9.

26.2K 593 16
                                    

Gadis itu terpaku di depan kamar majikannya. Bimbang antara harus mengetuk atau harus kembali ke kamarnya.
Memasuki kamar itu mengingatkannya akan  kejadian semalam. Masih terasa ngilu  rasanya dibawah sana.
Dia memundurkan kaki selangkah .
Bodoh jika dia harus masuk ke kamar itu. Sama saja dia bunuh diri,tapi jika dia tidak mengindahkan perintah lelaki itu dia juga takut dengan ancaman tegas mata Reza,apalagi foto  itu....

Ningrum menelan ludah kasar saat tiba- tiba Reza membuka pintu kamarnya  dengan handuk melilit  di pinggang . Sepertinya lelaki itu habis mandi,terlihat rambutnya yang masih setengah basah dengan beberapa tetes air membasahi lehernya.

"Udah pernah lihat kan? Kenapa kaget gitu?" Goda Reza menaikkan satu alisnya  saat melihat Ningrum terpaku dengan muka merah.

" Apa mau kabur lagi seperti waktu itu?" Lelaki itu menambahi . Muka ningrum makin merah dibuatnya .
Merasa malu bercampur  takut dia berniat kabur .

Baru mau berbalik tangan Reza yang dingin menarik tangan Ningrum hingga gadis itu kaget dan terhuyung masuk dalam pelukannya.

"Mas "ucapnya lirih saat lelaki itu  menariknya duduk dalam pangkuannya.Ningrum  merasa kurang nyaman dengan posisinya seperti ini karena ada yang mengganjal di bawah sana .
Dia mengangkat badannya hendak berdiri tapi Reza menahannya kuat hingga terasa tusukan kuat dibawah sana.

" Nurut Rum,saya nggak akan kasar kalo kamu nurut" dia membelit perut Ningrum . Gadis itu menelan ludah nya kasar. Bagaimanapun dia masih takut kejadian semalam terulang lagi .

"Wangi banget habis mandi juga kah?" Dia mengendus2 rambut hingga ke badan-badan hingga gadis itu risih.

" Geli  mas"  ucapnya pelan.lelaki itu membaringkan Ningrum di tempat tidur,lalu dia memposisikan diri di atasnya. Tangannya merambat naik  dan mulai meremas bulatan kenyal favoritnya .

" Engh__Katanya engga minta hadiah? " Gadis itu mengingatkan Reza akan janjinya sore tadi,  Mungkin itu bisa jadi senjata Ningrum untuk menolak majikannya.

Seketika muka lelaki itu berubah  masam  lalu menghembuskan nafas berat.

"Pegang doang kok"  jawabnya kemudian   tanpa menunggu jawaban Ningrum langsung melanjutkan aksinya lagi .

Kalau sudah begini Ningrum bisa apa?

"Jangan digigit lagi"

"Hem"jawabnya  sambil terus  menghisap dada Ningrum ,tapi tangan satunya bergerilya mencari favoritnya yang lain lagi menelusup  masuk ke dalam rok Ningrum.

" Enghh___  Mas udah janji" sergah  gadis itu setengah mendesah  sambil memegang tangan Reza. Dia mengutuki bibir lancangnya yang tidak bisa menahan desahan memalukan itu.

"Ini juga megang doang" jawabnya mulai kesal,dengan mata memicing. Melihat tuannya kesal Ningrum akhirnya diam saja membiarkan tangan  Reza  merayap kemana-mana sesuka hatinya.

"Mas, pelan pelan akhhh" tapi lelaki itu tak perduli malah menciumi bibir gadis itu agar tidak protes lagi.
Gadis itu meronta ,tapi Reza tak melepaskannya tetap melumat bibirnya . Satu tangan masih aktif keluar masuk  di dalam inti Ningrum satu lagi meremas dadanya.
Sekali lagi gadis itu berontak bahkan dia mendorong dada lelaki itu. Tapi yang didorong sekeras batu.
Akhirnya ia gigit bibir Reza agar mau berhenti.

"Awww,kok gigit sih??"   Protesnya kesal sambil melotot, menghentikan tangannya sebentar tanpa berpindah posisi.

"Pengen pipis Mas" gadis itu berusaha bangun ,tapi Reza tetap menahannya.
Mendengar jawaban gadis itu Reza malah  tersenyum smirk lalu melanjutkan aksinya lagi dengan tempo lebih cepat  dengan bibir berpindah melumat  puncak dada Ningrum.

Ningrum ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang