"Bukankah dia sangat tampan Rebecca" seorang gadis cantik berumur 7 tahun bertanya pada sepupunya
"Apa kau menyukainya?" tanya Rebecca dengan kening berkerut
"Apa tidak boleh? Bukankah dia seorang anak yang di wali kan oleh Paman?"
"Jangan main-main, dia sudah di tandai olehKkaisar karna Putri satu-satu nya sangat tergila-gila pada Aaron"
"Putri manja itu? Lagi-lagi dia?! Kenapa dia bertindak sesuka hati, aku sangat membencinya"
Rebecca menatap tak percaya sepupunya itu
"Hei, dia lebih dulu bertemu dengannya daripada kau" ucap Rebecca menyadarkan sepupunya
"Aku tak peduli! Lelaki tampan itu milikku" ucap sepupu Rebecca mantap dengan pandangan tajam ke depan
"Ingatlah posisi kita, yang kau tantang adalah keluarga Kaisar, bodoh!"
"Aku yakin suatu saat nanti dia akan ku dapatkan dan jangan halangi aku Rebecca" pandangan penuh tekad dan senyum culas dapat di lihat dengan jelas oleh rebecca di mata sepupunya itu
_____
"Aaric.."
Langkah mantap Putra mahkota itu terhenti kala mendengar nama nya terpanggil
Ia menatap ke belakang seorang Gadis cantik penuh pesona berdiri dengan menunduk yang di belakangnya terdapat beberapa pelayan dan pengawal yang juga menunduk padanya
"Rebecca Matthew? Kau sudah keluar dari istana dingin rupanya" ucap Aaric santai
"Tidakkah kau merindukanku?"
"Apa yang kau bicarakan? Kau benar-benar ingin menanyakan hal murahan itu?"
Rebecca membelalak, ia memang sudah terbiasa dengan ucapan tajam Aaric tapi ia masih tak biasa menerimanya
"Aaric, apakah kau tetap membenciku?" Rebecca memilin jarinya yang gemetar ia gugup menanyakan itu
"Apakah aku pernah mengatakan aku tak membencimu? Segala hal dan setiap langkah yang kau buat aku selalu mengutukmu Rebecca" Aaric berucap tajam
Kaki Rebecca melemas, ia hampir jatuh namun segera di pegang oleh pelayan yang berada di belakangnya. Ini lah yang ia dapat sedari dulu, kalimat tajam Aaric Carl yang tak pernah melembut
Perlahan ia kembali mengangkat pandangannya dan memberanikan diri menatap Aaric
"Aaric.. Ia merindukan papanya" Rebecca mengelus perutnya yang sudah membuncit
Aaric menatap perut Rebecca sekilas lalu kemudian membuang muka. Ia sempat melupakan fakta bahwa istrinya itu tengah hamil
"Tidakkah kau ingin menyapanya bahkan sekali saja?"
"Kau tau?" Aaric berjalan mendekat lagi pada Rebecca, para pengawal dan pelayan yang berada di belakang Rebecca bergerak mundur memberi waktu pada Putra dan Putri mahkota mereka. Aaric menunduk dan mendekatkan mulutnya pada telinga Rebecca "apa benar ia anakku?"
Cukup! Semua kata-kata tajam Aaric, sudah cukup ia terima selama ini tapi kata-kata yang ini Rebecca tak bisa menganggapnya angin lalu.
Plakkkk
Rebecca menampar Aaric cukup kuat berhasil membuat pipi lelaki itu terhempas ke samping
"Aaric cukup!!!" teriak Rebecca frustasi
Aaric memegang pipinya namun mengetatkan rahangnya "beraninya kau?!" ia membentak Rebecca
"Aku tak mengerti sampai sekarang Aaric! Mengapa aku harus di hukum karna kesalahan yang bukan aku lakukan?!" mata Rebecca berkaca-kaca
KAMU SEDANG MEMBACA
Debora Vaske
Fanfiction( TERBIT ) ** Debora, satu-satunya putri kaisar yang sangat tergila-gila pada Duke Aaron Vaske Jika putri kaisar kebanyakan lebih memilih menjadi Permaisuri maka berbeda dengan Debora yang lebih memilih menjadi Duchess dari pria yang amat ia cintai...