Bagian 26

3.5K 404 245
                                    

Kemarau dengan petir

***

Siang hari yang cukup panas kala itu, di kedai tampak Boboiboy masih berusaha membujuk Ochobot untuk segera memperbaiki jamnya. Apa daya, Ochobot ae abis pulih dari luka sewaktu bertarung dengan Bora Ra.

"Tolonglah, Ochobot!"

"Haish, kau batu sekali, Boboiboy. Dengar ya, jam-mu sudah dalam proses perbaikan, dan kujuga sudah menjelaskan bahwa perbaikannya memerlukan waktu. Bentar lagi kalo dah selesai aku perbaiki, akan segera ku beritahukan padamu," ketus Ochobot.

Ya, dan Boboiboy hanya dapat berusaha sabar. Ochobot justru tampaknya jengkel dengan kekhawatirannya Boboiboy terhadap keselamatan tanah tempatnya tinggal yang terlalu berlebihan.

"Ngomong-ngomong, [Nama] bakal baik-baik saja ga, ya?" gumam Boboiboy memikirkan adiknya.

"Ya, mungkin dia akan baik-baik saja. Lagipula kan sekarang dia punya penjaga sendiri. Jadi santai saja," jawab Ochobot tanpa keraguan.

"Entahlah, tapi aku mencemaskannya. Moga saja dia tak kenapa-napa."

Ada apa dengan [Nama]?

* * *

Disaat yang sama siang itu, sosok [Nama] terlihat keluar dari kereta, yang baru saja berhenti di Stasiun Kuala Lumpur. Kenapa [Nama] bisa berada disana?

Sebelumnya gadis itu meminta izin dari keluarganya di Pulau Rintis untuk bertemu dengan dua kakak beradik yang pernah ditemuinya di Pulau Rintis. Dikarenakan masa liburannya masih panjang, jadi Tok Aba maupun Boboiboy boleh-boleh saja.

'Dimana letak rumah itu, ya?'

Karena tak ingin berlama-lama berpikir, [Nama] segera berjalan mencari-cari bangunan yang dia akan tuju. Dalam perjalanannya, dia terlihat kebingungan.

'Jujur ae mereka ga ngasih lokasi pastinya. Apa perlu bertanya dengan seseorang?'

Suatu kebetulan dia berpapasan dengan seorang pemuda berseragam kantoran yang tak sengaja lewat di depannya. Segera [Nama] bertanya padanya.

"Maap, mas. Boleh ganggu waktunya bentar?"

"Ya. Kenapa, dek?"

(*umurnya sekitar 20 tahunan)

"Lokasi Rumah Singgah Cahaya Matahari dimana, ya?"

"Maksudnya Rumah Singgah Sun Light bukan?"

"Iya itu, mungkin" jawab [Nama] ragu.

"Itu sedikit jauh sih dari sini. Apa kau baru turun dari kereta?"

"Ya. Baru saja turun di Stasiun KL."

"Kalo begitu, dari stasiun kau mulailah jalan lurus ke barat. Jika kau bertemu perempatan jalan pertama, belok ke kanan maka kau akan bertemu dengan pedagang pecel lele yang magang di sekitaran sana. Asal kau tau saja, pecelnya sangatlah enak."

'Sejujurnya aku tak ingin mempedulikannya,' batin [Nama] dengan sweating di pelipisnya, dia hanya mengangguk mengiyakan.

"Lalu setelah bertemu dengannya, ambillah jalan ke kanan lagi. Kau akan menemukan bangunan besar yang mereka sebut Rumah Singgah Sun Light di dekat pantai," jelasnya.

"Begitu, ya. Kalo begitu makasih karena telah memberitahuku. Aku akan pergi sekarang."

"Kalo begitu semoga kau sampai ke tujuanmu dengan lancar."

Bila Kamu Jadi Adik BoboiboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang