Narulita berjalan sedikit cepat menghampiri tiga orang pembeli yang duduk di pojok ruangan restoran. Tidak lupa Narulita membawa buku menu.
Setelah sampai di meja tiga orang itu, Narulita pun menyerahkan buku menu kepada Susan. "Silahkan dipilih menu makanannya Bu."
Susan menerima buku menu itu lalu membukanya. Susan menggeser buku menu itu ke arah suaminya lalu berkata, "Pak, pilih makanan yang mana?"
Lana tidak ingin ambil pusing memilih makanan apa. Dia langsung menjawab, "Bakso jumbo aja deh Buk. Bapak lagi pengen bakso."
Susan bertanya lagi, "Minumnya teh hangat aja ya Pak?" Lana hanya mengangguk saja.
Sekarang giliran Susan yang memilih makanan. Susan kebingungan memilih makanan apa, karena banyak sekali menu makanan yang tersedia dengan keunikan tersendiri.
Sembari menunggu ibunya memilih menu makanan, Sultan memerhatikan wajah Narulita yang cantik dengan polesan make up tipis dan sederhana, tidak menor alias tidak berlebihan. Narulita belum menyadari Sultan memerhatikannya, karena sedang fokus melihat Susan yang sibuk memilih menu makanan.
Sampai akhirnya Narulita menoleh ke arah Sultan. Narulita tersenyum, Sultan hanya mengangguk dan tersenyum tipis. Jujur sebenarnya Sultan dan Narulita malu serta canggung, karena tidak sengaja bertatapan walaupun singkat.
Narulita kembali mengamati Susan yang belum kelar dengan kesibukannya memilih menu makanan. Sungguh, Susan kebingungan harus memilih menu makanan apa.
Narulita menawarkan diri untuk membantu Susan memilihkan menu makanan yang enak. "Bu, kalau bingung. Saya bisa bantu pilihkan menu makanan yang paling enak di restoran ini."
Susan sedikit terkejut karena ucapan Narulita. Susan cepat-cepat mendongak dan menatap wajah Narulita.
"Oh enggak Mbak. Enggak usah. Saya bisa kok milih menu makanan sendiri," ucap Susan diakhiri senyuman tipis lalu membuka-buka buku menu.
Satu menit berlalu, akhirnya Susan memutuskan untuk memilih menu makanan soto ayam Spesial dan minuman teh hangat.
"Mbak, saya pilih ini. Soto ayam sama teh hangat. Suami saya, bakso jumbo sama teh hangat juga," ucap Susan sembari menunjuk beberapa menu makanan yang dia maksud.
Narulita mencatat pesanannya. Susan menyerahkan buku menu kepada Narulita, tapi Narulita menolak karena mengingat ada satu orang yang belum memilih menu makanan.
"Buk, Mas ini belum pilih menu makanan loh." Narulita sedikit menunjuk Sultan.
Susan langsung tersadar, anaknya ternyata belum memilih menu makanan sama sekali. Susan tertawa kecil sambil berkata, "Hahah, iya Mbak. Saya lupa kalau ada anak saya. Maklum Mbak saya sudah tua. Kadang suka lupa." Narulita tersenyum dan mengangguk saja, di dalam hatinya dia tertawa.
Susan memberikan buku menu itu kepada anaknya. Sultan menerima buku itu lalu memilih-milih menu makanan. Sama seperti bapaknya, Sultan tidak ingin pusing-pusing harus memilih menu makanan apa. Ia memilih menu makanan nasi goreng spesial, minumannya kopi dan teh hangat. Narulita mencatat pesanan Sultan.
Setelah itu, Sultan menyerahkan buku menu kepada Narulita. "Baik, Mas, Bu, Pak. Di tunggu dulu pesanannya, nanti saya antar." Setelah berucap, Narulita langsung berjalan ke dapur untuk memberikan catatan menu kepada koki. Nanti koki yang akan memasak menu makanan tersebut.
"Nak, kamu tadi pilih menu makanan apa?" tanya Susan kepada anaknya.
"Biasa Buk, nasi goreng," jawab Sultan santai.
"Nasi goreng enggak bikin kenyang. Nanti kamu lapar lagi loh!" ucap Susan mengingatkan. Memang benar nasi goreng tidak bisa membuat kenyang tahan lama, karena mungkin faktor nasi yang digoreng, sehingga mengurangi jumlah karbohidrat yang terkandung dalam nasi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sultan Jatuh Cinta [Lengkap]
General Fiction[IKUTI AKUN PENULIS SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH] Seorang perempuan bernama Narulita hidup bersama adik semata wayangnya, Adelia. Orang tua mereka sudah meninggal dunia satu tahun yang lalu. Kini Narulita harus bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup...