Warning, typo berceceran di mana-mana, jadi kalo nemu typo, tolong kasih tau, ya, Ehehehe;^
Voment nya diantos tsayyಥ‿ಥ
Follow ig & WP. nrlfh_25
Follback? DM, yaa!
Happy reading (๑'ᴗ')ゞ
______________________________________________"Rel, bokap sama nyokap lo ke luar Negri lagi?" Pertanyaan yang ke luar dari mulut Jason itu berhasil membuat Ervin, Adya dan Dafa beralih menatap Carel.
Carel mengangguk dengan pandangan yang masih ia fokuskan pada layar handphone.
Jason melayangkan tubuhnya ke atas sofa, cowok itu menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa dengan tangan yang ia lipat ke belakang. "Gilak, orang tua lo mabuk dunia banget, Rel."
Carel menyunggingkan sudut bibir kananya, miris. Namun, tatapannya masih tidak beralih dari layar ponsel.
"Ngomong-ngomong ... kasian, ya, si Amara." Dafa meletakkan ponselnya di atas meja, laki-laki itu mengambil kotak berisikan nastar kering rasa strawberry yang terletak di depannya.
" Kasian, kenapa?" Tanya Adya, hal itu sontak membuat Jason menjitak jidat Adya dengan tidak berperikemanusiaan.
Adya meringis sambil mengelus kepalanya yang terasa panas akibat jitakan dari Jason. "Woi, Jason! Lo ada dendam terpendam apa bagemane!?"
"Heh, Agus! Lo bego apa idiot, hah!?" Jason mengangkat sebelah kakinya ke atas sofa, laki-laki itu memiringkan badannya agar berhadapan dengan Adya.
" NAMA GUE ADYA! ADYA AGUSTIAR. BUKAN AGUS!" Cerca Adya, tidak terima. Ia paling anti kalo harus dipanggil Agus. Bagi Adya, nama Agus itu terlalu kuno, tidak cocok dengan wajahnya yang tamvan macam artis Korea.
"Lah, gue bener, kan? Nama lo ada Agus-Agusnya."
Ervin melayangkan dua bantal kecil sekaligus, tepat mengenai wajah Jason dan Adya. Cowok itu sudah cukup sabar menyaksikan keributan antara Adya dan Jason karena hal sepele yang tidak berguna. Ervin tersenyum dengan penuh kemenangan saat melihat kedua sahabatnya mengaduh kesakitan.
" Berisik, lo berdua. Kalo mau ribut, sono ke lapangan. Jangan di rumah orang!" Tekan Ervin.
Sambil memasukkan satu kue nastar ke dalam mulutnya, Dafa kembali bersuara lagi, "kayaknya ... selain di bully di sekolah, orang tua Amara juga bangkrut, deh. Jadi penderitaannya bertambah dua kali lipat."
Semua orang yang berada di sana menatap Dafa dengan penuh tanda tanya. Pasalnya, keluarga Amara termasuk salah satu keluarga yang memiliki banyak perusahaan dan saham di seluruh Indonesia. Bukan hanya itu, mereka juga memiliki beberapa perusahaan di luar Negri. Jadi, tidak mungkin keluarga Amara bangkrut tanpa ada berita apa-apa di televisi.
" Ngawur, lo, Daf. Mana mungkin keluarga Gavriel bangkrut. Mustahil banget, coy!" Ucap Adya, membuat semuanya menganggukan kepala, setuju.
Dafa menghela napas sesaat, ia kembali melanjutkan ucapannya, "suer, dah, gue gak, boong! Nih, ya, buktinya aja, tiap pagi Amara berangkat sekolah naik angkot."
" ANGKOT!?" Teriak mereka bersamaan, kecuali Carel yang hanya terdiam sambil berpikir. raut wajah ke-tiga laki-laki yang tengah duduk santai di atas sofa itu seketika berubah menjadi sangat shock. Mendengar seorang Amara Shannon Gavriel, menaiki angkot, adalah hal yang sangat di luar nalar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amara
Teen FictionCover by : Reca "Takdir mengubahku, membunuh hati dan empati. Membuatku menjadi sosok yang 'tak terkendali." Dia, Amara. Gadis cantik pembawa bahagia. Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena sebuah derita yang 'tak mengenal akhir cerita. Amara...