Tiga Belas

516 100 24
                                    

Kelas sedang sangat ribut siang ini di waktu istirahat. Yedam dan lainnya malah main bola di dalam kelas. Hyunsuk, Jeongwoo, Doyoung dan Jihoon asyik tiktokan. Dedek Junghwan sedang main cerdas cermat dengan Yoshinori, Junkyu dan Mashiho untuk persiapan ulangan besok, Asahi dan Jaehyuk membuat vlog Samyang challenge, sedangkan Haruto di belakang sibuk pacaran dengan Lisa.

Lisa sedang baca buku, sedangkan Haruto sibuk memperhatikannya sambil sesekali menautkan rambut Lisa ke telinga. Dan dia sudah melakukan itu hampir 3 kali dalam satu menit.

"Har, kalo bisa peringkat kamu naik yah nanti. Masa dari 20 siswa di kelas kamu peringkat paling akhir? Gak malu."

Haruto menggeleng sambil tersenyum. Tangannya beralih ke pipi tembem Lisa. "Lebih malu kalo temen-temen yang rajin belajar malah kalah dari lo. Mending gausah belajar supaya mereka gak malu."

Lisa menatap Haruto tidak percaya. "Itu teori apa sih?"

"Cara menjaga persahabatan."

Lisa menatap Haruto penuh. Dia meraih tangan Haruto yang menyentuh pipinya. "Temen kamu justru bangga kalo kamu berprestasi."

Haruto menggeleng lagi. "Lo gak tahu satu sifat manusia yang sangat penting: kalo temen lo gagal lo akan sedih, tapi kalo temen lo sukses, lo akan lebih sedih lagi."

Lisa bungkam. Tidak tahu harus berkomentar seperti apa.

"Belajar lagi, sayang, lo paling cantik kalo lagi serius."

"Ruto..."

Haruto menghela nafas dalam. "Iya, nanti gue belajar. Tapi di kamar gue yah."

Lisa kali ini menatap Haruto serius. Jika tidak melakukan ini, Haruto akan selamanya peringkat akhir di kelas. Lisa tidak akan membiarkan itu terjadi lagi.

"Kalo kamu masih peringkat akhir pas UAS nanti, gausah ngomong ama aku lagi."

Tangan Haruto mengambang di udara sebelum berhasil menyentuh bibir Lisa. Matanya melotot menatap Lisa tidak percaya. Dan jantungnya berdegup kencang karena kalimat itu.

"Aku serius." ujar Lisa final.

Haruto mendengus kesal rasanya ingin marah saat ini juga.

Lisa juga sebenarnya tidak suka bawa-bawa perihal hubungan mereka dalam urusan pribadi Haruto. Tapi, ini semua demi masa depan Haruto. Lisa rela dicap kejam, tidak berperasaan atau mempermainkan perasaan Haruto. Lisa tahu dia sudah memanfaatkan rasa sayang Haruto hanya untuk mengancamnya. Lebih parah lagi, Lisa yang mengaku menyayangi Haruto tapi melakukan hal seperti ini.

"Maaf, Har. Aku tahu ini berat, tapi aku yakin kamu bisa asal mau berusaha."

Haruto memalingkan wajahnya. "Lo tahu banget kan gue paling gak suka diancam atas nama status pacaran hanya untuk melakukan sesuatu yang gak gue suka? Itu seakan-akan lo gak beneran sayang ama gue, Lis!"

Lisa menatap Haruto merasa bersalah. "Iya, tahu." ujar Lisa yang membuat gejolak di hati Haruto bisa tenang sedikit.

"Aku ganti premisnya, gini: aku mau kamu belajar dengan semangat dan keluar dari peringkat akhir karena aku sayang sama kamu, Har. Aku ingin pacarku juga sukses di pelajaran."

Bibir Haruto mengerucut menahan senyum, mendengar kalimat menyentuh seperti itu dari Lisa hatinya serasa berbunga-bunga.

"Emang lo malu banget yah kalo gue peringkat 20?"

"Bukan aku yang malu, tapi kamu."

Haruto langsung berbalik menatap Lisa kesal. "Gue gak malu."

Lisa tersenyum menatap Haruto. "Mungkin kamu gak tahu malu."

My Treasure [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang