4 .

35.8K 669 17
                                    

Suara alarm membangunkan Ningrum dari mimpi panjangnya. Dia meregangkan otot lalu bergegas ke kamar mandi untuk mandi mempersiapkan hari.

Sedikit cemas akan kejadian semalam membuat dia enggan untuk keluar kamar.
Menggosok-gosokkan telapak tangan di depan dada untuk mengumpulkan semangat dan tenaga.
Dia harus semangat. Dia harus kuat menerima apapun keputusan Reza pagi ini. Entah dia mau memecat atau masih mempertahankan  dirinya dia harus menerima dengan lapang dada.

Ningrum memasak berbagai macam masakan di dapur. Kulkasnya masih penuh karena kemarin dia belanja di tukang sayur yang mangkal di depan rumah .
Segelas susu tak lupa ia hidangkan di atas meja.
Jam tujuh lewat lima belas menit masakannya sudah komplit terhidang
di atas meja.

Gadis itu membereskan dapur sambil matanya sesekali melirik ke lantai atas _kamar majikannya.
Hening. Tak ada pergerakan. Apakah mungkin majikannya kesiangan?

Dia akan naik ke atas untuk membangunkan. Tapi otak kecilnya malah melarangnya.
Apakah sopan membangunkan majikan? Nggak itu nggak sopan!
Tapi jika tidak dibangunkan takutnya tuannya memang kesiangan.
Ah .Ningrum bingung minim pengalaman,karena baru kali ini dia menjadi ART .

Mengendap dia naik ke atas lalu diketuk pintunya, tak ada sahutan sama sekali.
Apa mungkin  tuannya pingsan?
Sekali lagi dia ketuk tapi tak ada perubahan. Dia beranikan memutar gagang pintu dan mendorongnya.
Kosong.
Deg.
Kemana lelaki itu?

Tapi tak lama dari itu pintu kamar mandi terbuka menampilkan sosok Reza di sana dengan rambut basah  Dada shirtless dan handuk melilit di pinggang. Lelaki itu diam mematung dengan kaku menghadap Ningrum dengan mata membola.

"Kyaaaaaaaa" Ningrum menutup mata dan berlari keluar dari kamar itu dengan panik dan muka memerah.

Sampai di dapur gadis itu minum air putih sebanyak-banyaknya  untuk menenangkan hatinya.

Dia sangat kaget bukan main.
Bukan hanya karena melihat dada Reza yang telanjang,tapi dia juga melihat sesuatu di bawah perut lelaki itu mencuat dari balik handuknya.

Ahhhhhh.
Ningrum sangat shock.  Tidak mau naif dia tau yang dia lihat tadi adalah puncak gairah lelaki. Dia tahu.
Bukan karena dia pernah melihatnya langsung atau menonton Video.
Tapi dia memelihara kambing di rumahnya  dan saat kambingnya kawin pasti  dia melihat puncak gairah kambing  yang mencuat seperti milik tuannya. Yah meskipun tertutup handuk sekalipun dia tahu yang dia lihat tadi apa.

Berkali-kali dia menggeleng-gelengkan kepala mengusir pikiran kotor yang sedang berputar dalam otaknya.
Tapi suara langkah kaki menuruni tangga,membuat dia tercekat.dia  sedikit menoleh dan  melongok  ke atas.

Lelaki itu dengan wajah dingin dan kaku  berlalu tanpa meliriknya ataupun   menegurnya sama sekali. Melenggang ke pintu keluar seolah Ningrum tak terlihat.

"Tu_ tuan"gadis itu mengejar majikannya sampai pintu garasi

"Aku __sudah bikin sarapan"  ucapnya setengah tersengal karena harus berlari  mengejar Reza.

Tapi lelaki itu bergeming. Melihat sebentar lalu membuang muka dan masuk ke dalam mobil dan membawa mobilnya keluar menembus jalanan kota

Eh?
Maksudnya apa ya kok jadi aneh gini?

Dia marah sama aku? Pasti tapi kenapa malah aku di diamkan begini?
Harusnya kan dia marah- marah bentak-bentak atau gimana tapi....
Aku seperti ndak di anggap ada.
Apa maksudnya itu kode ,jika dia ndak mau melihat mukaku dan mengusirku secara tidak langsung?

Ah haruskah aku pergi?tapi aku harus pergi kemana? Uang pun aku tak punya.

Ningrum mengacak-acak rambutnya yang panjang. Dia terlalu pusing hari ini.
Dia akhirnya mengambil keputusan ,nanti sore saat majikannya pulang dia akan bertanya apakah masih boleh tinggal dan bekerja di rumah ini. Ya. Dia akan menekan harga dirinya serendah-rendahnya jika lelaki itu akan mengusirnya. Dia akan meminta maaf dan memohon agar diizinkan tinggal disini selama satu bulan.
**

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam tapi majikannya belum juga pulang. Sore ini sengaja Ningrum masak sedikit agar makanannya tak terbuang percuma seperti semalam dan pagi tadi.

Berkali-kali dia lihat jam,tapi tak juga ada perubahan. Dia menyeret badannya ke kamar,merebahkan diri.
Mau menyetel televisi yang ada di kamarnya tapi  batere remotnya habis.
Mau menyalakan tv yang di ruang depan dia nggak bisa menyalakannya soalnya tv-nya lain dengan tv dikampung,_tv raksasa dengan banyak remot dan banyak kabel di sana  sini sehingga membuat ia bingung dan takut  untuk menyentuhnya.

Akhirnya pikirannya menerawang  , membayangkan hal indah yang pernah ia lewati bersama mas Janunya saat masih bersama sekolah dikampung.
Entah mengapa membayangkan lelaki itu malah melenakan matanya. Dia meringkuk terpejam. Dan dia ketiduran tanpa menunggu tuannya pulang.

**
Suara alarm jam beker di atas nakas samping tempat tidur kembali membangunkannya.
Deg
Sudah pagi. Dan dia tertidur. Astaga. Lalu bagaimana tuannya semalam? Apakah dia pulang?Bagaimana bisa dia  masuk ke dalam rumah? Karena dia mengunci pintunya dari dalam.

Ningrum hendak beranjak  pergi dari kamar menuju ke kamar majikannya ,tapi...

"Akhhhh"
Dia merasakan nyeri pada ujung dadanya.
Sedikit heran  dia membuka kancing piyama nya.

Deg
Apa ini?? Dadanya ada bercak merah keunguan.
Nafasnya memburu. Ini seperti yang sering orang kampungnya bilang.
Dijilat setan.
tapi.. dia segera berlari ke depan cermin.
Bercaknya tidak hanya satu tapi tiga? Bukan ini bukan dijilat setan.
Ini seperti .... Cupang.  Tanda merah yang sering  bu Kumala gunjingkan saat sedang mandi di umbul. Oh astaga!!!!!

Siapa yang melakukannya?
Pikirannya mengarah pada satu orang.
Meskipun tak yakin dia berlari ke luar menuju lantai atas .
Mengetuk pintu tanpa ada sahutan .
Dia dorong pintu itu.
Kosong.
Dia longok kamar mandi juga kosong.
Deg.
Tuannya tidak pulang semalam.
Jadi siapa yang sudah melakukannya.?

Otaknya malah merekam percakapannya dengan mbah Minto beberapa bulan lalu saat nenek-nenek itu mengaku pernah di setubuhi setan waktu mudanya.

Deg.
Disetubuhi?
Reflek dia gerakkan pinggulnya,demi merasakan hal yang janggal pada selangkangannya.
Tapi dia tidak merasakan apa-apa. Berarti dia belum sempat disetubuhi.
Eh? Belum sempat??

Jantungnya berpacu sangat kencang lalu dia segera mandi membersihkan diri setelahnya menuju dapur  membawa beberapa siung bawang putih dia letakkan di atas nakas tempat tidur dan di atas pintu  dan jendela.
Konon bawang putih ampuh untuk mengusir makhluk gaib.

Masih dengan raut bingung memikirkan siapa pelaku begal te**, Ningrum membersihkan rumah dan berbenah. Pikirannya malah membawanya kepada majikannya.
Kemana tuannya pergi semalam. Ini mungkin salahnya karena ketiduran dan mengunci pintu .

Satu masalah kemarin belum kelar ini malah Ningrum nambah satu masalah lagi. Dia merasa sangat bodoh.

Ah bagaimana ini. Haruskah dia datang ke klinik dan minta maaf?

***

Ningrum ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang