enam

18K 2K 131
                                    

Sudah tiga jam Aaron terjaga untuk menjaga Debora, ketika ia tak sengaja mengantuk dan hampir tertidur suara lirih dan parau Debora terdengar

"A-irr" Aaron bergerak cepat menuang air dan meminumkannya pada Debora

Debora menggenggam pergelangan tangan Aaron yang tengah meminumkan air padanya

"W-ah, ternyata ini sua-miku" Debora bersuara lirih

"Tidurlah lagi kau masih belum sehat"

Debora menutup matanya lalu tersenyum "bisakah kau tidur di sebelahku? Aku sangat kedinginan dan selimut ini tak berpengaruh"

Debora bukan bermaksud modus ia benar-benar mengalami itu

"tenang saja ini bukan akal-akalanku" sambung Debora lagi untuk meyakinkan Aaron yang sempat menatapnya dengan bingung

Aaron berjalan ke sisi samping dan merebahkan badannya di sana, memiringkan badannya menghadap Debora, Debora segera membalik posisi dari telentang menghadap Aaron dan memeluk pria itu erat, menenggalamkan kepalanya pada dada Aaron dan mencari posisi terhangat dan nyaman. Aaron pun spontan mendekap Debora ke dadanya dan memberikan istrinya itu kehangatan

Aaron heran bagaimana bisa Debora merasa kedinginan di tubuh yang sangat panas ini

Hm bukankah ini hal umum yang terjadi pada orang sakit?

Aaron tak memikirkan itu lagi dan tangannya kni bergerak mengelus lembut kepala Debora dan menyingkirkan anak rambut yang menutup wajah istrinya itu. Sekilas mereka sudah tampak seperti pasangan bahagia yang saling mencintai

"Aku suka wangi mu Aaron, ah tidak. Aku suka semuanya tentang mu" Debora berucap seperti meracau di tengah tidurnya

Aaron tak terlalu menggubris itu karna ia fikir mungkin Debora tengah berada di alam bawah sadar namun bukankah biasanya hal yang tersampaikan di alam bawah sadar adalah hal benar?

_____

"Samuel aku tau apa alasan kau tak membawaku ke perayaan itu"

Samuel menatap datar Aalice lalu menaikkan sebelah alisnya

"Bagus jika kau tau"

"Tak bisa selamanya seperti ini Samuel. Kau sudah menjadi Kaisar dan aku Permaisurimu, jangan mengejar Debora lagi karna dia juga memiliki suami, tidakkah kau tau betapa gilanya wanita itu pada suaminya?!" Aalice berucap dengan nada yang jelas menahan amarah

Aalice dan Samuel melakukan pernikah ini hanya karna politik, selain memperkuat posisi Samuel pernikahan mereka juga memang telah di atur sebelumnya dilihat dari pada saat itu sang Kaisar terdahulu pergi menuju kediaman paman Aalice.

Samuel telah mengukir nama seseorang di hatinya, Ya Debora Vaske. Meski wanita itu telah bersuami yang merupakan musuh pebuyutan dari Samuel sendiri, ia tak pernah menyerah untuk mengejar Debora. Hal itu sedikit mengoyak perasaan Aalice, ia yang lebih dulu berada di sisi Samuel tapi malah tak mendapatkan perasaan pria itu sama sekali.

"Kau lupa posisimu Aalice? Kau mencoba mengendalikan kaisar? Betapa lancangnya kau"

"Mengendalikan? Bukankah semua orang tau jika diantara kita kau yang lebih mendominasi hum?"

"Jangan pernah mencampuri urusanku Aalice! Kerjakan saja tugas mu"

"Aku sangat mengerti apa tugasku Samuel, dan mengingatkanmu mengenai hal tadi juga tugasku bukan? Tugas istri mengingatkan suaminya" Aalice menoreh senyum tipis pada Samuel

Samuel menatapnya mengejek

"Kau kunikahi hanya untuk menjadi permaisuri di kekaisaran ini bukan permaisuri di hatiku"

Debora VaskeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang