Setelah Aurel naik ke atas panggung semua peserta MOS langsung berbisik-bisik. Sedangkan ia hanya memasang wajah datar pada ketiga sahabatnya karena mereka tidak bisa menolongnya. Tapi ia juga tidak bisa menyalahkan mereka, toh ini salahnya juga.
"Ih beruntung banget sih jadi cewek itu, bisa deket sama ketos kita."
"Kenapa tuh, wah pasti dia bikin masalah tuh."
"Ih sok kecantikan, cantikan gue kemana-mana kali."
Seperti itulah bisikan-bisikan yang dapat di dengar oleh Aurel.
"Mohon perhatiannya sebentar!" Setelah cowok itu berbicara semuanya langsung diam. Dan memperhatikan apa yang akan terjadi berikutnya.
"Assalamualaikum wr.wb," ucapnya memberi salam pembuka dengan lantang tetapi sopan.
"Waalaikumsalam wr.wb," jawab mereka semua serentak.
"Kali ini saya ingin berbicara sesuatu. Saya ingin memberi hukuman untuk teman satu angkatan kalian. Saya tidak akan memberi hukuman jika saja dia tidak terlambat di hari pertama MOS!" ucapnya dengan lantang.
"Siapa nama kamu?" tanyanya dengan lantang.
"Aurel," jawab Hani seadanya.
"Yang keras!!" bentaknya.
"Okey! Nama gue Titania aurelie Nur Hermansyah, puas lo!" sahut Aurel tak kalah keras.
"Bagus! Sekarang saya minta kamu keliling lapangan basket 50 kali," perintahnya.
Belum sempat Aurel ingin memprotes sudah dipotong oleh cowok itu.
"Gak ada penolakan!" Dan seakan dia tau apa yang ingin Aurel katakan.
Akhirnya Aurel pun menuruti saja perintah cowok itu. Sekarang ia sudah selesai berlari mengelilingi lapangan, dan ia berhenti untuk berteduh tapi tiba-tiba saja pandangannya kabur.
Bruk
Aurel pingsan di dekat ring basket dan untung saja ada yang sigap menopang tubuhnya dari belakang.
~~~
Saat ini Aurel sudah berada di UKS sekolah. Tanpa ia ketahui sedari tadi ada seseorang yang setia menunggunya sampai ia sadarkan diri.
"Erghh ...." Aurel mulai tersadar dari pingsannya.
Ia mengerjapkan matanya berkali-kali untuk menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk ke matanya. Kemudian ia memperhatikan sekelilingnya dan pandangannya tertuju pada seseorang yang telah membuatnya seperti ini.
"Udah sadar?" tanya Atta dengan nada dingin.
"Gue di mana?" Bukannya menjawab pertanyaan Atta, Aurel malah balik bertanya. Dan itu membuat Atta semakin menatapnya dengan datar.
"Udah sadar?" ulang Atta dengan nada dinginnya.
"Lo punya mata kan? Kalo gue belum sadar gak mungkin sekarang gue bisa ngomong sama lo!" ucap Aurel dengan sewot .
"Hm."
"Oh iya gue dimana?" tanya Aurel
"UKS," jawabnya sambil memasang muka datar.
"Emang gue kenapa? Dan siapa yang bawa gue kesini?" tanya Aurel
"Lo tadi pingsan di lapangan. Gue yang bawa lo kesini," ucap Atta
"Oh ya udah makasih," ucap Aurel dan ingin beranjak pergi dari UKS, tetapi ada tangan yang mencekalnya.
"Mau ke mana?" tanya Atta.