tiga

20.4K 2.3K 73
                                    

Haii aku back lagii:)!!!

Seneng banget sama respon kalian tentang cerita aku, jangan lupa rekomendasiin ya ke temen2nya siapa tau sukaa:))

Enjoy and jangan lupa vomentnya ayangie!!

**

"Ayahku akan mengadakan perayaan karna kesembuhan ku dari pingsan biasa itu?"

"Iya yang mulia.."

"itu berlebihan"

"Tapi yang mulia Kaisar selalu seperti itu bahkan Duchess sangat bahagia menyambut pesta teruntuk Duchess"

"Hm kau benar, tak ada salahnya aku menikmati pesta itu"

"Semua persiapan sudah di mulai Duchess, nanti malam perayaan besar itu akan di gelar"

"Wahh, aku sangat tidak sabar. Segeralah siapkan gaunku yang sesuai dengan Aaron"

"Baik Duchess.."

Pelayan itu keluar dari kamar Debora, meninggalkan satu orang pelayan yang masih sibuk menata rambut indah Duchess mereka itu

"Duchess.. Rumor itu tak berubah sampai sekarang"

"Rumor?"

"Kecantikan yang mulia di antara kekaisaran"

"Ahh ya aku selalu mendengar itu, ku pikir mereka berlebihan dengan mengatakan kecantikanku bisa membuat empat kekaisaran besar hancur, tidakah itu terlalu di lebih-lebihkan? Bagaimana menurutmu"

"Itu tidak berlebihan Duchess karna faktanya anda memang sangat cantik"

"Hmm, mana yang lebih cantik. Aku atau Grace?"

"Siapapun akan dengan cepat menjawab bahwa anda lah pemenangnya yang mulia"

"Tapi kenapa lelaki brengsek itu selalu mengejar Grace?"

"Mungkin mata Duke sedikit bermasalah"

"Hahahahahh ya kau benar, ingatkan aku untuk memberimu hadiah nanti"

Pelayan itu tersenyum sumringah dan mengangguk girang

"Apa yang akan ku lakukan hari ini?"

"Bersiap untuk ke perayaan yang mulia"

"Bukankah itu nanti malam? Ini masih sore"

"Sekarang sudah hampir malam yang mulia,dan kediaman Duke cukup jauh dengan Istana"

"Baiklah antarkan aku ke ruang ganti setelah itu kita akan ke kereta, pasti si brengsek itu sudah menunggu"

Pelayan itu menganggukkan kepalanya dan berjalan di belakang Debora diikuti oleh para pengawal setelah mereka keluar.

___

"Kau lama sekali!" Aaron mendesis menahan marah

"Hei, jangan mendesis sayang kau tau bukan ini perayaan ku jadi itu tak kan di mulai sebelum aku datang"

Aaron membuang muka malas dan sama sekali taka da niat membantu Debora menaiki kereta

"Dasar suami tak berguna"

Aaron mengalihkan wajahnya menatap Debora datar setelah Debora berhasil naik dan duduk berseberangan dengannya

Dalam kereta ini hanya ada mereka berdua

"Kau sangat tidak sabar sekali menemui wanita miskin itu"

"Grace, namanya Grace"

"Bagaimana bisa lidahku harus menyebut nama perempuan itu, kau tau aku alergi dengan manusia rendah"

"Kau begitu congkak hanya karna anak seorang Kaisar"

"Biar ku tambahkan lagi, putri satu-satunya Kaisar. Dan selalu ingat ini Aaron, apapun yang terjadi tingkatan sosial ku lebih tinggi dari mu, jika dulu aku tak memutuskan untuk menikah dengan mu mungkin sekarang setiap kau bertemu denganku kau akan selalu menunduk dan berkata 'hormat yang mulia putri', jadi bersyukurlah bajingan kau tak perlu lagi melakukan itu"

"Kau pikir aku bangga dengan menjadi suami mu?"

"Seharusnya kau bangga mempunyai istri cantik seperti ku"

"Sayangnya tidak Debora"

"Dan aku juga menyesal menghabiskan waktu mengejarmu" sela Debora cepat

Mereka berdua saling tatap-tatapan dengan ekspresi dingin

"Aaron, sudah ku katakan padamu. Jika pilihanku bukan pilihan yang tepat maka aku akan membuatnya menjadi tepat tidak peduli siapapun yang di rugikan, karna aku Debora. Putri satu-satunya kaisar tidak boleh memiliki cacat dalam hidupnya!!" Debora berucap ambisius dengan pandangan menghunus tajam pada Aaron

"Kau sangat ambisius dan selalu memaksakan kehendak" setiap berbicara dengan Debora, Aaron tidak bisa jika tidak mengepalkan tangannya

"Ya, itu aku Aaron. Istrimu Debora Vaske"

Setelah lama berjalan akhirnya kereta kuda berhenti, sekaligus menghentikan perdebatan dingin dua orang saling yang membenci itu.

Aaron turun lebih dulu tak lupa menggapai tangan Debora karna ini di istana tentu tindakannya akan banyak di perhatikan orang-orang. Setelah berhasil turun Debora melingkarkan tangannya pada lengan Aaron mereka berjalan beriringan memasuki istana dengan tatapan kagum semua orang

"Lihatlah Putri Debora yang cantik dan Duke Aaron yang tampan, mereka sangat serasi"

"Hmm tapi rumor jika duke Aaron tak mencintainya mengubah pandanganku terhadap mereka"

"Hussstt, bagaimana jika ada orang yang mendengarmu. Sepertinya Duke Aaron sudah berubah"

"Ya semoga saja"

Bisikan orang-orang pun juga mengiringi langkah Debora dan Aaron
Setelah mereka berdua sampai di dalam. Tampak wanita cantik dengan aura lembut memakai pakaian pelayan tengah sibuk mengisi meja dengan makanan-makanan kecil. Mata Aaron langsung terkunci padanya, dan ia memutuskan untuk pergi menghampiri pujaan hatinya itu namun remasan kuat debora pada lengannya menghentikan langkahnya.

"Ingat kata-kataku Aaron, dan aku tak pernah main-main dengan itu"

Aaron menggeram menatap tajam Debora

"Kau wanita licik!" ucapnya mendesis

"Ssstt jaga sikapmu, kau lupa jika tengah berada di istanaku?" Debora tersenyum miring dengan tatapan mengejek

Obrolan mereka terhenti ketika tiba-tiba saja berhenti di depan mereka seorang pria gagah dengan setelan sutra yang terlihat mewah dan berkelas. 

***

(Revisi : 01 Januari 2022)

Haii berikan kami komentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haii berikan kami komentar

Debora VaskeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang