dua lima

10.8K 1.3K 128
                                    

Heii yo!! Bonus di awal octo, kemaren kayanya aku agak lama gtu ya up nyaa, jujur si akupun lupa kalau belum memperbarui chapter untung ke inget!!
Doain oktober aku dan kita semua berjalan baik loff<3!!

Ayo semangatt vote and komennya:))

______


Terhitung sudah 5 hari kepergian Aaron dan Justin ke wilayah perbatasan, dan itu tandanya tiga hari lagi suami dan para ksatrianya akan segera pulang.

Namun kini pemikiran Debora melalang buana, di karenakan sudah kali ke tiga ia mendapati surat dengan ciri khas yang sama semenjak beberapa hari belakangan ini setelah kepergian Aaron menuju perbatasan.

Surat pertama berisikan

"Aku melihat Aaron, dia sangat tampan dan kharismatik. Malamku mungkin akan bersinar dengan selalu menatap wajah lelapnya"

Awalnya Debora tidak terlalu peduli dan cukup malas untuk ambil pusing. Namuan hari berikutnya surat kedua datang

"Dia baru saja menghabisi bandit dengan gagah, dia menyelamatkanku bahkan menggendongku menuju tenda. Dari bawah bahkan ketampanannya tak terelakkan"

Surat kedua cukup membuat debora emosi, ia meremas kuat surat itu hingga remuk redam tak beraturan. Membuangnya kasar ke lantai dan pelayannya lah yang kemudian menyingkirkan surat yang sudah tak berbentuk itu.

Ia tau Aaron tak mempunyai kebiasaan mengirim surat walaupun pergi dalam waktu lama, jadi ia hanya bisa diam kemudian menunggu kepulangan suaminya itu dan ia pun juga cukup gengsi dengan mengirim surat duluan. Dalam lubuk hatinya yang dalam ia cukup kesal kenapa Ayahnya memisahkannya dalam waktu yang cukup lama dengan Aaron.

Terbangun di pagi berikutnya dan berikutnya lagi, jeda dua hari surat sialan itu tak lagi mendatanginya l. Hendak ia akan mengucap syukur hari ini namun urung karna baru saja ia berbahagia surat sialan itu datang lagi!

"Aku takut Aaron jatuh cinta, mengingat sampai saat ini tak ada siapapun wanita yang ia cintai. Kau? Sudah jadi rahasia umum ia melunak karna anaknya bersemayam di dalam perutmu. Aaron membebaskan 1 gadis muda dengan rambut blonde dan iris mata biru sebiru laut, gadis muda itu langsung berhambur kepelukan Aaron, alih-alih menolak Aaron justru mendekapnya erat. Aku kecewa di tempatku berdiri, apakah usahaku sia-sia lagi? Apa sainganku bertambah? Melihat tatapan lembut dan penuh cinta Aaron padanya, semua orang tau pria itu tengah jatuh cinta pada gadis muda polos penuh ke ceriaan itu. Bahkan Aaron menunda pengecekan dan duduk berdiam lama di tepi sungai hanya mereka berdua saja. Bukankah pengabaian sudah biasa kau dapatkan? Aku yakin kau tak akan terlalu terkejut dengan ini. Tapi Debora, tidak selamanya yang kau inginkan selalu menjadi milikmu. Dunia tidak berputar padamu saja. Dan jangan pernah lupa, semua sikap manisnya hanya karna bayi itu."

Debora menatap tajam surat bertinta hitam itu, dia meremasnya dengan kekuatan penuh seakan menyalurkan semua emosinya di sana. Debora bukan tidak tau jika selama ini semuanya hanya karna bayi yang dia kandung, perlahan kata demi kata dari surat itu berhasil menguasai pemikirannya.

Ia mengepal tangannya kuat dan menatap tajam lukisan pria tampan yang berada di dalam kamarnya itu, lukisan dengan raut wajah tajam dan sinis tanpa senyum itu entah kenapa melihatnya debora ingin melayangkan guci kecil di meja nya agar lukisan itu hancur.

"Aku lupa dan terlalu terlena" nada dingin yang menguar dari mulut Debora membuat pelayannya yang satu ruangan dengannya meremang takut

"PERSIAPKAN KERETA KUDA DAN KERAHKAN 3 KSATRIA UNTUK MENGAWALKU!" teriakan Debora mengagetkan semua pelayan dan ksatria di kediamannya, lalu semuanya segera bergerak cepat mematuhi perkataan tuan wanita nya itu.

Debora VaskeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang