Jika hadirmu hanya untuk hilang, lebih baik jangan pernah datang.
_Carel Alister Lawrence_
"SEKALI PUTARAN, SETENGAH PUTARA, HUKUMAN SI CAREL TINGGAL LIMA BELAS PUTARAN. MUTER-MUTER DI LAPANGAN, BILAS, MUKANYA ILANG." Adya berteriak menyemangati Carel yang masih berlari memutari lapangan, laki-laki itu berjingkrak sambil mengangkat tangannya ke udara, penuh semangat empat lima.
" APAAN, ANJIR? KAGAK NYAMBUNG!" Sembur Dafa.
"SERAH GUE, LAH. PROTES BAE, LO, DETERJEN!" Setelah mengatakannya, Adya kembali bersorak. Lelaki itu tidak menghiraukan suara Dafa yang memprotesinya.
Bukan hanya Adya, teriakan Jason juga tidak kalah hebohnya. Kedua lelaki yang bernotabene sebagai sahabat kentel Carel itu terus bersorak tanpa henti sejak Carel mulai menjalani hukumannya.
Carel lagi-lagi menggeleng, malu. Memiliki teman-teman pro aktif seperti mereka berhasil membuat Carel untuk tak pernah absen menanggung rasa malu atas kelakuan tidak terduga yang selalu mereka lakukan, seperti sekarang contohnya. Namun, karena Carel adalah sosok yang baik hati dan dermawan, hal itu tidak menjadi masalah besar bagi Carel. Carel tetap bersedia menerima mereka sebagai teman satu tongkrongannya.
"Berisik." Lagi, hanya kata itu yang dapat Carel gumamkan dari bibirnya. Untuk yang kesekian kalinya, Carel mendapatkan tatapan keheranan dari banyak pasang mata yang kebetulan berlalu-lalang melewati area lapangan. Carel tidak memedulikan hal itu, ia kembali memasang wajah dingin dan segera menyelesaikan hukumannya.
Tiga orang perempuan berseragam SMA Sriwijaya berlari dengan tergesa, ketiga cewek itu berhenti tepat di dekat keempat sahabat Carel berada. "SAYANG, SEMANGATT!" Aileen berteriak sesaat setelah memoles bibirnya menggunakan lipstik berwarna merah yang selalu ia bawa ke manapun dirinya pergi.
Semua orang yang berada di area itu menjadikan Aileen sebagai pusat perhatian, tidak terkecuali Carel yang tengah menjalani hukuman. Bagus sekali, sekarang Carel semakin dibuat malu sekaligus jengkel dalam waktu bersamaan saat mendengar suara dari seorang dedemit yang tidak pernah ia harapkan kehadirannya.
"SAYANG, KALAU KAMU CAPEK, BERHENTI DULU! AKU BAWAIN AIR MINERAL DINGIN SAMA RISOL ANGET BUAT KAMU!" Aileen berteriak kecentilan.
"HEH, ALIEN! GUE GAK SALAH DENGER, KAN? LO YANG BENER AJA, DONG! MASA ORANG ABIS NGELILINGIN LAPANGAN BERPULUH-PULUH PUTERAN LO SURUH MAKAN GORENGAN SAMA AIR DINGIN!? LO MAU BUNUH BESTIE GUE, HAH?" Dafa menggebu-gebu, bisa-bisanya makhluk astral ini? Datang tanpa diundang sambil bawa makanan dan minuman yang tidak baik untuk kesehatan Carel. Kalau Carel terkena penyakit mematikan bagaimana? Siapa yang akan tanggung jawab?
Jason mengangguk, cowok itu setuju pada perkataan sahabatnya. "Kasian banget si Koral, punya calon bini sesatnya naudzubillah."
" Berisik, lo berdua! Tau apa, lo, soal kesehatan? Anak IPA aja bukan!" Sentak Aileen.
Adya mengela sambil menggeleng. Laki-laki itu berjalan mendekati Aileen, ia berkecak pinggang. " Emang harus anak IPA aja, ya, yang tau soal begituan?" Tanya Adya.
"Diem, lo! Orang miskin gak usah ikut-ikutan!"
Mulut Dafa membulat, ia menggulung lengan bajunya lalu bersiap untuk menghajar perempuan di hadapannya itu. Sungguh, Dafa paling tidak suka pada siapapun yang berani menyinggung perasaan salah satu di antara semua sahabatnya, terutama Adya yang merupakan teman terbaiknya. "DASAR CEWEK GAK PUNYA ETIKA! GAK PUNYA TATA KRAMA! KALO BUKAN CEWEK, UDAH GUE HAJAR, LO, SAMA ANTEK-ANTEK LO ITU!" Dada Dafa naik turun, ia tidak jadi menghajar Aileen lantaran Adya segera menghadang aksinya. Alhasil, Dafa hanya bisa menghujani Aileen dengan kata-kata ancaman semacam tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amara
Novela JuvenilCover by : Reca "Takdir mengubahku, membunuh hati dan empati. Membuatku menjadi sosok yang 'tak terkendali." Dia, Amara. Gadis cantik pembawa bahagia. Namun, hal itu tidak berlangsung lama karena sebuah derita yang 'tak mengenal akhir cerita. Amara...