7.

31.9K 618 12
                                    


Ningrum keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap dan handuk melilit kepalanya. Rambutnya basah dan itu cukup pening karena berlama-lama terguyur shower.

Dilihatnya lelaki itu sudah tidak ada di kamarnya.
'mungkin Reza pergi ke klinik' pikirnya.

Masih sedikit bingung. Dengan kejadian semalam.
Bagaimana lelaki itu bisa masuk ke dalam kamarnya sedangkan pintunya dia kunci?.
Menoleh ke arah jendela,lalu menyibak gorden dan mendorongnya. Jendelanya juga terkunci. Semua terasa aneh. Tidak ada jawaban atas pertanyaannya.
Lalu matanya tertuju pada celah di samping lukisan.
Eh? Celah?

Dia mendorongnya.
Astaga. Ini bukan lukisan. Ini adalah jendela juga yang di beri ornamen lukisan jepang karena letaknya yang berbeda dengan jendela yang lain.
Jendela ini terletak di samping taman belakang,samping garasi.
Astaga.
Pantas saja Reza bisa leluasa masuk ke dalam kamarnya.

Kenapa ningrum tak berpikir sampai ke sana?
Sungguh dia tidak peka sama sekali .
Dia meruntuki kebodohannya lalu menutup dan  menguncinya segera.
**

Ningrum ke dapur untuk melakukan pekerjaanya.Meskipun badannya sakit semua tapi dia tidak boleh lalai akan tugasnya. Lagi pula dia juga sudah kelaparan.

Dia membuka kulkas,mendapati bahan makanan yang mulai habis. Gara-gara kejadian semalam dia harus melewatkan waktu belanja sayur di depan rumah.

Huft.

Terpaksa masak nasi goreng saja. Soalnya hanya tersisa dua telur dan sedikit sayuran di sana.

Saat dia tengah sibuk menumis bumbu ,tiba-tiba tangan besar dan kokoh membelit perutnya.

"Ahhh"dia terkaget lalu menengok sebentar
Ternyata Reza sedang memeluknya dari belakang.

"Masak apa hum??"

"Nasi goreng " jawabnya  tanpa melihat wajah lelaki itu. Terlalu malas dia melihatnya ,hanya mengingatkan luka yang sudah ia torehkan.

"Saya sudah pesan makanan tadi. Ada ayam KF * di meja makan"ucapnya masih mendusel-dusel di leher Ningrum dan mengecupnya. Lalu tak lama lelaki itu melepaskan Ningrum sebentar lalu kembali lagi dibelakangnya membawa sesuatu ditangannya.

"Saya bawakan obat. Diminum dan dioles ya.untuk mengurangi nyeri" ucapnya sambil tangan nakalnya mengelus milik Ningrum di atas rok yang ia kenakan.

Gadis itu mengangguk pelan masih tanpa melihatnya. Sudah tidak kaget lagi jika lelaki itu tangannya terlewat aktif.

"Lepas  mas!aku mau ambil piring" ucapnya berusaha melepaskan belitan Reza padanya.

"Yaudah ambil saja" tapi dia tetap memeluk gadis itu erat.

"Maaas!!" Gadis itu mulai kesal dan melotot sinis padanya,Reza tersenyum lalu melepaskan tangan dan menaikkan kedua  tangan ke atas tanda menyerah.

Ningrum mengambil piring dan menyendok kan nasi pada dua piring yang berbeda lalu meletakkannya di atas meja makan.
Tanpa perduli pada lelaki itu lagi dia memundurkan kursi ,duduk dan menyantap nasi gorengnya.
Tanpa memedulikan kesopanan. Tanpa ingat dia hanya ART di rumah ini.
Karena perut yang sudah meronta dia melupakannya.
Bayangkan saja ini sudah  tengah hari. Sudah pukul dua belas siang lebih dan dia belum makan sedari pagi. Apalagi tenaganya benar-benar sudah habis terkuras untuk melayani nafsu bejat majikannya.

"Ini buat saya ya"ucap Reza sambil menggeser sisa piring nasi goreng yang lain.

Ningrum melirik sebentar dengan wajah sinis.

"Bukannya mas ndak doyan masakan Ningrum?" sindirnya ketus.

"Kata siapa?" Ucapnya lalu menyuap nasinya.

Ningrum ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang