❦ Oddity [2]

4.4K 937 103
                                    

[ media : © Teaser 1 Given-Taken — ENHYPEN ]

Matahari sudah terbenam beberapa saat yang lalu. Kemudian suara bel menggaung nyaring ke penjuru rumah sakit.

"Kalian mau kemana?" tanya Jungwon saat melihat teman-teman sekamarnya satu persatu keluar kamar.

"Makan malam di aula, kamu nggak ikut?" jawab Riki.

Jungwon paham kemudian bangkit dari kasurnya dan menyusul teman-temannya. Riki merangkulnya dan menunjukkannya jalan menuju aula ruang makan. Anak-anak dari kamar lain ikut memenuhi ruang aula yang besar.

Ternyata banyak sekali anak-anak di rumah sakit ini. Hidangan makanan tampak memenuhi meja makan panjang, ada tiga meja untuk anak-anak laki-laki di bagian tengah aula, sementara itu ada dua meja panjang lagi untuk anak-anak perempuan di kedua sisi aula.

Semua anak telah mendapatkan tempat duduk mereka masing-masing. Dua suster yang berdiri di depan aula itu bermuka dingin, sama sekali tak ada kehangatan yang terpancar. Bagaikan wajah patung.

Seisi aula hening, semua anak disana menunduk. Jungwon jadi terheran, apa saja yang sudah dilakukan para suster sampai-sampai anak-anak sangat takut pada mereka?

"Makan, jangan berisik, lalu cepat kembali ke kamar masing-masing dan tidur." himbau salah satu suster, kemudian kedua suster itu pergi dari aula tanpa mengawasi anak-anak di aula.

Suara denting peralatan makan yang beradu dengan piring memenuhi aula. Anak-anak mulai saling mengobrol dan tertawa. Sekarang mereka sangat bebas tanpa pengawasan suster.

Ruang aula itu kini menjadi ruang makan yang dipenuhi kehangatan.

Jungwon menyantap makanannya perlahan dengan perasaan tak nyaman.

"Kamu masih nggak nyaman karena Yeonjun hyung sama teman-temannya?" bisik Sunghoon yang duduk di samping Jungwon.

Jungwon mengalihkan pandang ke penjuru aula, "Mereka makan malam dimana?"

"Mungkin mereka diberi bubur hambar dan dikunci di kamar mereka, atau tak diberi makan sama sekali." jawab Jay di seberangnya.

"Wah, rasa bubur itu beneran hambar. Teksturnya juga menjijikkan. Jangan sampai lidahmu mencecap rasa makanan aneh itu." sahut Sunoo di samping Jay sambil merengut.

Tiba-tiba saja suara gaduh terdengar dari meja paling tengah. Tampaknya ada keributan disana.

"Dokyeom! Kau apakan makananku?!" teriak seorang laki-laki berkulit pucat.

"Maafkan aku! Tanganku tergelincir tadi. Kamu akan memaafkanku kan, Lee Jihoon hyung? Atau mau dipanggil Woozi hyung saja?" Dokyeom menyatukan tangannya sambil tersenyum menyebalkan, "Enggak, enggak. Pokoknya kamu harus memaafkanku! Aku kan nggak sengaja!"

"Dih? Tukar makananku dengan makananmu, baru adil."

"Terus nanti aku makan apa?"

"Mana aku peduli? Kesinikan makananmu!"

"Enggak mau!"

"Kasih atau aku gelitikin sampai ususmu keluar?" Woozi merampas piring milik Dokyeom dengan kasar.

Dokyeom segera merebutnya kembali, "Nanti malam aku kelaparan terus mati gimana?!"

"Aku nggak peduli!"

Woozi dan Dokyeom berebutan piring yang membuat makanan diatasnya berantakan kemana-mana.

"Duh, terserah!" Dokyeom melempar asal piring itu hingga mendarat di ujung lain meja makan.

Niñogiz | ft. ENHYPEN and TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang