Reza tertegun saat melihat Ningrum datang ke klinik dengan menenteng kotak bekal di tangannya.
Gadis itu menunggu di ruang tunggu pasien. Tersisa satu pasien yang sedang Reza tangani dan gadis itu duduk sambil melihat tayangan televisi di braket yang terpasang didinding.
Tak lama dari itu seorang wanita muda berseragam putih dengan name tag ANGGI menghampirinya dengan ramah."Mau periksa mbak?"
"Um__enggak saya menunggu dokter Reza"
"Ada perlu apa?"seketika wajahnya berubah sinis. ,Ningrum mengerjap
"Ini mau antar makan siang"jawabnya sambil mengangkat kotak makan di tangannya.
"Warteg?"
Gadis itu bingung dengan pertanyaan Anggi,namun tiba-tiba Reza datang"Oh. Sus ini perkenalkan dia Ningrum. Gadis yang saya ceritakan tempo hari"
Eh? Diceritakan apa maksud Reza? Apakah dia menceritakan kejadian dia tidur di teras klinik kemarin atau tentang perdebatan vulgar tempo hari?
Ah sepertinya memang dia menceritakan hal buruk tentangnya. ,terbukti wajah suster itu yang semula sinis makin bertambah sinis.Anggi melirik doang,sedikit memindai penampilan Ningrum dari atas ke bawah tanpa niat menyalami Ningrum padahal gadis itu sudah mengulurkan tangan ke arahnya.
"Saya ningrum mba,ART di rumah dokter Reza" ucapnya akhirnya.
"Saya sudah tau. " Jawabnya sinis lalu seketika mengubah raut mukanya manis saat menghadap Dokter Reza
"Ohiya dok saya izin pulang sebentar ya dok soalnya ada tamu datang ke rumah.""Iya. Oke ."ucapnya sambil melihat kepergian gadis itu hilang dibalik pintu.
Sesudahnya ia menoleh pada Ningrum."Ngapain?"
"Itu Dok,em. .Mas aku bawa makan siang"
"Saya sudah makan" sinis dia menjawabnya.
"Itu,saya mau minta maaf semalam ketiduran jadi ndak denger Mas Reza pulang" dia sedikit takut,sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga.
Lelaki itu hanya mengangguk sebentar. Lalu berniat pergi,tapi Ningrum menahan lengannya
" Tunggu."lelaki itu melirik sebal pada tangan Ningrum yang menarik lengannya dengan tiba-tiba,lalu melotot pada Ningrum.
"Aku juga mau minta maaf tentang kejadian tempo hari,__" lanjutnya , lelaki itu bergeming
"Aku masih boleh tinggal di rumah Mas Reza kan Mas?"lanjutnya lagi setengah memohon ."Ck. Terserah kamu" jawabnya lalu melepaskan cengraman tangan Ningrum di lengannya."bawa pulang makananya saya tidak mau makan!"ucapnya lagi sambil melirik kotak makan ditangan Ningrum.
Gadis itu mengangguk patuh lalu beranjak pergi dari klinik itu.
Dia jalan pulang ke rumah Reza dengan wajah kesal. Makanan yang susah-susah dia masak tak disentuh sama sekali.Tapi sedikit banyak dia merasa lega karena masih diizinkan untuk tinggal di rumah pria itu.***
Pukul delapan malam lelaki itu sudah sampai di rumah. Masih dengan mode diam. Tanpa teguran tanpa senyum sama sekali dari wajah pria itu. Bahkan lelaki itu tak menyambangi meja makan untuk sekedar mengisi perut.Malam inipun masakan Ningrum tak tersentuh lagi.
Merasa majikannya sudah pulang,dan tidak ada yang dibutuhkan lagi Ningrum segera bersiap untuk tidur.
Melirik sebentar ke arah nakas dan atas pintu tempat bawang putihnya berdiam. Dia mengulas senyum pada 'senjatanya' lalu dia beranjak ke arah pintu menguncinya dan di kunci selot sekaligus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ningrum ( Selesai )
General FictionWarning!!!! Area 🔞🔞🔻🔻 Sudah ada tandanya ya 'guys. Tolong kesadarannya untuk tidak membaca bagi yang di bawah umur!! Kabur dari pernikahan,terpaksa Ningrum jadi Asisten Rumah Tangga di kediaman seorang dokter muda. Tapi nasib tak berpihak padan...