Bagian 27

3.2K 399 269
                                    

Beberapa bulan telah berlalu. Kedua kakak beradik itu, [Nama] dan Boboiboy masih tetap tinggal bersama kakek mereka. Mereka tak bisa tinggal di kota sendirian karena orang tua keduanya belum juga dapat izin untuk pulang. Kini [Nama] tak ingin mempermasalahkan.

'Toh masih ada Boboiboy disini, aku dah seneng,' pikir [Nama] saat dalam perjalanan pulang ke kedai.

Sebelumnya dirinya ditugaskan oleh Tok Aba untuk membeli barang di toko. Jadi dia pergi sendiri.

"Kalau dipikir-pikir lagi, beberapa bulan terakhir ini kita tidak menjumpai soul baru lagi kayaknya. Apa soul-ku cuma ada enam ya?" gumamnya.

Hampir sampai di kedai, [Nama] menjumpai tiga orang anak kecil menghampirinya dan meminta tolong.

"Kak, kakak bisa tolong turunin bola disana?"

Salah satu anak itu menunjuk kearah pohon. Dimana bola mereka tersangkut pada salah satu dahannya. [Nama] mengangguk. Dia bersama ketiga bocah itu menghampiri pohon itu. Dia berpikir bagaimana cara menurunkan bola itu.

"Kakak bisa kan?"

"Hmm, pohonnya terlalu tinggi."

"Mungkin kakak yang terlalu pendek."

Jleb. Panah imajiner menusuk dadanya. Memanglah tingginya hanya 150 sentimeter. Tapi bisa-bisa ada bocah yang menyindir tingginya.

'Sebenarnya bisa saja sih aku menyuruh salah satu soul-ku untuk menurunkannya. Tapi mengingat baru saja aku menyuruh mereka untuk membersihkan rumah dan membantu Tok Aba menyiapkan kedai, kurasa mereka masih membutuhkan istirahat,' pikir [Nama].

"Iya benar juga, Boboiboy. Dah lama rasanya kau tak pernah menggunakan kekuatanmu lagi."

Celetuk Ochobot di kedai menarik perhatian [Nama].

"Bagaimana kalo kakak bakal coba buat manjat pohon, sementara kalian minta bantuan kakak-kakak yang duduk disana?"

[Nama] menunjuk kearah kedai. Bermaksud menunjuk pada Boboiboy dan Gopal yang lagi nongkrong disana. Dan ketiga bocah itu mengiyakan. Mereka langsung menghampiri Boboiboy dan Gopal.

"Sekarang bagaimana caraku naik?" gumamnya.

Dia memanjat pohon sedikit demi sedikit. Walau agak kerepotan, pada akhirnya [Nama] berhasil mengambil bola itu. Dan muncul lagi masalah.

'Aku gatau caranya turun.'

"Eh, [Nama]?"

Suara khas itu menarik perhatian [Nama]. Dia menoleh kebawah mendapati Boboiboy, Gopal, Ochobot dan ketiga bocah sebelumnya berada dibawahnya.

"Apa yang kau lakukan diatas sana?" tanya Gopal.

"Ah-- ya, aku sedang mencari naga dari gunung es yang menghilang."

Boboiboy terkekeh.

"Anehnya adekku. Sekarang turunlah, lagipula kau sudah mendapatkan bolanya kan?"

"Umm--"

[Nama] menunjukkan bola yang dipegangnya.

"Nah, bagus. Lempar sini, nanti ku berikan ke bocah-bocah ini," ucap Gopal spontan.

"Heh, apa maksudmu? Aku yang akan memberikannya. Lempar saja sini, [Nama]!" sahut Boboiboy.

'Astaga mereka ga mikirin aku yang gabisa turun kayaknya. Mereka temenku bukan si?' pikir [Nama].

"Kak, kakak itu tak bisa turun dari pohon sepertinya," sahut salah satu bocah.

"Hah? Benar kah [Nama]?"

Bila Kamu Jadi Adik BoboiboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang