Saat aslan sudah berjalan mendekati penyihir putih aku sembuyi dibelakang semak semak dan melihat apa yang terjadi.
Aslan di gunduli diatas sebuah meja batu dan dibunuh disana. Aku menangis tersedu sedu dan tak tau harus apa.
Aku berlari ke arah aslan dan memeluk badannya yang sudah tidak bernyawa.
Pagi sudah tiba. Aku terbangun diatas badan aslan. Dan kembali memperhatikan badannya yang tergolek menyedihkan diatas meja batu. Saat aku sedang mengelus badannya, tiba tiba ada sekelompok tikus yang datang kearahku.
Aaaaa apaanihh shuh shuhh hiiii geli banget. Ternyata tikus tikus itu membantu melepas tali yang dibuat mengikat aslan.
Aku buru buru mengeluarkan belati kecil yang lucy kasi padaku,katanya biar kembaran. Lalu ikut membuka tali yang mengikat Aslan.
Aku menghembuskan nafas berat dan mengusap Aslan dan hendak pergi untuk memberi tahu kematian aslan kepada yang lain.
Saat aku berbalik badan ada suara auman keras dari belakangku. Aku berbalik seketika dan melihat Aslan telah berdiri tegak seperti tadi malam di seberang meja batu.
" Aslan! " Aku berteriak dan lari memeluk Aslan.
" Bagaimana ini bisa terjadi? " Tanyaku kagum.
" Penyihir putih harus tau apa arti pengorbanan yang sebenarnya" Jelas aslan yang aku tidak paham maksudnya.
" Kau tak mau ketinggalan perangnya kan? " Tanya Aslan.
" Tentu saja tidak" Kataku semangat dan menaiki punggung Aslan.
🍑🍑🍑
Kita sampai di kamp Aslan , aku melihat semua sedang sibuk melawan satu sama lain.
Lucy sedang menunggu di atas batu sambil mengawasi mereka semua. Aku mendatanginya dan memeluknya.
" Owh faiza, kau dari mana saja? Kenapa menghilang? Semua menghawatirkanmu" Kata lucy sambil membalas pelukanku.
" Ceritanya panjang lu, nanti aku jelasinn.. Et tunggu, EDMUND! " aku melihat edmund yang tak sengaja terkena senjata penyihir putih.
Aku berlari tanpa pikir panjang menuruni kamp.
" FAIZA! Tunggu jangan mendekat! " Kata lucy sambil mengejarku dari belakang.
Aku melihat penyihir putih yang ingin mencelakai edmund lebih dari barusan. Dengan cekatan aku menarik panahku dan..
" Prangg" Tepat saat dia akan menusuk edmund senjatanya kupatahkan dengan panahku didepan semua orang.
" Hhhggg kauu!! " Dia marah dan mengambil pedang yang ada di rumput.
" FAIZA! AWAS! " Teriak peter sambil berlari kearahku.
Saat penyihir putih mengangkat pedangnya untuk membunuhku, aku melihat peter yang berlari kearahku dan memelukku.
" Aaghhh" Teriakan wanita tua di
depan ku ini terdengar menggelegar sampai telingaku mau pecah.
Setelah itu aku dan peter melihatnya terjatuh tergeletak di depanku dengan darah didadanya . Aku melihat kakakku di belakangnya dengan pedang di genggamannya yang bersimpah darah." Edmund! " Teriak lucy memecah keheningan
Aku, Peter, kakakku, dan susan berlari bersamaan kearah edmund. Lucy segera memberikan setetes ramuannya untuk edmund.
" Aww " Edmund perlahan mulai membuka matanya.semuanya tersenyum lega.
" Kita memenangkan perangnya ed! " Kata louis sambil menepuk bahu Edmund.