Chapter2

258 26 0
                                    

Aurel bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa, karena baru pertama masuk sudah mendapatkan sahabat seperti mereka. Ya! Mereka telah bersahabat karena merasa cocok satu sama lain.

Saat mendengarkan arahan dari anggota OSIS, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya. Lantas Aurel pun menengok kebelakang, damn ternyata laki-laki yang tadi tidak sengaja menabraknya.

Saat ia ingin berbicara sudah dipotong olehnya.

"Ikut gue!" perintahnya.

Dan mau tidak mau Aurel  mengikutinya karena ia sudah ditarik menjauhi kerumunan peserta MOS yang lain.
Aurel tidak tau akan dibawa ke mana, tetapi di tengah jalan ia meronta untuk dilepaskan karena cekalannya terlalu kuat dan menimbulkam rasa sakit.

Sebenarnya bisa saja ia melawan manusia es di depannya ini. Tetapi mengingat dirinya masih berstatus sebagai murid baru apalagi dia adalah junior yang baru masuk ke sekolah ini.

Ia tidak ingin namanya tercoreng hanya karena masalah sepele seperti ini. "Eh lepasin tangan gue!" ronta Aurel

Tak ada jawaban dari cowok itu. Ia terus berjalan dengan menggandeng--lebih tepatnya menarik tangan Aurel secara paksa.

"Lo mau macem-macem ya sama gue?" tuduh Aurel .

"Bisa diem gak?!" ucapnya dingin.

"Emang lo mau bawa gue ke mana?!" tanya Aurel dengan nada tinggi.

Dia pun berhenti dan otomatis Aurel juga ikut berhenti dan menabrak punggung laki-laki itu.

"Aww ... ishh lo kalo ngerem bilang dong jangan mendadak gini," omel Aurel

"Lo udah telat sepuluh menit dan lo harus kena hukuman," ucapnya tegas.

"Emangnya lo siapa? Lo guru disini hah?! Main kasih hukuman seenak jidat lo aja," sahut Aurel.

"Gue emang bukan guru, tapi gue Ketua OSIS di sini. Jadi gue berhak kasih hukuman buat murid baru yang telat ikut MOS," balasnya sambil menekan kata 'ketua osis'.

Mampus, mati gue.

"Udah ayo cepetan jalan," ucapnya sambil menarik tangan Aurel

***

Sekitar lima menit akhirnya mereka sampai juga di gudang penyimpanan alat-alat olahraga di SMA ini.

"Bersihin!" perintahnya.

"What?? Gue bersihin gudang ini, gak salah?" kaget Aurel

"Gak, udah cepetan gak pake lama," balasnya datar.

"Iya-iya sabar kenapa sih," sahut Aurel  tak terima.

"Gue bakal awasin lo dari sini, supaya lo gak kabur dari gue," ucapnya sambil bersandar di tembok.

"Hm."

Saat membersihkan meja tenis Aurel berteriak histeris karena melihat ada kecoa di sana.

Sedikit info jika ternyata gadis itu sangat takut dengan kecoa. Padahal jika dilihat dari penampilannya. Ia seperti tidak takut dengan apa pun. Termasuk cowok yang sedang mengawasinya saat ini.

"Aaaaa!!" jeritnya dan ia tak sengaja memeluk cowok itu.

Dan setelah merasa aman ia mendongakkan kepalanya dan tatapan mereka saling bertemu.

Cantik.

Ganteng.

Setelah tersadar cowok itu langsung melepaskan pelukan mereka.

"Ngapain lo peluk gue?" ucapnya sinis.

"Idih pede banget sih lo, itu tadi ada kecoa," jawab Aurel

LOVE STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang