Aurel selesai berganti baju terlebih dahulu. Kemudian ia menuju ke parkiran untuk menunggu yang lainnya. Saat sudah sampai di parkiran ia melihat ada sesosok orang yang sepertinya sangat familiar baginya. Tapi ia tidak tau siapa kah orang itu, karena dia berdiri membelakangi Aurel. Aurel terus melangkah dengan pasti. Tepat tinggal satu langkah lagi Aurel sampai di depan mobil Aliya, orang itu berbalik damn.
Dia adalah Atta. Seorang ketua OSIS yang menurut Aurel gila:v
Aurel mematung di tempatnya. Ia membeku seketika, dan tidak jadi melanjutkan langkahnya.
"Nga-ngapain lo disini?"
Satu alis Atta terangkat lalu dia membalas pertanyaan Aurel tadi.
"Kenapa? Ini kan parkiran umum," balasnya enteng.
Good Rel! Pertanyaan macam apa itu. Itu adalah pertanyaan terbodoh yang pernah ia lontarkan.
"G-gak-gak papa." ucap Aurel tergagap.
"Ya udah makanya kalo tanya pikir dulu!"ucap Atta dengan nada sedikit membentak.
"Lo kok jadi sewot sih?!"
"Hak gue."
"Ketos macam apaan lo? Omongannya kok nyolot banget sih!"
"Kenapa?"
"Ya gak boleh lah."
Dari kejauhan Shanin, Aliya, dan Diva yang melihat akan ada perang dunia ke tiga, langsung berlari menghampiri Aurel dan Atta
"STOP!!!" teriak Shanin dari kejauhan.
"Kalian kenapa sih setiap kali ketemu gak pernah bisa akur." ucap Shanin yang sudah memisahkan mereka.
"Gak papa."
"Lo juga Rel,kenapa sih bawaannya marah mulu?"
"Terserah gue lah."
Dan saat Shanin ingin melanjutkan pertanyaannya sudah dipotong lebih dulu oleh Radit.
"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya Radit.
"Gak tau nih kak, tiba-tiba mereka berantem tanpa alasan yang jelas."
"Kenapa lo berantem sama cewek?" tanya Radit pada Atta.
"Dia duluan yang mulai."
"Enak aja orang lo dulu juga, malah nyalahin orang lain." ucap Aurel tak mau kalah.
"Udah stop!! Kalian tuh udah dewasa gak perlu ribut kayak anak kecil. Mending sekarang kalian maafan aja."
"Gak mau." ucap keduanya serentak.
"Ngapain lo ikutin gue?"
"Eh kulkas yang ada lo kali yang ikutin gue!"
Saat Atta ingin bicara sudah dipotong oleh Aliya. "Berisik tau gak!! Panas kuping gue lama-lama disini. Mending saling maafan aja apa susahnya sih."
Aurel ingin menolak tapi Aliya sudah melotot ke arahnya, seolah memberi isyarat untuk ia cepat-cepat minta maaf.
"Maaf," ucapnya ketus.
"Gak." balas Atta tak kalah ketus.
"Tuh kan gue udah minta maaf, dianya aja yang songong gak mau nerima maaf dari gue!" ucap Aurel mulai ngegas.
"Ta udah lah, lo gak usah kek anak kecil. Ingat kan lo itu ketua OSIS disini." ucap Iqbal angkat bicara.
"Oke gue maafin, dengan satu syarat."
"Apa?"
"Besok pagi lo harus keliling lapangan basket 20 kali. Gak ada penolakan."
"Apa hubungannya coba?" tanya Aurel tak percaya.
