Selamat Membaca!🌤
Lagu Story of my life by One Direction mengalun melalui earpod ke telinga Vanya. Matanya terpejam sembari bersandar di kursi mobil penumpang di belakang.
Jika ditanya ia sedang bersama siapa? Jawabannya adalah Arga. Dan kenapa tak duduk di depan? Jawabannya karena keberadaan seorang gadis cantik jelita yang membuat Arga tak berhenti tersenyum. Vanya mendengus kesal. Perutnya sedang melilit sakit tapi terpaksa untuk ikut ajakan pemuda itu.
"Perut lo masih sakit? Kebetulan gue bawa obat nyeri haid. Lo mau minum?" tanya Dinda kala mendengar dengusan Vanya.
"Gak usah, makasih. Gue cuma pengen rebahan aja," jawab Vanya.
Arga melirik ke arah kaca di atasnya. "Udah baik gue ajak lo keluar rumah. Lo gak suntuk di dalam kamar terus?"
"Apasih yang lo tau. Seneng banget perasaan bikin gue emosi hari ini." Vanya menjawab kesal.
"Y-ya gak gitu, Nya. Hari ini gue udah kena jambak. Minta maaf kek."
"Ck, iya maaf." Vanya membuang muka ke samping memandangi jendela.
"Nah gitu. Jangan emosi mulu. Ngerugiin orang lain tau gak. Lo bisa aja jambak atau nyakar orang selain gue."
Vanya menatap Arga dengan tatapan menusuk. "Hari ini mending lo gak usah ngomong sama gue deh, Ar. Tolong."
Saat Arga akan menyahut, tangannya digeplak agak keras oleh Dinda. "Arga udah ih. Jangan gangguin Vanya mulu."
Setelah itu Arga benar-benar bungkam.
Vanya mengotak-atik ponselnya lalu menelpon seseorang.
"Baraa..." panggil Vanya dengan nada manja.
"Iyaa Vanyaaa..."
"Lo lagi dimana?"
"Di panti asuhan."
"Ngapain?"
"Biasa... Kegiatan kampus."
"Kalau lo lagi dimana? Kok kaya bete."
"Lagi di jalan, mau makan. Tau gitu gue ikut lo aja."
"Hahaha yaudah lain kali deh."
Arga sekilas menengok ke belakang. Ia kenal Bara. Salah satu teman Vanya. Jika cara bicara Vanya yang manja dan tidak ngegas itu terdengar, pasti dengan Bara orangnya.
"Lo udah makan?" tanya Vanya.
"Udah barusan."
"Tumben. Biasanya lo lupa makan siang."
"Ada Pricilla di sini. Gue gak mungkin lupa makan."
Vanya tersenyum. "Pricilla calon tunangan lo?"
"Iya. Ini dia lagi di samping gue."
"Eh, dia cemburu gak sih gue telpon lo begini?"
"Ya enggak lah. Ngapain dia cemburu sama adek gue. Lo mau ngomong sama dia?"
"Dih siapa juga yang mau jadi adek lo. Gak ah, gue grogi kalau ngomong sama calon tunangan lo. Suaranya aja cantik banget."
"Hahahaha dia denger. Ada Arga kan disitu? Titip salam ya."
"Hmmm. Gue masih kesel sama dia."
"Udahh jangan sering-sering berantem."
"Gak janji deh. Yaudah ya gue tutup. Byee..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just The Way You Are
Ficção AdolescenteArga Leo Raskal. Tetangga samping rumah yang kerjaannya merecoki hidup Vanya itu tampak sempurnya. Ibu-ibu yang suka bergosip di tukang sayur menjulukinya, "Mas Arga anaknya bu dokter Dyah yang cakep, sopan, ramah, baik hati dan rajin menabung." I...