Lisa masih sibuk mematut dirinya depan cermin. Berputar 360° untuk melihat apakah dirinya sudah cantik atau belum. Rambutnya digerai indah dengan poni terbelah sedikit. Seragamnya sengaja disetrika hingga mulus tanpa cela. Tas baru hadiah dari Mamanya yang akhirnya dipakai juga padahal katanya ketika pindahan tidak suka. Sepatu yang lebih feminim bukannya converse lusuh, dan tidak lupa make up tipis untuk menyempurnakan penampilannya.
Katanya ketika seseorang sedang jatuh cinta, maka dia akan lebih memperhatikan penampilan.
"Lis, udah hampir setengah tujuh, loh!"
Mamanya berteriak dari lantai bawah. Papanya sudah berangkat ke toko sejak pukul 5 subuh bersama Mamanya, tapi Mamanya akan pulang kembali untuk menyiapkan sarapan untuk Lisa. Gadis itu sudah sering menolak dan mengatakan dia bisa melakukannya sendiri, tapi orang tuanya tidak ingin anak semata wayang mereka merasa seperti tidak diperhatikan dan diurusi karena kesibukan. Toh, mereka bekerja juga demi Lisa, tentu saja kebahagiaan Lisa yang terutama.
Ketika Lisa turun dari kamar, langkahnya terhenti dan hampir saja terjatuh jika tidak sedang berpegangan.
Di depannya, tepatnya di meja makan, sudah ada Haruto dengan seragam rapih duduk tenang berhadapan dengan Mamanya. Pemuda itu juga melihat Lisa dan melempar senyum termanis yang pernah Lisa lihat. Kaki Lisa serasa meleleh melihat itu.
"Kok malah bengong, Lis. Ayo, sini sarapan bareng."
Lisa beralih menatap Mamanya sejenak sebelum kembali beradu tatapan dengan Haruto. Pemuda itu kemudian bangkit dari duduknya dan menggeser kursi untuk Lisa.
Ya tuhan...
Lisa tidak kuat jika diperlakukan seperti ini terus oleh Haruto.
Di depan Lisa, Mamanya terlihat senyum-senyum penuh arti. Sejak lahir hingga usia remaja, Lisa belum pernah dekat dengan laki-laki karena sibuk membantunya bekerja. Meski sering merasa kasihan dengan keadaan Lisa, Mamanya juga tentu tidak ingin memaksa Lisa dekat dengan laki-laki jika Lisa sendiri yang menolak. Sekarang, melihat Haruto ada di sini dan bagaimana Lisa bersikap, Mamanya bersyukur Lisa akhirnya bisa bergaul juga dengan anak laki-laki. Apalagi Haruto kelihatannya anak baik-baik dan perhatian.
"Cantik banget anak gadis Mama."
Lisa tersipu bukan main mendengar itu.
"Apaan sih, Mama!"
Wajahnya tertunduk malu.
"Kenapa malu? Mama kamu cuma berusaha ngomong jujur."
Lisa melempar tatapan kesal, tapi Haruto malah terlihat saling tersenyum dengan Mamanya. Sejak kapan mereka dekat?
Bahkan selama sarapan, keduanya saling mengobrol akrab seakan Haruto bukan anak remaja SMA. Pemuda itu mampu berinteraksi dengan baik bahkan dengan ibu-ibu sskalipun. Lisa justru berakhir diabaikan selama kegiatan sarapan. Mama dan pacarnya malah lebih akrab.
Lisa hampir tersedak karena baru tersadar akan itu.
Pacar?
Dan ketika dia melirik pemuda di sampingnya, Haruto juga menatapnya lagi-lagi dengan senyum manis. Tangannya kemudian terangkat dan membersihkan sudut bibir Lisa. Mamanya di seberang melempar senyum gemas.
Dari situ Lisa yakin, hatinya sedang dalam bahaya.
***
"Hati-hati di jalan. Belajar yang serius."
Lisa baru ingin menjawab ketika Haruto tiba-tiba menggandeng tangannya dan berbalik tersenyum ke Mamanya duluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Treasure [END]
Fanfictiona story of how i found you Genre: Romance, School, Fanfiction AU Rate: PG-13 Pairing: Haruto Treasure X Lisa Blackpink