Jimin berbuat salah sehingga Taehyung pergi.
Tapi saat Jimin serukan pendapatnya, Yoongi dan Hoseok langsung membantahnya. Mengatakan bahwa tak ada siapapun yang patut disalahkan.
Ini murni takdir, sesuatu yang sudah seharusnya dan akan selalu terjadi.
Digaris bawahi bahwa Taehyung memang akan pergi pun Jimin tak sanggup untuk percaya.
Namun, kala Jimin tanyakan lagi apa alasan kepergian Taehyung, baik Hoseok ataupun Yoongi tidak bisa menjawabnya.
Hari suram untuknya karena dipenuhi kegelisahan di tengah rutinitas yang semakin sibuk.
"Jangan hemat untuk makanan, harus tetep bugar. Jangan pesen junkfood, jangan minum alkohol, jangan ikut pergaulan--"
"Ya ampun ma. Aku tuh serius kuliah, gak bakal aneh-aneh lah"
"Kamu juga bilang gitu pas baru masuk SMK, dan laporan BK kamu penuh semua perbuatan yang baru mama tau. Kecewa tau mama tuh sama kamu"
"Mama" melas Jimin. "Ini permintaan maaf aku ke sekian kali. Maafin Jimin ya ma. Gak akan lagi kayak gitu"
Jiwon menghela nafas kecil. Terpalang menyerah.
Jimin sudah buktikan dari semua keseriusannya dalam pendidikan beberapa bulan ini hingga dia siap berangkat untuk ke jenjang univ yang lebih besar.
"Iya, mama cuma khawatir. Maafin mama juga. Mungkin kamu begitu karena mama gak terlalu perhatiin kamu"
"Enggak ma enggak. Itu murni kesalahan aku" air mata Jimin menggenang. Ia merasakan arti rasa bersalah sebenarnya.
Ketika sang mama diberitahukan semua hal tentang dirinya, di meja ruang BK. Dipenuhi guru-guru yang sempat berurusan dengan Jimin pada masa nakalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Keluarga?! 2 | END
أدب المراهقينLanjutan dari [Bukan Keluarga?!] (Buku Ketujuh Publish) Rumah yang disiapkan untuk menyambut satu orang yang telah tiada, keenam pemuda itu kembali demi menghilangkan kekosongan terdalam. Akan tetapi ternyata orang yang tidak diharapkan datang, me...