Beberapa menit setelah melakukan perjalanan dari rumah, akhirnya Sultan sudah sampai di depan restoran Pak Hartono. Sultan menjalankan mobilnya ke tempat parkir dengan hati-hati supaya tidak menyerempet kendaraan lain. Pagi ini restoran milik Pak Hartono cukup ramai, terbukti dari banyaknya jumlah kendaraan yang terparkir sampai tidak menyisakan jalan luas bagi kendaraan lain yang ingin menuju ke arah parkiran.
Sultan sudah seringkali makan di restoran tersebut, bisa dibilang Sultan adalah pelanggan setia restoran Pak Hartono. Kadang Sultan pergi ke restoran itu, terhitung tiga kali dalam seminggu. Menurutnya makanan di restoran Pak Hartono rasanya enak-enak, membuatnya ketagihan, ingin terus makan di restoran tersebut.
...o0o...
Sultan sudah masuk ke restoran, hal pertama yang dilihatnya adalah banyaknya para pembeli sedang makan, mengobrol atau bercanda bersama yang lain. Alunan musik santai yang diputar pada sound sistem berukuran kecil, mengalun merdu, membuat orang-orang yang ada di dalam restoran merasa betah.
Sultan memilih tempat duduk yang berada di dekat jendela. Ia mengamati gedung-gedung pencakar langit dan jalanan yang dilewati banyak kendaraan, yang berlalu-lalang di depan restoran. Pemandangan seperti itu sudah sering ia lihat. Sangat membosankan. Andai saja bisa, maka Sultan akan memindahkan restoran ini ke tempat yang lebih sejuk dan jauh dari polusi kendaraan. Begitulah Sultan, sedikit tidak menyukai keramaian dan polusi udara.
Sultan bosan berlama-lama mengamati jalanan yang begitu-begitu saja, lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan restoran yang desainnya sederhana, tapi nyaman dilihat. Setelah puas mengamati ruangan dalam restoran, Sultan mengeluarkan hapenya dari saku bajunya yang berkerah. Ia hanya iseng-iseng membuka notifikasi aplikasi IG. Banyak notifikasi, pengikutnya yang berkomentar mengenai fotonya dan mendapat beberapa pengikut baru.
Sultan pun berniat membaca komentar para pengikutnya yang kebanyakan memujinya tampan, kaya, baik, ganteng. Bahkan ada temannya yang berkomentar tanpa malu mengatakan, 'Jomblo terus. Kapan nikahnya?'. Setelah membaca komentar dari temannya tersebut, Sultan ingin sekali tertawa terbahak-bahak. Tapi mengingat dia sedang di dalam restoran yang tentunya terdapat banyak orang, jadi ia harus bisa mengontrol tawanya, supaya tidak disebut gila. Sultan tidak berniat membalas komentar dari temannya tersebut yang banyak disetujui oleh pengikutnya.
Benar, seharusnya Sultan sudah waktunya untuk menikah, mengingat jika usianya sekarang sudah hampir kepala tiga, yaitu dua puluh tujuh tahun. Teman-teman seumuran Sultan, sudah menikah dan kebanyakan sudah mempunyai anak. Sedangkan Sultan? Pacar saja belum punya, apalagi istri dan anak. Sebenarnya banyak perempuan yang secara terang-terangan mengatakan bahwa menyukainya, tapi Sultan tidak pernah menganggap ucapan mereka dengan serius. Sultan yakin, mereka mencintainya hanya karena hartanya yang melimpah.
Ada beberapa alasan yang membuat Sultan belum menikah sampai sekarang. Satu, Sultan ingin memiliki seorang istri yang benar-benar mencintainya, bukan mencintainya karena hartanya yang melimpah. Dua, Sultan menginginkan istri yang solehah dan mengerti agama. Tiga, ia tidak mau mempunyai istri yang boros uang, meskipun kaya raya harus tetap hemat uang. Kecuali uangnya dipergunakan untuk memberikan bantuan kepada anak yatim piatu atau orang yang membutuhkan, Sultan tak segan-segan akan mengeluarkan banyak uang. Karena menurut Sultan, memberikan bantuan kepada anak yatim piatu dan orang yang membutuhkan, lebih penting dan bermanfaat daripada menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tidak bermanfaat.
Dua menit lamanya, Sultan sudah membaca sebagian komentar para pengikutnya, tanpa sadar ada seorang pelayan restoran yang cukup lama berdiri di depan mejanya. Pelayan itu yang ternyata Narulita sudah dua kali memanggil Sultan, tapi Sultan tidak sadar dan tidak menghiraukan karena terlalu asyik membaca komentar.
Narulita memanggil sekali lagi. “Maaf Mas! Mau pesan apa?”
Mendengar suara seorang wanita di depannya, lantas Sultan mendongakkan kepalanya dengan gerakan pelan, tangan kanannya masih memegang hape. Sultan sempat terdiam lama melihat wajah wanita di depannya sebelum akhirnya ia tersadar dan cepat-cepat menyimpan hapenya ke dalam saku bajunya.
"Oh, iya Maaf," ucap Sultan tersenyum sambil sedikit mengangguk.
Narulita hanya tersenyum tipis lalu menaruh buku menu ke atas meja berbentuk bundar, di hadapan Sultan. “Silahkan pilih menu makanannya Mas!"
Sultan tersenyum-senyum tanpa henti, bukan tersenyum karena melihat wajah Narulita yang cantik, tapi tersenyum-senyum karena masih merasa malu dan canggung. Seharusnya tadi dia tidak usah terlalu fokus membaca komentar para pengikut di postingannya, sampai membiarkan pelayan itu berdiri cukup lama di depan mejanya.
Sultan pun membuka-buka buku menu itu, memilih menu makanan dan minuman. Cukup lama, Sultan akhirnya memilih menu makanan soto ayam, kemudian memilih minuman teh hangat. “Soto ayam dan teh hangat ya!” ucap Sultan menunjuk kedua gambar makanan tersebut.
“Terimakasih Mas! Ditunggu sebentar, nanti saya antar," ucap Narulita ramah lalu mencatat pesanan Sultan. Setelah itu ia kembali melayani para pembeli yang baru saja masuk ke restoran.
Ada lima karyawan baru yang bertugas menjadi pelayan di restoran ini. Sebelumnya Narulita dan dua rekan kerjanya yang menjadi pelayan, tapi karena semakin hari semakin banyak pembeli dan tiga orang pelayan tersebut tidak mungkin melayani banyak pembeli, dengan keputusan Pak Hartono akhirnya membuka lowongan kerja di restorannya. Baru beberapa hari membuka lowongan kerja, langsung banyak orang yang melamar. Pak Hartono hanya menerima sepuluh orang. Lima bertugas menjadi pelayan dan lima bertugas memasak.
Beberapa menit menunggu, akhirnya pesanan Sultan datang, yang mengantar bukan Narulita tapi pelayan lain. Pelayan tersebut meletakkan sepiring nasi, semangkok soto ayam dan segelas teh hangat di atas meja dengan hati-hati agar tidak jatuh. Sultan tersenyum, sudah tidak sabar ingin segera memakan soto ayam di depannya yang menggiurkan lidah, ditambah aroma soto ayamnya yang begitu nikmat.
"Silahkan Mas, dinikmati!" ucap pelayan itu setelah selesai meletakkan makanan di hadapan Sultan.
"Iya Mbak, terimakasih," kata Sultan.
Pelayan itu hanya mengangguk merespons ucapan Sultan. Kemudian pelayanan itu pergi, berlanjut melayani pembeli baru.
Sultan tidak langsung memakan soto ayam yang menggiurkan lidah itu, tapi ia membaca doa makan terlebih dahulu. Setelah itu, barulah Sultan dengan lahap memakan nasi dan soto ayamnya. Sangat nikmat, membuatnya tidak bisa berhenti mengunyah.
...o0o...
Narulita dan pelayan lain bolak-balik dari meja satu ke meja yang lainnya hanya untuk melayani para pembeli yang tidak ada habisnya, setiap ada orang keluar ada lagi orang masuk, begitu pun seterusnya. Restoran Pak Hartono memang terkenal dengan makanannya yang enak, sehingga tidak heran apabila ramai pembeli.
Narulita menghampiri seorang pria paruh baya yang memanggilnya. Sampai di hadapan pria itu, ia segera menyerahkan buku menu dan meletakkannya ke atas meja. “Silahkan Pak!" ucap Narulita ramah dan sopan. Pria itu tersenyum, lalu memilih-milih menu makanan.
Setelah pria itu memilih menu makanan, Narulita mencatatnya dan segera mengantarkan catatan pesanan itu kepada koki yang bertugas memasak di dapur. Begitu pun seterusnya, setiap ada orang yang memesan makanan lalu dicatat, maka catatannya harus segera diberikan kepada para koki, agar para pembeli tidak kecewa karena lama menunggu pesanannya.
...o0o...
Setelah selesai memakan makanannya dan sudah membayar di kasir, Sultan memutuskan untuk segera keluar restoran. Setelah ini dia harus mendatangi toko berliannya, untuk memastikan keadaan para karyawannya yang bekerja di sana.
Sultan menjalankan mobilnya keluar area parkiran dengan hati-hati. Di sisi kanan dan sisi kiri mobilnya, terdapat banyak kendaraan yang berjejer rapi dan berdempetan, sehingga membuat jalan keluar area parkiran menjadi sedikit sempit.
...o0o...
Kalau kalian suka, tidak ada salahnya untuk memberikan vote atau mengklik tanda bintang yang ada di pojok kiri bawah. Vote itu gratis, gak bayar. Oke? Terimakasih...
Baca bab selanjutnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sultan Jatuh Cinta [Lengkap]
Fiction générale[IKUTI AKUN PENULIS SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH] Seorang perempuan bernama Narulita hidup bersama adik semata wayangnya, Adelia. Orang tua mereka sudah meninggal dunia satu tahun yang lalu. Kini Narulita harus bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup...