❦ Still [21]

1.8K 622 46
                                    

Dengungan suara mobil. Menjulangnya gedung pencakar langit. Dan, deburan arus Sungai Han.

"Seoul!" ucap Kai dengan napas terputus.

Terengah-engah.

Segera saja, Kai mendudukkan dirinya sejenak di sisi sungai. Berjalan kaki dari dekat perbatasan menuju ibukota tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Taehyun pula ikut mengistirahatkan tungkainya sejenak.

"Hyung, duduklah sebentar."

Heeseung enggan, ia hanya menyandarkan punggungnya pada sebuah batang pohon. Napasnya juga tak beraturan, mereka tadi berlarian terlalu cepat.

Jujur saja, Heeseung sangat panik saat melihat gembok hotel prodeo kecil dimana Suster Sarah terperangkap tadi hampir terbuka. Dia yang tak ingin adiknya celaka, menyuruh mereka untuk segera berlari, secepat mungkin tanpa menoleh ke belakang. Syukur, tiada aral melintang di perjalanan mereka menuju kemari.

Mereka berdiam disana untuk beberapa saat, sembari menyaksikan bintang-bintang yang mulai memudar. Fajar telah menyingsing, melahirkan pagi yang cerah serta nyanyian imut burung-burung.

Bahagia. Tetapi, rasanya asing sekali.

Ini kali pertama mereka menatap awan putih berenang bebas di langit, selain dari jendela rumah sakit. Beberapa bulan tinggal di tempat penyiksaan, membuat mereka sedikit terlupa suasana dunia luar.

Aneh.

"Kita harus segera menemui Yeonjun hyung." ujar Heeseung pelan.

"Baiklah,"

"Kali ini, pelan-pelan saja."

Kedua lelaki yang lebih muda menurut, kemudian bangkit dan melangkah lambat-lambat mengikuti Heeseung.

Mengiringi langkah mereka, pemandangan kota semakin nampak. Jembatan yang menggantung diatas Sungai Han tampak ramai. Tanpa ada percakapan diantara mereka, hanya suara bising dari kota. Ketiganya terus berjalan hingga pada akhirnya berhenti di satu titik.

Di ujung rute mereka, terlihatlah suatu siluet yang tak asing bagi ketiganya.

Siapakah?

Ketiganya mendekat beberapa langkah sampai siluet itu terlihat jelas, tengah melambai dan berlari ke arah mereka.

Kai berseru, "Yeonjun hyung!"

Di belakang Yeonjun yang tengah tersenyum lebar, hadir pula Soobin dan Sunghoon yang sama senangnya. Kedua pihak itu berlari ke arah satu sama lain.

Saat jarak diantara mereka menipis, senyum dari wajah Yeonjun, Soobin dan Sunghoon memudar. Digantikan dengan wajah khawatir dan bingung.

Sementara itu, Heeseung segera memeluk erat Sunghoon. Dia juga baik-baik saja. Semuanya baik-baik saja.

"Menakutkan! Suster Sarah sangat menakutkan!" Kai berseru lagi, "Dia berdarah-darah dan masih bertarung dengan puma. Apalagi, gembok penjaranya tadi hampir lepas!"

Taehyun menghela napasnya, "Ya, syukurlah kita bisa sampai disini."

"Yeonjun hyung! Kau sudah memanggil polisi kan?" tanya Kai penuh harap.

Yeonjun mengangguk ragu, masih dengan wajah bingungnya, "Sudah, mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Tapi ... mengapa begini?"

"Hah? Begini apanya?"

Sunghoon kemudian menatap ke arah Heeseung, tatapannya menuntut.

"Kenapa?" tanya yang lebih tua.

Lalu Sunghoon melihat ke arah belakang Heeseung. Tak ada. Tak ada orang lain selain mereka berenam disini sekarang.

Niñogiz | ft. ENHYPEN and TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang