24 (End)

391 33 2
                                    

Part 24(End)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 24
(End)

Sarah mendorong tubuh Galang kasar lalu mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi dan menampar pipi Galang dengan keras. Tamparan keras itu membuat Galang membeku di tempat. Alih-alih merasa kesal dan marah, tetapi Galang malah merasa lega. Dia pantas untuk mendapatkan itu. Galang tersenyum lalu meraih tangan Sarah. Menuntun tangan kurus itu untuk memukul dadanya.

"Pukul aku jika itu bisa membuatmu merasa lebih tenang." Ucapnya.

Sarah memandangnya tidak suka kemudian menarik tangannya kembali.

"Lucu?"

Senyuman Galang perlahan memudar.

"Apa sekarang kau puas sudah membuatku menderita? Apa kau senang ketika melihatku menangis dan putus asa setiap hari?" Lirih Sarah.

"Tiga tahun Galang. Aku menyia-nyiakan waktuku selama tiga tahun hanya untuk menangisimu. Kenapa baru sekarang kau datang? Kenapa kau baru datang ketika aku sudah bisa merelakan kepergianmu?" Sambungnya seraya menahan air mata yang hendak mengalir.

"Kau egois Galang. Sekarang aku tidak ingin melihatmu. Melihat wajahmu hanya akan membuat hatiku semakin sakit." Ucap Sarah mengakhiri kalimatnya dan melangkahkan kaki hendak meninggalkan Galang. Lagi-lagi Sarah memutuskan untuk pergi. Ia tidak peduli. Ia tidak mau melihat Galang untuk sementara waktu. Hatinya sudah terlanjur sakit. Namun ia menghentikan langkahnya ketika Galang memegang tangannya kuat. Seolah-olah tak membiarkannya untuk pergi.

"Tolong jangan pergi. Kumohon." Pinta Galang.

"Aku tahu aku egois dan begitu bodoh karena sudah memberikan luka yang begitu dalam di hatimu. Tapi kumohon berikanlah aku kesempatan kedua. Aku janji tidak akan pergi lagi darimu dan aku akan menebus semua kesalahanku padamu."

Sarah terdiam. Matanya mulai memerah menandakan bahwa ia akan menangis. Namun, ia segera mendongakkan kepalanya agar air matanya tidak jatuh. Karena ia tak ingin menangis dan membuang air matanya dengan sia-sia lagi untuk Galang.

Sarah membalikkan tubuhnya, melepaskan tangannya dari genggaman Galang dengan kasar. Menatap manik mata pria tersebut dengan miris seraya tersenyum kecut.

"Semuanya sudah terlambat. Aku sudah terlanjur hancur setelah kau pergi meninggalkanku." Gumam Sarah yang seakan-akan meminta Galang untuk berhenti berharap.

"Tidak ada kata terlambat, Sarah. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Jadi kumohon kembalilah padaku." Pinta Galang seraya meraih tangan Sarah kembali. Namun Sarah menjauhkan tangannya.

"Stop Galang! Berhenti meyakinkanku!" Sahutnya tegas. Setelah mengatakan itu Sarah membalikkan tubuhnya dan hendak pergi namun lagi-lagi langkahnya terhenti. Sarah mengepalkan tangannya kuat ketika Galang mengatakan sesuatu yang membuat dinding pertahanannya runtuh seketika.

"Apa kau benar-benar tidak ingin kembali padaku? Apa kau tidak ingin membuka lembaran baru denganku?" Ia menjeda kalimatnya.

"Ingat Sarah, kita sudah menikah. Meskipun pernikahan kita sempat tertunda tapi kita sudah sah sebagai pasangan suami istri. Apa kau yakin ingin pergi dariku?" Sambung Galang tak menyerah agar Sarah bisa kembali padanya.

Sarah mendesah frustasi. Kali ini ia gagal membendung air matanya. Alhasil ia menangis dan diiringi dengan isakan-isakan kecil. Disatu sisi ia sangat marah pada Galang dan ingin meninggalkan pria itu sebagaimana pria itu pernah meninggalkannya. Namun, disisi lain ia masih mencintai Galang dan ingin kembali ke sisinya.

Tiba-tiba Galang membalikkan tubuh Sarah ke belakang dan mendekapnya erat. Sarah yang masih menangis hanya bisa pasrah karena ia memang sedang membutuhkan pelukan sekarang.

"Jangan menangis." Gumam Galang seraya mengusap halus surai hitam wanitanya.

"Aku akan kembali padamu," Ucap Sarah disela-sela tangisannya. Suaranya sangat kecil hampir tidak terdengar namun untungnya Galang mendengarnya dengan baik. Pria itu melepaskan pelukannya namun kedua tangannya masih bertengger di pinggang Sarah. Manik hitamnya menatap lekat mata istrinya.

"Tapi berjanjilah untuk tidak pergi meninggalkanku lagi. Kalau kau sampai melakukannya, aku juga akan pergi meninggalkanmu dan tak akan pernah kembali sampai kapanpun." Lanjutnya dengan menambahkan sedikit kata-kata ancaman agar Galang tidak pergi lagi darinya.

Galang tersenyum. "Aku akan memegang kata-katamu dan menepati janjiku. Sekali lagi aku minta maaf karena sudah membuatmu hancur dan aku berterima kasih padamu karena sudah mau kembali padaku." Ucap Galang tulus. Senyuman yang telah lama hilang kini kembali menghiasi wajah cantik Sarah. Perasaan bahagia yang sudah lama terkubur kini mulai muncul kembali.

"Aku juga minta maaf." Gumam Sarah.

"Kalau begitu, bolehkah aku melanjutkan kegiatan kita yang sempat tertunda di atas altar tadi?" Tanya Galang meminta ijin pada wanitanya. Sarah menyatukan alis bingung.

"Kegiatan ap---"

Belum sempat bertanya, Galang sudah menarik pinggang Sarah dan mendekatkan wajahnya untuk mengecup bibir istrinya. Sarah sempat terkejut lalu ia tersenyum dan menutup matanya. Kedua tangannya tergerak untuk memeluk tubuh suaminya lalu ia membalas kecupan tersebut.

Tamat

Because Of You [Tamat] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang