Bagian 8

8.3K 836 51
                                    

Sore itu, rona merah muncul di pipi Boboiboy dan [Nama]. Kini mereka tengah menahan amarah sekaligus rasa malu karena tengah mendapatkan tawaan dari Gopal.

"B-benarkah itu? Kalian bertukar tubuh?"

"Cih, bagaimana sih kau ini Gopal! Teman sendiri tengah susah, malah kau tertawakan!" Ochobot membela.

"Jaga nyawamu nanti, Gopal~!" [Nama] (yang jadi Boboiboy) bergumam pelan.

"Bagaimana ini, Ochobot? Secepatnya kita harus kembali seperti semula."

"Hmm, aku perlu tahu siapa pelakunya terlebih dahulu. Kalau aku tak mengetahui pelakunya, bagaimana aku bisa tahu cairan apa yang dia gunakan untuk menukar kalian."

"Aku yakin ini pasti kerjaan Adu Du." Gopal menuduh.

"Heh~ jangan berprasangka buruk dulu." Tok Aba menyela.

"Tapi kek, selama ini memang dia lah yang selalu membuat kekacauan!"

"Kakek tau. Tapi belum tentu Adu Du juga yang salah. Sudah, kalian berganti pakaian dulu di rumah."

"B-berganti pakaian!?"

Semua mata menoleh kearah [Nama] yang entah kenapa panik sendiri, lebih panik dari dirinya yang tengah menjadi Boboiboy sekarang. Gopal yang langsung sadar kembali tertawa terbahak-bahak.

"Kalian sama saja dengan saling mengintip kan nanti?"

"Apa kau bilang, GOPAL?!!" Sambaran petir mendadak muncul di sekeliling tubuh Boboiboy --yang ditempati [Nama].

"E-ehh, s-sabar, sabar. Tenangkan dirimu, [Nama]." Ochobot menenangkan [Nama] yang hampir saja menggunakan kekuatan Boboiboy.

[Nama] langsung tenang seketika.

"D-dia pun bisa menggunakan kekuatanku?!"

"Haduh, kau harus secepatnya mengembalikan mereka, Ochobot." pinta Tok Aba.

"Hmm, baiklah. Untuk sekarang kalian pulanglah ke rumah, aku akan ke rumah Yaya untuk mencari bantuan."

Ochobot segera pergi ke rumah Yaya karena keadaan mereka mendesak sekali. [Nama] dan Boboiboy kembali ke rumah Tok Aba, dengan saling membuang muka.

Sampai di rumah Tok Aba, Boboiboy langsung membaringkan tubuhnya keatas sofa dan menyalakan TV.

"J-jangan seenaknya tiduran lah!"

"Huh? Kenapa tidak boleh? Lelah juga berada di tubuh ini tau."

"I-itu rokku keangkat! A-AHH, lupakan saja lah!"

[Nama] buru-buru meninggalkan Boboiboy dan pergi ke kamarnya.

"Hmm? Memangnya ada apa dengan roknya?"

"JANGAN BERANI LIAT!!"

"Huh? Belum ke kamar juga, ya?" Boboiboy sweating.

[Nama] langsung mendobrak pintu kamarnya dan langsung menutupnya dengan keras. Dia langsung pergi ke depan cermin. Menatap sosoknya sendiri, tepatnya Boboiboy.

"Hmm, kenapa Boboiboy suka menggunakan topi ini? Ohh ya, kalau tidak lupa aku juga pernah punya. Hanya saja jarang sekali aku pakai karena terlalu absurd gitu bentuknya."

[Nama] melirik kearah ransel yang berada di bawah kasurnya, itu adalah ransel yang dia gunakan untuk membawa pakaiannya ke Pulau Rintis.

• • •

Boboiboy masih tiduran di sofa dengan malasnya dan membiarkan TV nya menyala tanpa ia fokus lihat.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Boboiboy segera bangun membukakan pintu untuk tamu yang tengah berkunjung. Dan dia tidak sangka, orang itu adalah Fang. Boboiboy menatapnya kaget dan berubah menjadi kebingungan.

Bila Kamu Jadi Adik BoboiboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang