empat puluh

8.9K 1.2K 177
                                    

Haloo guyss sebelum baca aku mau ngasi kabar baikk, aku senang bangett karya aku Debora Vaske ini dilirik penerbit huaa speechless banget sumpah.. Aku bersyukur Alhamdulillah dan ini semua karna kaliann ayangiee!!
Nanti versi cetak dari Debora Vaske bakal banyak part bonus dan juga di sana alurnya bakal jelas ga membingungkan kaya di wp karna di versi cetak nanti aku juga mau revisi semua kesalahan-kesalahan dan bakal lebih jelas lagi negasin alur cerita..

Jadii kalian bisa nabung mulai dari sekarang ya guyss:))

Sisihin uang jajannya dari sekarang yah dan ikutann juga nantii kalau udah open po, biar lebih gampang bolak balik lembar lihat keuwuan dan kekeras kepalaan Aaron dan Debora!! Oh iyaa di versi cetak juga nanti ada part Aaron Debora ama anaknya jugaaa xixixiiii

ramein yaa nanti waktu aku open po:)

***

Happy reading guys!!

__________

Kepulangan Debora dari kediaman Aaron ke Istana sudah di rahasiakan oleh Aaric sang kakak dari ayahnya yang tengah rehat menikmati masa tua, di sebuah kediaman keluarga Istana di dipinggiran hutan nan rindang dan damai.

Namun se pandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh juga, awalnya sang Ayah geram dan hendak menyerbu kediaman Aaron namun Aaric berhasil menenangkan sang Ayah agar tetap beristirahat dan menikmati masa tuanya dengan berburu.

"Kondisi Ibu suri makin memburuk" sang Tabib berkata pada Aaric

"Apa tidak ada cara lain? Lakukan semua yang terbaik! Kau akan ku beri imbalan permata!!" Aaric yang sudah tidak tega melihat neneknya terbaring lemah tak berdaya hampir saja merasa putus asa

Ia sengaja tidak mengabari kondisi sang nenek kepada Ayahnya, karna Ibu suri melarang Aaric melakukannya.

Sementara Debora kondisi hamil tua membuatnya gampang lemas dan kini tak bisa beranjak dari kasur, mungkin sebentar lagi adiknya itu akan melahirkan.

"A-aric.." Suara ibu suri terdengar lemah "Ba-wa cicitku kema-ri"

Suara lemah nan terdengar gugup dari mulut sang nenek membuat Aaric sedikit takut. Ia segera berjongkok mensejajarkan tingginya dengan tempat tidur Ibu suri.

Putranya dan Rebecca, Ren Valerio Carl yang lahir dua bulan yang lalu calon Putra Mahkota kekaisaran Carl yang kelahirannya di sambut meriah oleh semua penduduk kekaisaran, dan pada saat kelahirannya itu lah terakhir kali Ayah Aaric mengunjungi Istana.

"Tentu, aku akan membawanya kemari. Nenek cukup tenang saja di sini dan tak akan terjadi hal buruk, yakinlah padaku" Aaric terburu-buru berdiri lalu segera keluar menuju pintu kamar sang nenek

Selang 10 menit berlalu, Aaric membawa putranya yang kini tengah di gendongan Rebecca mereka sangat terburu-buru masuk menuju kamar Ibu suri, namun langkah keduanya terhenti di depan pintu karna melihat sang tabib yang sibuk entah melakukan apa pada Ibu suri, tabib itu tampak panik dan mengeluarkan air mata

"Apa yang terjadi!!" Teriak Aaric keras

Sang tabib menoleh ke belakang dengan air mata masih berderai, ia menggelengkan kepalanya kemudian menekukkannya kembali dan duduk menangis di samping Ibu suri yang sudah tidak bernafas.

Dan pada saat itu, Keluarga Istana dan semua penduduk Kekaisaran berduka.

________

Debora terus memaksa bangun untuk keluar dari kamarnya. Ia memaksa mengikuti pemakaman neneknya namun kondisinya benar-benar tidak mendukung. Beruntung Aaric mengingatkan dengan tegas pelayan dan pengawal yang menjaga Debora, walaupun mereka cukup tak tega melihat Adik Kaisar mereka sedih namun perintah Kaisar tak dapat di ganggu gugat bukan?

Debora VaskeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang