Jadi gini...
Ya gitu singkatnya :v
***
Malamnya, [Nama] bersiap untuk berlayar ke pulau kapuk ditemani boneka pinguin, satu-satunya boneka yang dia punya di pulau Rintis, itupun pemberian orang. Tiba-tiba terdengar kegaduhan dari kamar sebelah. [Nama] buru-buru pergi melihatnya. Didepan pintu kamar Boboiboy, Tok Aba yang rasanya ikut cemas juga datang. Tok Aba membuka pintu kamar cucu laki-lakinya itu.
[Nama] juga ikut masuk setelah Tok Aba. Dirinya melihat Boboiboy yang tiba-tiba menangis didepan Ochobot yang menatapnya bingung. Ochobot sendiri terlihat tak tahu apapun.
"Kenapa ini?"
"Ochobot lah, Tok. Dia ingin balik kampung."
"Eh? Sejak kapan aku mau balik kampung?"
"Iya, ada kakekmu tadi menelponmu dan mengajakmu balik kampung kan?"
"Sejak kapan juga aku punya kakek? Aku ini kan robot!"
"Hmph, mengigau nih, sudahlah. Lebih baik kalian tidur. [Nama], kamu juga kembalilah."
[Nama] mengangguk. Tok Aba pergi meninggalkannya yang masih menatap Boboiboy dalam bingung. Dia mengamati kakaknya itu sejenak, lalu meninggalkan kamar tidurnya tanpa ingin tahu masalah mereka.
'Ini yang aneh Boboiboy nya ato Ochobot nya? Ada ya robot punya kakek? Ochobot lahirnya lewat mana sih?'
Berbagai pertanyaan muncul dipikirannya, namun dia memilih untuk membuang jauh pikiran awkward nya itu.
* * *
(PS : Setelah ini [Nama] akan diubah jadi 'kamu' untuk mempermudah hidup Pembaca dan Authornya. Punten)
Esoknya, tiba-tiba saja Boboiboy masuk ke kamarmu, pagi-pagi sekali sama seperti beberapa hari yang lalu dengan keadaan yang sama. Kamu hanya bisa menatap samar-samar sosoknya yang memperhatikanmu disebelah kasurmu, padahal dirimu masih nyaman berbaring. Raut wajahmu masih terlihat kusut dengan mata menyipit, menatap Boboiboy seakan berkata 'Mau apa lagi sih?'.
Dan yang ditatap ngga ngeh langsung. Akhirnya Boboiboy hanya menaikkan sebelah alisnya.
"[Nama], bangunlah! Aku ingin mengatakan sesuatu!"
Kamu menguap. Sejenak, kamu memposisikan dirimu untuk duduk lalu melakukan peregangan.
"Hmm... katakan saja," jawabmu lesu.
"Aku ada rencana terbaik hari ini. Aku dah beritahu kawan-kawan. Aku menyuruh mereka menunggu di kafe Tok Aba. Ayolah kita pergi!"
Kamu menggaruk-garuk belakang lehermu, seakan bermaksud tidak tertarik untuk saat ini.
"Kakak duluan saja lah. Nanti aku susul."
"Masalahnya kalo k-kakak... ngga memastikan kamu benar-benar bersiap, yang ada kamu pasti ga ada niatan untuk pergi."
Hening. Canggung, lagi-lagi. Seketika wajahmu memanas untuk sesaat. Begitu juga dengan Boboiboy yang tak dapat menahan wajahnya.
"K-kok tiba-tiba...?!"
"Y-ya... karena semalam kamu mulai memanggil k-kakak, yasudahlah aku juga ingin berlatih menyesuaikannya."
"Oh~ k-kalo gitu ok deh. A-aku bakal segera siap-siap."
Alasan sebenarnya, kamu ingin secepatnya membuat Boboiboy pergi dari hadapanmu. Karena, kamu merasa setiap melihatnya dan mendengar dirinya sendiri memanggilnya 'kakak' membuatmu agak awkward dan absurd rasanya. Hanya saja kamu memintanya dengan cara halus agar tak terkesan seperti tengah mengusirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bila Kamu Jadi Adik Boboiboy
عشوائيSetelah pertarungan Boboiboy dan Fang melawan Kapten Kaizo yang ternyata ialah abang Fang, Boboiboy dan kawan-kawan kembali ke bumi. Beberapa hari kemudian, Boboiboy dikagetkan dengan kedatangan dari adiknya yang ternyata akan dipindahkan bersamany...