23

212 23 0
                                    

Part 23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 23

Sarah tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Ia terpaku melihat seorang pria yang sangat ia rindukan selama ini. Seharusnya ia senang. Namun kali ini tidak. Ia malah berpikir bahwa pria itu hanya sekedar halusinasi yang dibuat-buat oleh otaknya saja. Galang yang kini sedang berada di hadapannya tidak nyata. Dia palsu. Sarah terus meyakinkan dirinya sendiri bahwa Galang sudah meninggal dan kini yang berdiri di altar bersamanya hanyalah sebuah ilusi semata, sama halnya seperti Sasha dan Linda sebelumnya.

Tubuh Sarah terasa kaku dan sulit digerakkan. Keringat dingin mengalir membasahi wajah pucatnya. Kepalanya menoleh ke arah kanan, mengedarkan pandangan, menatap orang-orang yang juga sedang menatapnya dengan bingung. Pandangan mereka seolah-olah mengatakan "apa yang gadis itu lakukan disana?" "Apa dia gila?"

Sarah takut. Ia benci dengan situasi ini. Situasi dimana kegilaannya kambuh dan orang-orang menyadari itu. Inilah yang ia khawatirkan selama ini.

Sarah meremat gaunnya kuat ketika Galang mulai berjalan mendekatinya. Ia sangat bingung sekarang. Dimana Nendra? Apakah pria itu kabur karena tak ingin menikahi gadis yang gila seperti dirinya? Pikiran-pikiran negatif seperti itu terus muncul di kepalanya.

Malu, takut, bingung, marah, dan sedih bercampur aduk menjadi satu. Sarah memundurkan langkahnya ketika Galang semakin mendekat ke arahnya dengan raut wajah cemas. Sarah yang main terpojok langsung membalikkan badan dan berlari menuju ke belakang panggung. Ia mendengar suara beberapa orang yang meneriakinya namun ia tak peduli.

Masih mengenakan gaun yang sama, Sarah terus berlari hingga sampai ke belakang gedung pernikahannya. Ia melepas sepatu hak nya lalu melemparnya ke sembarang tempat kemudian ia kembali berlari hingga sampai ke pinggir jalan. Beberapa orang yang lewat di sekitar sana terlihat memperhatikannya. Sarah mulai panik. Pernapasannya naik turun tak beraturan dan sepertinya sebentar lagi penyakitnya akan kambuh.

Tak lama kemudian ia melihat taksi yang melaju. Ia memberhentikan taksi tersebut dan masuk ke dalamnya. Supir taksi yang melihat Sarah menatapnya dengan aneh. Bagaimana tidak? Sarah masih mengenakan gaun pernikahan, rambutnya yang tadi digulung rapi kini sudah berantakan karena berlarian tadi, ia juga tak memakai alas kaki dan yang lebih membingungkan wajah Sarah nampak seperti habis dikejar oleh hantu. Wajahnya pucat pasi dengan keringat yang bercucuran. Dan jangan lupakan napasnya yang tersengal-sengal.

"Nona tidak apa-apa? Sepertinya nona sakit—"

"Antarkan aku ke jalan xxx perumahan xxx. Cepat!" Potong Sarah dengan suara tercekat. Nadanya terdengar emosi dan itu membuat supir taksi mengangguk lalu menancapkan gas mobilnya ke tempat tujuan.

Ditengah perjalanan, oksigen yang Sarah hirup sudah mulai menipis. Ia sering batuk-batuk dan napasnya mulai terdengar. Supir taksi yang memahami kondisi penumpangnya langsung melajukan mobilnya dengan cepat.

Because Of You [Tamat] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang