A Wall

1.3K 224 28
                                    

"Papa apa sih? Kenapa sih kasar banget sama Jisoo gitu?" Kesal Jennie saat ayahnya menarik dirinya masuk ke dalam rumah.

"Kamu tuh yang apa sih! Kamu ngapain sama Jisoo tadi? Hah? Ada hubungan apa kamu sama Jisoo?" Suara ayahnya tak kalah kencang.

"Eh eh eh ada apa ini?" Ibunya Jennie turun dari lantai dua kala mendengar kedua orang yang dekat dengan dirinya itu seperti berselisih paham.

"Papa tuh ma! Kasar banget!" Protes Jennie.

"Jawab papa, Jennie! Ada hubungan apa kamu sama anak tukang kebun papa itu hah?" Ayahnya Jennie malah makin marah.

"Pa! Jisoo namanya! Sejak kapan sih papa peduli sama status siapa yang deket sama aku?" Jawab Jennie kesal.

"Jen, kamu mau sama siapa kek papa gak peduli. Tapi tolong lah, jangan sama anak pesuruh papa gitu!"

"Selama ini papa gak pernah tuh protes Jennie deket sama Jisoo.." Jennie terdengar sedih saat mendengar apa yang ayahnya itu katakan.

"Ya kalau temen mah gak masalah,"

"Ini ada apa sih?" Tanya si ibu bingung.

"Mama tau gak, papa liat Jennie lagi mesum sama anak pengurus ladang papa? Kayak gak bisa nyari yang lain aja!" Kata ayahnya Jennie.

"Jennie?" Mamanya menatap Jennie tidak percaya.

"Mama mau ngelarang aku juga sama Jisoo?" Tanya Jennie kesal.

Mamanya menggeleng cepat. "Bukan.. Cuma kok ya di depan rumah?"

"Mama! Anaknya sama orang kayak gitu kok, bukan sekedar ciumannya.." Ayahnya Jennie mencoba mencari pembelaan.

"Ma.. Papa tuh," Adu Jennie yang tidak mau kalah.

"Udah.. Udah.. Sana kamu ke kamar ya, Jennie.." Suruh ibunya.

Sayang sepertinya pria paruh baya itu tidak terima Jennie meninggalkan mereka yang tengah bicara. "Eh gak ada, papa belum selesai ngomong ya," 

Jennie hanya melirik ayahnya dengan ujung matanya. Lalu beranjak pergi.

"Jennie! Jennie Kim, berhenti gak!" Panggul ayahnya kasar.

Ibunya Jennie terlihat kaget dengan yang dia dengar,dan segera mencoba menenangkan suaminya. "Pa.. Udah nanti aja, kamu juga lagi gak enak badan..."

Ayahnya Jennie sampai lupa kalau tadi dia keluar untuk mengambil obat. Sekarang malah kepalanya semakin pusing.

Sedangkan Jennie sekarang sudah masuk ke dalam kamarnya setelah membanting pintu kamarnya dengan kencang.

Jujur, Jennie merasa bersalah karena dia lah yang memulai apa yang dia dan Jisoo lakukan tadi di teras rumah.

"Ya ampun Jennie!" Kesalnya pada dirinya sendiri. Dia berpikir, apa yang merasuki dirinya sampai berani memulai hal tadi bersama Jisoo.

Jennie bergegas mandi dan membersihkan dirinya, sambil menunggu kabar dari Jisoo.

Sementara di kamar tidur kedua orang tua Jennie, ibu dan ayahnya Jennie tengah berdebat tentang kejadian tadi.

"Oke, Jennie salah karena ya kayak gitu di depan rumah. Tapi kok kamu jadi ngomong hal kayak gitu sih tentang Jisoo?" Protes ibunya.

"Ma.. Ya tau dong, Jisoo itu anaknya siapa? Gak ada pantes-pantesnya ma.." Sanggah si ayah.

"Pa, inget gak kita tuh udah sepakat loh. Gak akan ikut campur sama pilihannya Jennie, selama kita tau orang itu baik sama Jennie. Dan ini Jisoo loh, kamu kan sendiri sering muji anak itu..." Bela ibunya.

That's Should Be Me | JENSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang