Penyelidikan di lanjutkan dan kini di kediaman Matthew, Cathrinne tengah mengigit jari. Ia takut, ia takut bahwa semua dakwaan mengarah padanya padahal memang dia sendiri dalang dari semuanya tapi tetap saja kehidupan penjara bawah tanah dan pemenggalan bukanlah suatu hal yang ia harapkan dalam hidupnya.
"Nona, apa nona ingin berendam dengan air hangat dan wewangian?" Ana yang kini telah menjadi pelayan pribadi Cathrinne membuka suara
"Jangan banyak bicara Ana, aku sedang berfikir!" nada bentakan tersirat jelas
Ana berjengit dan tak berani lagi membuka suara
Lalu tak lama Cathrinne kembali membuka suara
"Pergilah ke pasar dan beli manisan yang lezat, aku berharap manisan itu dapat mengurangi stresku" Cathrinne memijit pelipisnya dengan memejamkan mata
"Baik" ucap Ana dan kemudian segera berlalu pergi dari sana
_______
Aaron memacu santai Kudanya, kini ia tengah berjalan-jalan di pasar bersama Justin dan beberapa ksatrianya dan adapun kereta kuda di belakang mereka namun suara jatuh seseorang membuat rombongan itu tiba-tiba berhenti.
Justin turun dari Kudanya, tampak di depannya seorang wanita dengan setelan sederhana terjatuh dengan beberapa barang bawaannya.
Ketika wanita itu mengangkat wajahnya, Justin kaget.
"Ana?"
Ana segera merekah senyum, dia adalah wanita sederhana nan murah senyum
"Tuan" ucap Ana kemudian lalu ia segera menoleh ke belakang
Senyum yang awalnya merekah selayaknya saja berubah menjadi rekahan lebar dengan mata penuh binar ketika ia melihat Aaron bertengger gagah di atas punggung kuda pria itu.
Sejak Aaron menyelamatkannya hari itu ia merasa bahwa Aaron adalah pahlawannya.
"Duke" Ana menundukan hormat kepalanya setelah merekah senyum penuh binar itu
Aaron sama sekali tak menjawab ataupun menanggapi. Lelaki itu acuh dengan sorot mata tajamnya.
"Justin cepat naiki kudamu kenapa kau berlama-lama di sana"
Justin terhenyak, ia segera terbuyar dari lamunannya
"Baik Duke"
Raut penuh binar tadi sedikit mengusut, hanya sedikit. Ana merasa tidak enak dan apa yang membuat Aaron terkesan acuh walaupun sebelumnya lelaki itupun juga acuh tak acuh.
Ketika rombongan Aaron akan pergi tiba-tiba saja
"Auu" tampaknya keterjatuhan Ana tadi membuat pergelangan kakinya sedikit ngilu
Aaron turun dari Kudanya, bukan karna apa-apa namun sebagai seorang Duke bukankah ia harus memperhatikan dan bersikap sedikit peduli pada rakyat di wilayah kekuasaannya?
"Ada apa nona?"
"Huh, maaf membuat Duke menjadi turun dari Kuda. Bukan masalah besar hanya sedikit sakit"
Aaron hendak berbalik namun suara Ana kembali menghentikannya
"Hum, namun apakah bisa Duke membantu saya berdiri?"
Justin membuka lebar matanya, ia tak menyangka Ana berani mengucapkan kalimat itu
Krettt..
Bunyi pintu kereta kuda terbuka, keluar dari sana satu-satunya pengendali Aaron Vaske si Singa medan perang, begitupun sebaliknya.
Ana terkejut ia tidak tau bahwa orang yang di dalam kereta kuda di belakang Aaron adalah Debora.
Debora berjalan mendekat dengan tatapan angkuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Debora Vaske
Fanfic( TERBIT ) ** Debora, satu-satunya putri kaisar yang sangat tergila-gila pada Duke Aaron Vaske Jika putri kaisar kebanyakan lebih memilih menjadi Permaisuri maka berbeda dengan Debora yang lebih memilih menjadi Duchess dari pria yang amat ia cintai...