Bagian 24

4.1K 524 283
                                    

FROSZY & ROAR
(Si Kutub Selatan dan Kutub Utara)

* * *

Tiga minggu berlalu kamu mulai terbiasa dengan kehadiran para soul yang menumpang dirumah kakekmu. Ya agak ngerasa ngerepotin saking banyaknya tingkah itu soul dua biji di rumah.

Saat ini, dirimu pergi berjalan-jalan bersama dua soul-mu ke kota, sekalian beli barang titipan Tok Aba katanya. Itung-itung ngajak pet-mu keluar biar gada ricuh sementara di rumah.

Singkat cerita pagi-pagi tadi Froszy dan Roar kembali bergaduh dan kejar-kejaran didalam rumah hingga tu isi rumah jadi porak-poranda. Jadi kamu nyuruh babangmu buat ngerapiin sementara kamu mengajak dua soul-mu pergi sejenak.

'Cobaan di masa muda tu gini amat dah,' pikirmu.

Kamu pun duduk diatas bangku saat melewati taman. Berniat untuk merilekskan diri dengan udara sejuk pagi hari.

"Yah... titipan barang bisa ntaran lah. Setidaknya kuharap kalian gakan bertengkar lagi di depanku kan?"

Kedua soul itu saling memiringkan kepalanya di hadapanmu. Kamu menatap keduanya dan mengamati. Lalu terpikirkan sesuatu yang membuatmu bertanya-tanya.

"Ngomong-ngomong ada yang ingin aku tanyakan pada kalian. Ya entah kalian bakal ngerti ato tidak."

Keduanya hanya menatapmu serius.

"Yaa... aku hanya penasaran kenapa kalian tak bisa akur. Kau tau lah, semacam kalian ada dendam pribadi, terutama Froszy. Dari awal bertemu Roar, Froszy seperti tak senang dengan hal itu."

Kedua soul itu saling melirik tanpa suara atau gerakan lain. Itu membuatmu merasa tak kan pernah dapat jawaban dari rasa penasaran mu. Kamu menyenderkan kepalamu dan memejamkan matamu lalu menghirup udara segar.

"Yaa... tak ada gunanya juga ya aku mempertanyakannya. Toh kalian tak bisa mengatakan sepatah katapun padaku."

Froszy yang merasa bersalah lantas duduk diatas pangkuanmu dan menyembunyikan wajahnya. Kamu mengelus kepalanya lembut. Tak ingin menyalahkan dirinya yang kamu rasa terlalu polos.

Sunyi sesaat. Kamu bahkan tak menyadari, sebuah cahaya menyilaukan jatuh di hadapanmu tanpa sepengetahuanmu.

"Aish, aish. Maafkan atas tingkah adikku, master."

Kamu kaget sesaat. Matamu terbelalak seketika melihat satu sosok bocah laki-laki berambut putih dengan manik sebiru es di depanmu. Dia tersenyum kepadamu.

"Apanya salahku? Dahal itu salah kak Roar sendiri yang suka mengangguku."

Suara sosok lain, berasal dari bocah laki-laki lain. Saat kamu menoleh kearah sumber suara, dimana kamu melihat bocah laki-laki lain bersurai perak dengan manik ungu itu menyandarkan kepalanya keatas pahamu.

"HUARRGGH!!"

Spontan, kamu membuangnya-- maksudnya mencampakkannya, mendorong bocah itu hingga terjatuh dari atas bangku. Dia meringis kesakitan.

"Siapa kalian!? B-bentar! Itu tak penting. Tapi dimana teman-temanku?!" tanyamu saking paniknya.

"Aish, aish, Masterku. Kau memiliki refleks yang bagus," ketus bocah dengan manik biru.

"Akh-- tapi refleknya menyakitiku."

"Dengar, aku minta maaf karena tiba-tiba menjatuhkanmu. Tapi ku harus pergi mencari kedua temanku. Jadi-- dah ya!"

Bila Kamu Jadi Adik BoboiboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang