Haruto pulang terlambat. Hari ini Yedam si ketua kelas mendadak menginfokan jadwal latihan sepak bola yang dimulai hari ini juga. Hari ini hari pertama masuk sekolah semester ganjil. Haruto sudah kelas XI.
Pemuda itu berjalan dengan malas menyusuri kompleksnya. Haruto tidak suka naik kendaraan pribadi, lebih suka jalan kaki dan menaiki angkutan umum.
Haruto bukan juga siswa yang cerdas di kelasnya. Yedam si ketua kelas yang sering menyabet peringkat satu, ada lagi si jago matematika Yoshinori. Haruto memutuskan ikut ekskul olahraga itu juga karena terpaksa. Setiap siswa wajib memilih satu ekskul. Main sepak bola pun, Haruto tidak jago. Meski begitu, Yedam selalu memasukkannya di tim utama karena mereka berteman sejak lama, begitupun dengan seluruh anggota tim sepak bola yang isinya teman kelasnya semua.
Semua tubuh Haruto sakit rasanya setelah latihan tadi. Setelah menjalani belajar dari rumah selama setahun lebih, Haruto sama sekali tidak pernah berolahraga. Giliran masuk sekolah tatap muka untuk pertama kalinya, malah langsung diminta bermain bola bagaimana tubuh Haruto tidak remuk redam.
Belum lagi untuk membuat semangat tim, tadi Yedam membuat taruhan bagi yang kalah untuk traktir makan siang sepulang sekolah besok. Sialnya itu bukan taruhan tim, karena permainannya adalah tendangan adu penalti individu. Dan Haruto kesal. Dia kalah.
Pemuda itu bermaksud berbelok ke arah mini market kompleks untuk membeli koyo ketika sepasang pemuda yang bersikap kurang ramah menahan Haruto. Awalnya Haruto berpikir mereka akan memalak atau sejenisnya, ternyata Haruto diminta untuk membelikan mereka rokok. Yah, tidak jauh beda karena untuk membelinya tetap menggunakan uang Haruto.
Tidak ingin mencari masalah dengan keadaannya yang seperti sekarang, ditambah dirinya memang bermaksud masuk toko, Haruto mengiyakan dan menguruh mereka menunggu. Bukannya penakut, Haruto memang tipe yang paling malas cari ribut.
Pemuda itu berjalan menyusuri rak rokok, mengambil barang yang dibutuhkannya dan menuju kasir.
"Ada tambahan?" ujar penjaga kasir yang bagi Haruto mungkin gadis ini seumuran dengannya. Sayang sekali bukannya sekolah malah bekerja di balik meja kasir.
Teringat sesuatu, Haruto kembali ke deretan rak untuk mengambil koyo.
Gadis penjaga kasir dengan lincah menghitung total belanjaan. Mata Haruto masih mengamatinya yang memiliki wajah blasteran dengan rambut pirang panjang. Perhatiannya buyar ketika gadis itu mengasurkannya belanjaan ke Haruto. Pemuda itu kemudian mengeluarkan kartu kredit untuk membayar dan keluar dari toko.
Dua pemuda di luar sana tersenyum melihat Haruto mendekat. Jangankan berterima kasih, kedua pemuda itu langsung mengambar kantong kresek di tangan Haruto. Untung saja koyo sudah dimasukkan ke saku seragam.
BRUKK!!!
"Bocah sialan!"Baru beberapa langkah Haruto melangkah, sesuatu dilempar ke arah punggungnya dengan keras disertai umpatan dari kedua pemuda tadi.
Apa yang salah? Pikir Haruto. Rasanya merknya sudah tepat.
Ketika Haruto melihat benda yang barusan dilempar ke punggungnya, Haruto terbelalak. Bukannya rokok, melainkan sebuah kotak susu coklat di sana.
Cewek sialan!
Tak perlu berpikir panjang, pemuda ini pasti akan memberinya pelajaran, Haruto mengambil langkah berlari secepatnya meninggalkan kedua pemuda yang juga langsung dengan sigap mengejar Haruto.
Hari ini memang sial. Selain tubuhnya yang sangat kesakitan, dia malah masih harus berlari menghindari amukan orang tidak dikenal.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Treasure [END]
Fanfictiona story of how i found you Genre: Romance, School, Fanfiction AU Rate: PG-13 Pairing: Haruto Treasure X Lisa Blackpink