1 jam berlalu dan disinilah aku, diikat dengan Edmund di hutan yang dingin.
Aku memeluk kedua kakiku dan menundukkan kepalaku di dengkul.
" Kau menangis? " Tanya Edmund yang duduk di sebelahku.
" Enggak, kayang.masi nanya aja lu tong dah tau juga. aku kangen louis. aku jugak pengen makan ramyeon sekarangg. Huhuuhuu aku gamau mati muda mamaa. " Kataku sambil menangis .
Edmund menggeser duduknya menjadi disebelahku persis. Dia menepuk nepuk pundakku sambil menahan tawannya.
" Hei, sudah jangan menangis. Aku juga pernah ada disini saat umurku kurang lebih masih sepertimu dan sekarang aku ada disini lagi,bedannya kali ini ada kamu. Ini. Permen untukmu tapi jangan menangis lagi, oke? " Kata Edmund sambil memberikan sebungkus permen berwarna coklat.
" Makasii" Raut wajahku langsung berubah menjadi senang. Aku mengambil permen itu dan memakannya sambil cengengesan melihat kearah Edmund.
🍑🍑🍑
Cair paravel" Jenderal , kalian tetap disini dan menjaga cair paravel. Sementara aku, susan, louis, dan lucy akan pergi ke kamp aslan untuk mencari faiza, Edmund, dan penyihir putih. " Perintah peter.
" Bagaimana bisa dia kembali lagi? " Tanya susan dengan raut muka bingung sekaligus khawatir.
" Aku juga tidak tau, yang penting kita harus menemukan mereka berdua secepatnya" Kata peter sebelum pergi diikuti yang lainnya.
Mereka terus berjalan sampai siang menjelang dan mereka tiba di kamp aslan. Semua rakyat narnia memberi hormat pada mereka.
Aslan keluar dari tendanya dan mengaum.Semuanya menunduk kearah aslan kecuali louis yang sudah seperti anak ilang. Dia pikir aslan adalah manusia ternyata singa. Lucy langsung berlari dan memeluk aslan.
" Aku tau, aku akan menyuruh anak buahku untuk menjemput adik kalian sekarang juga, dan peter kita akan merundingkan soal penyihir putih. " Kata aslan.
para manusia setengah kuda langsung pergi mencariku dan Edmund.
🍑🍑🍑
Aku tertidur dibahu Edmund karena ya emang ngantok. Samar samar aku mendengar langkah kaki kuda mendekat. Aku terbangun seketika dan melihat banyak manusia setengah kuda sedang melawan tentara tentara penyihir putih.
aku dan Edmund dibebaskan dan menaiki salah satu kuda. Aku di depan dan Edmund dibelakangku.
Kita sampai disebuah tempat yang penuh dengan bendera berwarna merah kuning bergambar singa. Tempat apaan nih? Belom pernah liat.
Edmund turun dari kuda dan menjulurkan lidahnya padaku
" Coba turun sendiri, dasar pendek ahahahahaha" Katanya sambil berjalan menjauh.Asemm, gasopan bener nih orang. Saat aku sedang bersusah payah untuk turun ada seekor berang berang yang mendekat kearahku.
" Perlu bantuan putri ?" Katanya sambil mengulurkan tangannya malu malu kearahku.
" Oh iya, tentu, Terima kasih" Kataku sambil meraih tangannya dan turun dari kuda kampret ini.
" Mau kuantar masuk kedalam? " Tanya nya lagi.
" Bolehh ayok " Aku menggandeng tangan berang berang itu. Tingginya tidak jauh beda denganku hanya beda sedikit. Lebih tinggi aku lahh.
Aku melihat louis, susan, lucy, dan peter sedang memeluk Edmund satu persatu. Aku berlari kearah Louis dan memeluknya erat. Louis membalas pelukanku dan lagi lagi berusaha mengangkatku tapi gabisa.