Berita kehamilan Debora sampai ke istana. Kaisar, Ibu suri, dan Putra mahkota sangat bahagia mengetahui fakta itu.
"Ibu aku akan menggendong seorang cucu" raut bahagia urung pergi dari wajah James sang Kaisar, sedari tadi ia terus tersenyum dan kegirangan di singgasananya
"Hei jangan berlebihan James kau kehilangan wibawa mu dengan sikapmu itu" ucap ibu suri yang duduk di kursi tidak jauh di bawah singgasana Kaisar
"Aku tidak peduli ibu"
"Aku juga sangat bahagia mengetahui akan mempunyai keponakann Nenek, Ayahh. Bolehkah aku ke tempat Debora? Aku sangat tidak sabar menemui keponakanku"
"Ayah akan pergi denganmu Aaric"
Keduanya sangat ke girangan
"Hei heii apa yang terjadi pada kalian? Cicitku masih belum lahir dan mungkin masih sekecil kepalan tangan. Jika ingin ke sana kalian harus menyelesaikan semua tugas yang bertumpuk itu"
"Nenek sudah setua ini masih saja memikirkan tugas, apa gunanya orang yang di bawah kita Nenek?"
"Aaric tutup mulutmu kau adalah penerus Takhta maka jangan banyak bermain lagi" Ibu suri menatap tajam Aaric yang di hadiahi kekehan oleh cucunya itu
"Pengawall" suara Kaisar memenuhi ruangan
"Iya yang mulia kaisar" pengawal itu datang dengan tertunduk
"Bagikan banyak hadiah menyambut kebahagiaan ini"
"Baik kaisar" pengawal itu mengangguk dan berlalu dari sana
_______
"Apa aku boleh mengelus perut mu?"
"Untuk apa?"
"Hanya ingin merasakan kehadirannya"
"Dia bahkan belum terbentuk Aaron"
"Sudah.. Dia sudah terbentuk dan aku ingin menyapanya, menyapa anak kita"
Kalimat terakhir Aaron, membuat Debora meremang
"Bukan.. Bukan anak kita, hanya anak mu"
Aaron kaget dan rautnya dengan cepat berubah. Ia menatap dingin Debora
"Debora.." ia mendesis
"Hei kenapa kau serius sekali aku hanya bercanda" Debora tergelak
Ia segera menggapai tangan Aaron dan meletakkannya di perutnya yang masih datar itu"Bicara lah dan sapa anak kita"
Aaron mengangguk cepat dan tak henti menyunggingkan senyum
"Hai makhluk kecil, Papa menyapamu"
"Hanya itu?" Debora menaikkan sebelah alisnya ketika Aaron sudah berhenti bicara
"Lalu apa lagi?"
"Ayolah Aaron, kau akan menjadi seorang Ayah. Perbanyaklah kosa kata mu dan kurangi sifat dingin dan irit bicara itu"
"Ketika dia lahir dialah orang yang akan selalu ku kata-katai, padanya aku tak akan irit bicara"
"Kau melakukan hal sama pada Grace"
"Deboraa.. berhenti mengatakan itu"
"Kenapa? Kau tidak bisa melupakannya hum?"
Aaron menaikkan sebelah alisnya mendengar nada Debora yang terkesan sedikit menantangnya
"Aku sudah mengatakan padamu bukan? Jang-"
"Kenapa hah? Kenapa?!!!"
Debora berbicara dengan nada tinggi, moodnya cepat sekali berubah-ubah, barusan mereka berbincang santai dan sekarang? Apa mungkin ini pengaruh kehamilannya?"Jawab!!!" Debora meneteskan air matanya
Sontak Aaron langsung mendekat dan mendekap Istrinya itu, Debora makin sensitif akhir-akir ini. Pikir Aaron
"Heii, sssttt Debora kenapa kau menangis hum?" Aaron mengelus kepala Debora lembut dan mendekap erat istrinya itu
Sementara Debora, tangisnya semakin pecah dan ia tersedu-sedu.
"Pergii.. Pergii" Debora mendorong Aaron
Aaron enggan melepas dekapannya sementara Debora sibuk memukuli dadanya
"Ku bilang pergii!!"
"Debora jangan seperti inii, jika kau sedih anak kita akan ikut sedih"
"Kau! Aku membencimu Aaron"
Kata-kata Debora tak di hiraukan Aaron, ia kembali mengeratkan pelukan mereka dan mencium puncak kepala istrinya itu, mengelus lembut punggung Debora hingga suara tangis berubah menjadi helaan nafas teratur. Ya Debora tertidur di dadanya.
Ia membaringkan badannya dan badan Debora yang masih di dekapannya
"Tetaplah seperti biasanya Debora, tatap tajam aku seperti biasanya. Jangan seperti ini, kau membuat ku takut" ucap Aaron pada wanita cantik yang sudah tertidur lelap di dadanya itu
_____
(Revisi 01 Januari 2022)
Jangan lupa vomentnya ayangiee:))
Aaric Carl
Vaske's
KAMU SEDANG MEMBACA
Debora Vaske
Fanfic( TERBIT ) ** Debora, satu-satunya putri kaisar yang sangat tergila-gila pada Duke Aaron Vaske Jika putri kaisar kebanyakan lebih memilih menjadi Permaisuri maka berbeda dengan Debora yang lebih memilih menjadi Duchess dari pria yang amat ia cintai...