Dua

1K 168 1
                                    

Lisa memarkir sepedanya dengan mulus. Udara di sekitar sekolah barunya sangat segar dan sejuk dengan pohon di mana-mana. Bersyukur Lisa disekolahkan di sini.

Dengan langkah penuh semangat, gadis itu berjalan mencari ruang guru untuk bertemu wali kelasnya.

"Anak baru, yah?"

Seseorang menegurnya. Ah, Lisa ingin mengatakan satu hal tentang kesan pertama memasuki gedung sekolah. Tidak satupun siswa ataupun siswi yang ada di sini melainkan tampan dan cantik. Ada apa dengan seleksi jalur visual?

Lisa mengangguk mendengar pertanyaan itu, dan pemuda yang memperkenalkan dirinya bernama Jihoon mengantarkan Lisa dengan sukarela menuju ke ruang guru.

Sepanjang perjalanan pemuda ini tidak pernah kehabisan bahan obrolan. Semua hal diceritakannya dengan semangat. Denah sekolah, ekskul, kelas unggulan, program unggulan, pelajar berprestasi, beasiswa luar negri, semua hal hingga menu YG High School yang menurutnya paling enak di seluruh sekolah satu kota.

"Kok tahu aku anak baru?"

Jihoon melempar senyuman plis deh, meremehkan banget ke arah Lisa.

"Aku hafal semua wajah yang ada di sekolah ini. Muka kamu asing, Lis."

Lisa hanya mengangguk-angguk mendengar itu. Sempat kegeeran merasa dirinya spesial sampai dikenali sebagai anak baru di sekolah.

"Serius, Lis. Mukamu asing. Kamu blasteran?"

Oh, itu maksudnya.

Lisa mengangguk pelan. "Papaku dari Swiss. Mama orang lokal."

"Rambut?"

Lisa juga yakin, alasan semua orang melihat ke arahnya hari ini karena rambutnya ini.

"Ini asli, Hoon. Dari kecil emang udah pirang."

Aah, Jihoon mengangguk dan mengajak Lisa berbelok ke arah tujuan mereka.

"Selamat pagi, Pak. Ini Lisa si anak baru."

Guru yang dimaksud menatap Lisa seksama dan mengeluarkan data pelajar yang dimaksud.

"Terima kasih, Hoon. Kamu boleh antarkan Lisa ke kelas."

Dan Jihoon mengajak Lisa menuju loker, mengenalkannya ke beberapa kawan hingga berakhir di kelas mereka. Tak ayal, Lisa dan Jihoon ternyata sekelas.

"Anak baru, yah? Namaku Yedam, ketua kelas."

Lisa mengangguk singkat dan memperkenalkan diri sambil mengamati ruang kelas barunya.

"Kamu duduk samping meja Haruto."

Yedam tersenyum di samping Jihoon, lalu mengajak Lisa menuju meja yang dimaksud.

"Lisa mana tahu meja Haruto, Hoon."

Jihoon refleks menepuk dahinya merasa bodoh. "Maaf, Lis."

Belum banyak yang datang pagi itu. Dan setiap ada siswa yang muncul, semuanya akan menatap Lisa dan mengajak berkenalan. Kelas yang dipimpin Yedam memang berisi pelajar yang sopan, penuh tata krama dan supel.

"Yang kaku kayak robot itu namanya Asahi, Lis." Doyoung mengambil alih memperkenalkan Lisa dengan penghuni kelas.

"Jangan tertipu, keliatannya keren padahal somplak." itu Junkyu yang menambahkan.

"Lu juga sama aja, Jun."

Dan mereka malah berakhir saling mengejek. Lisa memilih mengobrol dengan anak perempuan yang semua juga sangat ramah ke Lisa.

"Nanti makan bareng, yuk, pulang sekolah. Ada tempat makan enak baru buka seminggu ini." Rosé aktif bercerita. Kalau soal makan katanya dia yang paling jago.

My Treasure [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang