2

438 60 0
                                    

Part 2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Part 2

Matahari mulai menampakkan wujudnya. Sebuah villa yang terletak di tengah hutan kini telah dikelilingi oleh beberapa mobil polisi dan ambulan. Sementara itu, Nathan terlihat sedang mengomeli salah seorang polisi yang berjaga. Dia marah karena polisi datang terlambat. Tak lama, beberapa orang datang dari arah villa dan mendorong dua ranjang yang dimana terbaring tubuh Lia dan Henry.

Nathan membungkam mulutnya. Matanya membulat sempurna. Kemudian ia kembali mengomel.

"Lihatlah! Karena keterlambatan kalian, teman-temanku mati!" Teriak Nathan.

"Hei tenanglah anak muda, temanmu tidak mati namun kondisi mereka sedang kritis. Berdoa saja agar temanmu cepat pulih." Ucap salah seorang polisi dari arah belakang Nathan.

"K-kritis?" Tanyanya terbata. Ia menyugar rambutnya ke belakang dengan gurat wajah cemas.

"Lalu bagaimana dengan Sarah, temanku? Apa dia baik-baik saja?" Sambungnya.

"Sejauh ini kami masih belum menemukan jejak-jejak keberadaan teman perempuanmu itu. Ada dua kemungkinan yaitu dia sudah mati dan mayatnya dibuang atau dia dibawa oleh si penculik yaitu temanmu sendiri, Galang." Jelas polisi tersebut. Nathan menjambak rambutnya dengan frustasi. Wajahnya dengan jelas menunjukkan bahwa pria itu sangat khawatir.

"Jangan khawatir, kami akan segera menemukan temanmu. Kami juga sudah memberitahukan hal ini pada kedua orang tuanya dan akan bekerja sama dengan cabang polisi lain untuk menyelidiki kasus ini." Ujarnya pada Nathan. Pria itu menganggukan kepalanya pelan namun perasaannya masih cemas. Ia takut terjadi sesuatu pada Sarah.

Ditempat lain yang letaknya berada sangat jauh dari villa, terdapat seorang gadis yang sedang berbaring lemah di atas ranjang. Tiba-tiba gadis itu terbangun dan mengerjabkan matanya. Menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina.

Matanya mengedar ke sekeliling. Dipandangnya dinding dan langit-langit dengan nuansa kayu. Tempat ini terasa sangat asing baginya. Tak lama, ia mulai merasakan sebuah benda menutupi mulut dan hidungnya. Benda itu adalah alat bantu pernapasan. Ia ingin mengambil alat tersebut namun tubuhnya sangat lemas. Tangannya tidak bisa digerakkan.

Tiba-tiba seorang pria muncul dari balik pintu. Gadis yang bernama Sarah itu melirik ke arah pria tersebut. Ia sangat amat mengenalnya.

"Sudah bangun?" Ucapnya lalu berjalan mendekati Sarah. Tangannya terulur untuk mengusap rambut Sarah dengan lembut. Gadis itu ingin menghindar namun lagi-lagi ia tak berdaya dan hanya bisa pasrah dengan perlakuan Galang.

Sarah juga ingin menanyakan sesuatu. Beribu pertanyaan menumpuk di kepalanya namun ia tak dapat membuka mulutnya. Suaranya pun tak mau keluar.

"Bagaimana perasaanmu? Aku yakin kau pasti bingung dan ketakutan sekarang, iya kan?" Galang tersenyum. Sarah hanya menatap manik mata Galang dengan pandangan sayu.

Because Of You [Tamat] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang