"Kenapa justin lama sekalii, aku menyuruhnya membawa kopi dan sampai sekarang dia belum juga datang?!" Aaron kelimpungan di meja kerjanya
Dia cukup malas untuk memanggil pelayan kediamannya alhasil ia menyuruh justin saja untuk membawakannya kopi, mengingat kopi buatan justin tak buruk juga rasanya.
Tak lama suara pintu ruang kerjanya terbuka. Aaron hendak akan mengeluarkan sumpah serapah namun ia urung karna yang datang bukan justin melainkan wanita muda dengan seragam pelayan dan jangan lupakan seragam pelayannya yang sedikit ketat dan kancing atas baju yang sengaja di buka menampakan hal yang tak harus di tampakkan, tunggu ia merasa asing dengan wajah ini. Meskipun Aaron sibuk tapi ia sangat hafal dengan siapa saja pelayan-pelayan di kediamannya.
Aaron menatap datar pelayan itu yang melangkah lenggok menuju mejanya.
"Kopi anda duke" pelayan itu menunduk di depan meja Aaron sembari meletakkan segelas kopi mengingat kancing yang terbuka tadi, aset berharga wanita itu tampaknya memang di peruntukan untuk diperlihatkan.
"Kenapa kau yang datang dan bukan justin?" tanya Aaron dingin
"Tuan justin mendapat urusan mendadak duke" ucap pelayan itu dengan suara gemulai yang sangat terdengar menjijikan
Aaron meneliti pelayan itu dari atas hingga bawah. Sang pelayan yang di tatap berdiri gugup dan salah tingkah di tempatnya berdiri
"Untuk ukuran seorang pelayan baju mu sangat terbuka" setelah meneliti wanita di depannya ini, aaron membuka suara
"Ah yaa aku hanya sedikit memberi seragam ini mode duke, mengingat kemajuan fashion dan mode saat ini makin hari makin pesat "
"Kau cukup inovatif" ucap Aaron datar kemudian menyesap kopinya kembali
Tapi tunggu, ia heran kenapa pelayan ini masih tetap berdiri dan belum juga pergi dari hadapannya
"Kenapa kau masih di sini?" ucap Aaron langsung tanpa basa-basi
"Ah maaf duke, hum aku..aku.. apa duke membutuhkan pijatan? tampaknya anda sangat kelelahan"
"Waw pijatann?" debora masuk dengan iringan suara tumit sepatunya yang saling bersahut dengan lantai kayu ruang kerja Aaron
Tampaknya masuk tiba-tiba ke dalam ruang kerja Aaron merupakan hobi baru debora akhir-akhir ini.
Setelah sampai di meja kerja suaminya debora meneliti pelayan centil itu dari atas hingga bawah, setelah itu dia tertawa remeh dengan nada yang sangat-sangat mengejek
"Hahahh, aku tak mengingat jika kini kediamanku dan suamiku menjadi rumah bordil?" Debora kemudian duduk di atas meja Aaron dengan mata tajam dengan aura mengejek yang tampak kentara
Sementara Aaron dia hanya menyaksikan apa yang di lakukan istrinya santai dengan tetap menyesap kopinya dan memangku kaki di kursi kerjanya.
"Kau mencoba merayu suamiku? Dengan baju gelandangan seperti itu heh? Oh apa kau ingin membuat drama yang akhir-akhir ini sedang panas di kalangan bangsawan, yaitu mereka memiliki wanita simpanan dari pelayan di kediaman mereka sendiri? Apa kata-kata ku benar nona PELAYAN?" debora menekankan kata pelayan di akhir kalimatnya
Sementara pelayan itu hanya menunduk dengan badan sedikit gemetar memilin jemarinya
"Aaron?"
"Hm"
"Bukankah dia menawarkan pijatan padamu tadi?" tanya debora pada Aaron
"Ya" jawab Aaron santai
Debora berjalan memutari meja kerja Aaron dan berjalan mendekat padanya, memegang sisi kursi suaminya itu lalu duduk dengan santai di atas pangkuan Aaron
KAMU SEDANG MEMBACA
Debora Vaske
Fanfiction( TERBIT ) ** Debora, satu-satunya putri kaisar yang sangat tergila-gila pada Duke Aaron Vaske Jika putri kaisar kebanyakan lebih memilih menjadi Permaisuri maka berbeda dengan Debora yang lebih memilih menjadi Duchess dari pria yang amat ia cintai...