6.

36.4K 643 11
                                    


Ningrum tersentak. Tangisnya makin tergugu.

Dia diancam saat ini.

Berkali-kali dia menggelengkan kepala tapi itu tak akan merubah keadaannya saat ini.
Majikannya sudah seperti predator yang mengincar mangsanya.
Terlebih saat majikannya melempar handphonenya ke atas ranjang lalu dia mengusap bahu Ningrum pelan merayap.. gerakannya membentuk pola memutar yang membuat gadis itu merinding.

"Jadi_ mau bagaimana?"
Gadis itu masih ketakutan dia memeluk bahunya sendiri sangat kencang.

"Ndak__" dia menggeleng dengan air mata berderai .Dia tak mau membayangkan jika harus disentuh oleh majikannya. Dia sudah punya mas Janu. Semua yang ada di dirinya adalah milik mas Janunya.

"Tidak usah sok suci. Mas janumu itu tidak ada disini. Dia tidak akan tahu"bisiknya makin mendekat Ke telinga Ningrum lalu mengecup telinganya. Ningrum bergidik dan meremang.

"Ndak. Jangan tuan" ucapnya memohon

"Apa mau saya kirim sekarang gambarnya?saya ada kenalan di desa kamu" ucapnya dengan sorot mata mengancam lalu dia berjalan pelan akan meraih handphonenya yang tergeletak di atas ranjang.

"Jangan tuan" ucapnya terisak .

"Jadi?"

Cukup lama gadis itu terdiam dengan mata membengkak dan air mata yang tak kunjung berhenti lalu tak lama dia mengangguk pelan.

Sudut bibir Reza terangkat .tangannya meraih tangan Ningrum yang mencengkram piyamanya . Lalu mengelusnya pelan membawa tangannya turun lalu menggiringnya ke tempat tidur.

"Tuan ..." Gadis itu tersentak saat dengan sadar ia mendapati tuannya mengulum puncak dadanya,menghisapnya dengan brutal,satu tangan lainnya meremas dada Ningrum yang lain.

"Akhhhhh"dia menjerit kencang saat lelaki itu menggigitnya .
Kepala Reza mendongok . Bertemu dengan mata basah Ningrum

"Saya sudah bilang. Tidak suka dipanggil tuan" ucapnya lalu melanjutkan kegiatannya lagi.menghisap,melumat memilin dengan kasar,tak ada kelembutan dalam gerakannya.
Ningrum hanya bisa pasrah bersama dengan kesedihannya .
Dunianya terasa hancur saat ini.

Mata Ningrum terpejam menahan tangis dan takut yang datang secara bersamaan tapi tak lama matanya terbelalak saat lelaki itu menyentuh bagian yang paling intim dari dirinya.

"Jangan tu__Mas" ucapnya sambil tangannya menahan tangan Reza yang menjalar di balik celana piyamanya.
Lelaki itu menaikan sedikit kepalanya ke arah Ningrum lalu berbisik pelan setelah mengecup bibirnya

"Sttt . Nikmati saja" ucapnya sambil melerai tangan Ningrum yang menahannya lalu memasukkan tangannya ke dalam dirinya.

Gadis itu mencengkeram seprei yang ada dibawahnya saat lelaki itu melucuti seluruh pakaian nya dan mengecupi hampir semua bagian tubuhnya.

Ada rasa aneh yang menjalar dalam dirinya saat Ini. Tapi dia berusaha sekuat mungkin untuk menahannya. Dia gigit bibirnya hingga berdarah demi menahan lenguhan yang hampir lolos dari mulutnya. Dia pejamkan matanya serapat mungkin . Dia tak mau melihat lelaki itu saat ini.

"Akhhh sakit" dia teriak kencang saat benda tumpul tiba-tiba memaksa,menerobos masuk pada inti tubuhnya.
Matanya melotot saat melihat majikannya tengah berusaha menyatukan milik mereka.
Tapi tak lama Reza menarik miliknya.

"Kamu masih perawan?" Tanyanya kaget.Berbagai perasaan campur aduk dalam dadanya.

Gadis itu mengangguk sambil menyeka air matanya yang bercucuran.
Lalu lelaki itu mecondongkan tubuhnya dan mengecup kening Ningrum.

"Maaf " bisiknya lirih.
"Saya akan pelan-pelan" lalu mengambil posisi memasuki gadis itu lagi hingga penuh dan menghujam miliknya ke milik Ningrum berkali-kali.. hingga gadis itu terkulai lemas dan tertidur.

**
Sinar mentari menyusup masuk dibalik gorden kamar Ningrum . Suara jalanan yang semula senyap berganti ramai ,teriakan tukang sayur yang biasa mangkal di depan rumah pun sudah terdengar makin menjauh.
Ningrum terbangun. Dia kesiangan .
Mentari sudah tinggi dan dia baru membuka mata.

Dia akan beranjak tapi tangan besar yang melingkar di perutnya mengganggu pergerakannya.
Eh? Tangan?
Deg .
Ningrum baru tersadar akan kejadian tadi malam . Tiba-tiba air matanya kembali menetes . Apalagi saat membuka selimut dan dia benar-benar tanpa sehelai benangpun. Ini sangat menjijikkan.!

Melirik sebentar ke arah majikannya yang masih tertidur pulas dibelakangnya berbagi selimut dengannya dengan tangan melingkar posesif di perutnya.

Dia sudah kotor . Dia sudah hancur sekarang. Mahkota yang ia jaga selama ini sudah hilang diambil oleh orang yang tak ada hubungan apapun dengannya.
Dia merasa berdosa. Mengkhianati kekasihnya hanya karena ancaman majikannya.

Akhhhh!! Mengapa semua ini harus terjadi????

Mengingat Mas janu malah makin membuat hatinya hancur. Tangisnya makin tergugu. Hingga membuat lelaki yang dia belakangi ikut terbangun.

"Kenapa sayang?" Ucapnya sambil mengecup tengkuk Ningrum pelan dan meninggalkan jejak basah .

Sayang? Betapa manisnya kata-kata itu. Apakah semua lelaki seperti itu ? jika sudah mendapat apa yang ia harapkan berubah jadi makhluk yang manis?
Tapi tiba-tiba Ningrum tersadar dia hanya pembantu di rumah ini sekaligus penghangat ranjang majikannya.
Tidak ada kata 'sayang' yang sebenarnya disini.

"Kenapa? "Sekali lagi dia bertanya . Kali ini tangannya ikut merayap kemana-mana.

"Masih sakit Mas" tolaknya saat lelaki itu hendak menjamah inti tubuhnya,tapi lelaki itu tak perduli dan mengusap pelan milik Ningrum sambil menciumi punggungnya yang terbuka ,lalu menelentangkan tubuh gadis itu dan menyusu padanya.

"Lagi ya" nadanya merengek tapi dengan mata memerintah tak mau dibantah.

"Aku mau masak Mas" kilah Ningrum

"Tidak perlu masak . Nanti pesan online saja" ucapnya masih tidak mau terima alasan.
Akhirnya mau tak mau Ningrum harus melayani nafsu liar majikannya lagi ,meskipun badannya sudah remuk redam.

**

Tertatih-tatih Ningrum turun dari ranjang karena merasa sakit di sekujur tubuhnya,bahkan pusat tubuhnya rasanya sangat sakit dan ngilu.

Ya bagaimana tidak sakit kalau semalaman Ningrum digempur hampir empat kali ditambah baru saja sebelum majikannya tertidur pulas dia meminta jatah lagi.

Dia melangkah ke kamar mandi dengan sangat pelan,seakan intinya akan bertambah robek jika ia melebarkan langkah.
Gadis itu menangis di kamar mandi dengan kucuran shower yang sengaja ia arahkan ke atas kepalanya .
Berkali-kali ia membersihkan dirinya. Menyabuni berulang kali bahkan menggosoknya keras demi menghilangkan jejak tuannya. Tapi semua itu sia-sia ,tak bisa menghapus bercak merah yang penuh di bagian tubuhnya.

Tangisnya tak pernah reda, kilasan kejadian semalam terulang lagi diotaknya. Dengan mudahnya dia menyerahkan kehormatannya hanya karena sebuah ancaman.
Tapi dia juga bingung dan takut. Dia tidak mau ancaman yang tuannya ucapkan ini akan benar-benar terjadi .
Apalagi jarak rumahnya hanya beda tiga desa dari rumah majikannya. Dan majikannya bilang dia punya kerabat juga di desanya..
Ahhhh
Dia tidak mau semua itu terjadi. Dia sudah cukup malu mendapati majikannya saja yang melihat tubuhnya,apalagi kalau keluarga dan warga kampung tahu gambar telanjangnya.
Dia tidak mau di hakimi sebagai wanita murahan setelah kabur dari pernikahannya.

Akhhhhhh.
Ini sangat menyakitkan
Kembali air matanya mengalir bersama kucuran air shower.
Tapi ia sadar sudah tidak ada gunanya ia tangisi karena tak akan mengembalikan kehormatannya.
Semua sudah terjadi.

Dia merasa jadi wanita menyedihkan yang kabur pada hari pernikahannya demi bertemu kekasihnya tapi harus diperkosa oleh majikannya sendiri.

Ahhhh.
Ini sangat tak adil. Bahkan kekasihnya itu tak sekalipun menyentuhnya. Jangankan berhubungan badan bibir Ningrum pun masih suci tak terjamah.

Dulu bergandengan tangan dan dikecup keningnya oleh Janu sudah merupakan hal yang sangat mendebarkan oleh Ningrum.
Tapi sekarang???

Maafkan aku mas Janu.

***

Ningrum ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang