15

19.1K 659 76
                                    


Tok
Tok
Tok
Dengan semangat Siti mengetok pintu Rumah dokter Reza. Ningrum bersembunyi di belakang punggung ibu Yayuk yang sedang mengipas-ngipas mukanya karena kegerahan.

"Dokter!!!!buka pintunya Dokter!!!!" Teriak Siti .

Tok
Tok
Tok

"Dokter___"

Siti mengayunkan kepalan tangannya lagi ke arah pintu tapi saat tangannya hampir mendarat pintu itu sudah di buka oleh Reza

"Ada apa mbak? "Tanyanya tetap sopan meskipun tamunya sedikit rusuh. Lelaki itu memasukkan satu tangannya di saku celana katun pendek  yang di padukan dengan kaos polo warna biru laut.

Merasa takjub Siti mengerjapkan mata berkali-kali.

"Oh__anu" entah kenapa  mulut Siti jadi gagu saat berhadapan langsung dengan  Reza. Makian yang sudah ia susun rapi dalam kepalanya   mendadak buyar bersamaan dengan keluarnya wajah tampan dari rumah itu.

" Ibu ndoro. Ibu saja yang bilang" ucapnya mundur ikutan bersembunyi di belakang  majikannya .

Reza menelengkan kepala,melongok Ningrum yang menunduk juga di belakang ibu Yayuk

"Rum,kamu kenapa disitu?" Lelaki itu ikut keluar menghampiri Ningrum yang sudah gemetar ketakutan.

"Dokter Reza sebaiknya kita bicarakan masalah ini di dalam saja" Majikan Siti menginterupsi dengan gaya  sok bijaksana.

Meskipun masih bingung tapi Lelaki itu manggut-manggut sambil mempersilakan tamunya masuk dan duduk di ruang tamu .

"Maaf ini ada masalah apa Bu?" Reza merasa heran  melihat wajah seram Bu Yayuk beserta wajah ketakutan Ningrum yang duduk di samping majikan Siti.

"Dokter jangan pura-pura amnesia. Eh" Siti langsung menutup mulutnya,mendapat cubitan dari majikannya.

"Dokter  Reza harus tanggung  jawab Dok " ucap bu Yayuk tegas.
Lelaki itu terperanjat.

"Maksudnya ? Bertanggung jawab pada siapa?"

"Jangan pura-pura tidak tahu Dok jelas saja pada Ningrum. Gadis ini hamil setelah Dokter ancam dan Dokter  lecehkan!" Jawab wanita paruh baya itu dengan wajah keras  dan marah. Tangannya menggenggam tangan  Ningrum yang gemetaran.

Lelaki itu melirik  sekilas ,lalu mengusap wajahnya  yang mulai tegang.

" Maaf bu,ini masalah pribadi saya dan Ningrum. Bisa kami bicara berdua saja"
Ucapnya tegas lalu menatap Ningrum yang masih menunduk takut.

"Rum,kita bicarakan berdua saja  Rum"bujuknya pada gadis itu. Tapi gadis itu menolak ,menggeleng,mengeratkan tangannya pada lengan Bu Yayuk.

"Dokter jangan memaksa Ningrum!!!. Pasti dokter mau ngancam dia lagi kan. ???Dokter itu lelaki terhormat. Apa tidak malu berbuat asusila pada gadis polos seperti Ningrum???!" Ucapnya sambil menyenderkan badannya yang lebar ke punggung sofa dengan dagu terangkat.

"Ibu ini masalah pribadi kami. Jadi tolong dengan hormat jangan ikut campur !" nada suaranya naik satu oktaf.

"Tidak!! Ningrum sudah mempercayakan masalah ini pada saya. Mana tanggung jawab Dokter?? !" Wanita itu tak kalah bersuara nyaring.

"Saya harus tanggung jawab apa?!"

"Nikahi dia Dok!" melirik Ningrum dengan sudut matanya ,lalu mengayunkan kipas batik nya menghalau panas. Ac di ruangan tak cukup mempan menghalau panas pada tubuhnya terlebih hatinya sedang mendidih.

"Saya sudah menikah!"

"Saya tahu Dokter sudah menikah ,tapi nikahi Ningrum Dok! dia sedang hamil saat ini"

Ningrum ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang