❦ Oddity [1]

5.3K 1K 535
                                    

[ media : © MV Given-Taken — ENHYPEN ]

DUKK!

"Argh,"

Jungwon mengerang, kepalanya terasa sangat sakit. Sepertinya suatu benda baru saja menghantam kepalanya lagi.

Perlahan dia mencoba membuka matanya walau pandangannya sedikit kabur. Banyak suara-suara asing di sekitarnya, berisik. Jungwon bangkit dari posisi tidurnya dan memandang sekitar saat pandangannya sudah tidak kabur.

Dia menelan salivanya gusar. Dia sama sekali tak mengenali tempat ini. 

Kamar berwarna putih dengan perabotan bergaya lama, diisi beberapa ranjang yang saling berjejer, serta empat anak laki-laki lain yang tidak terlalu Jungwon kenali.

Satu anak laki-laki yang tampaknya sedang antusias bercerita pada temannya yang berwajah datar. 

Kemudian, Jungwon melihat sosok si atlet skater yang kemarin wajahnya dia lihat di artikel, dia sedang tertawa, menunjuk-nunjuk Jungwon sambil memukuli seorang anak laki-laki lain yang memegang bola basket.

"Waah, Riki! Tadi kena kepalanya, loh. Ayo minta maaf cepat!"

Riki? Apa maksudnya Nishimura Riki? Dia anak wisatawan Jepang yang hilang saat berlibur ke Seoul, kalau Jungwon tak salah ingat.

Riki menghampiri Jungwon sambil mengusap kepala Jungwon dengan sedikit kasar, "Maaf, nggak sampai gegar otak kan?" lalu terkekeh. 

"Enggak.." jawab Jungwon bingung.

"Ooh, yaudah." Riki segera pergi dan melemparkan bola basketnya lagi dengan asal.

Sunghoon melihat itu jadi ingin mengoceh, "Permintaan maaf apaan itu, astaga.."

"Shh, kan pokoknya udah minta maaf. Sekarang ayo main di luar saja."

"Kenapa nggak disini saja?"

"Nanti bakal ada yang nangis kalau kepalanya kena bola dua kali."

Sunghoon hanya menganggukkan kepalanya dan mengikuti Riki.

Saat Riki dan Sunghoon ingin membuka kenop pintu kamar, pintunya tiba-tiba terbuka lebih dulu dari arah luar dan membuat kepala keduanya terbentur.

"Ih, siapa?!" Riki menggerutu sambil melihat siapa yang masuk.

Laki-laki yang barusan masuk sambil membawa dua mangkuk ramyeon itu sepertinya merasa bersalah, "Maaf, maaf, aku nggak lihat tadi."

"Kak Heeseung sering banget gitu. Udah sering diperingatkan juga. Yaudah minggir, minggir sana! Kita mau lewat."

Riki berjalan melewati Heeseung sambil marah-marah sementara Heeseung menatapnya dengan tatapan kecewa. Mungkin hatinya sedikit sakit karena kata-kata Riki.

Sunghoon menepuk pundak Heeseung, "Namanya juga anak dalam masa puber, padahal tadi dia juga melempar bolanya sampai kena kepala si anak baru."

Sunghoon segera menyusul Riki sambil menenangkannya. Pintu kamar ditutup, Heeseung menatap ke arah Jungwon, dia sedang memijat kepalanya sedikit.

"Yang Jungwon, ya? Hmm, aku nggak akan bilang selamat datang. Tapi, selamat berjuang, ya." Heeseung duduk di kasurnya dan memunggungi Jungwon, meletakkan satu mangkuk ramyeon lainnya di atas nakas dan mulai mengunyah.

Jungwon menelengkan kepalanya, "Boleh tanya? Ini tempat apa dan dimana?"

"Rumah Sakit Jiwa Niñogiz, tapi aku juga nggak tahu ini dimana." jawab Heeseung setelah menelan satu suapan.

Niñogiz | ft. ENHYPEN and TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang