6

361 45 0
                                    


Part 6

"Nathan!"

"Hei! Kok melamun?"

Seru Lia seraya melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Nathan. Pria itu tersentak kaget dan tersadar dari lamunannya.

"Ah maaf, tadi sampai mana kita?" Tanyanya. Lia memutar bola matanya malas.

"Sebenarnya aku menguping perdebatanmu dengan Galang waktu itu,"

"Ah maksudmu saat sebelum dia hampir membunuhmu dan Henry? Ya, aku sempat berdebat dengannya." Ujar Nathan lalu menyandarkan tubuhnya di kursi.

"Kenapa kalian berdebat? Apa mungkin karena...

Sarah?"

Nathan mengangguk.

"Kalian berdua menyukai Sarah?" Terka Lia.

Nathan kembali mengangguk.

"Aku dan Sarah bukan hanya saling menyukai, kita bahkan sudah pacaran." Ucapnya dengan nada santai.

"Apa?! Sejak kapan?"

"Sudah lama dan kami memang sengaja untuk merahasiakan hubungan ini."

"Kenapa?" Tanya lia penasaran.

"Rahasia." Jawab Nathan dan Lia memutar bola matanya malas.

"Baiklah aku tidak akan bertanya lagi tentang hal itu tapi ceritakan padaku kenapa waktu itu kau berdebat dengan Galang?"

"Baiklah akan kuceritakan. Pada saat itu..."

Flashback On.

Saat itu jam menunjukkan pukul dua belas malam. Lia, Henry dan Sarah sedang bermain-main dengan kembang api di halaman depan. Mereka bermain dan tidak lama kemudian Sarah mendadak sesak napas dan batuk-batuk.

"Hei kau tidak apa-apa? Apa asma mu kambuh?" Tanya Henry dan Sarah mengangguk pelan.

"Henry, jauhkan itu darinya!" Sahut Lia yang menyuruh Henry untuk menjauhkan kembang api yang sedang ia pegang. Henry pun meletakkannya di atas tanah.

"Lebih baik kau beristirahat saja di kamar. Aku dan bocah ini yang akan membereskan sisanya." Ucap Lia. Sarah kembali mengangguk dan melangkahkan kakinya menuju ke dalam villa.

Sesampainya di dalam kamar, ia cepat-cepat membuka resleting tas namun, sesak di dadanya mendadak sudah hilang dan ia dapat bernapas kembali dengan lega. Sarah mengelus dada. Kemudian menutup kembali resleting tas dan duduk di tepian ranjang.

Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamarnya yang tak tertutup. "Nathan?" Ucap Sarah. Nathan tersenyum dan berjalan memasuki kamar sambil membawa sebuah gelas yang berisi air putih lalu menyodorkannya di depan Sarah.

"Minumlah. Ku dengar, asma mu kambuh." Ucapnya dengan hangat.

"Terima kasih." Sarah menerima gelas tersebut dan meminumnya. Kemudian Nathan berjalan mendekat dan duduk di samping Sarah.

Nathan melihat Sarah yang sedang meminum minumannya dari samping kemudian meletakkan gelas yang sudah kosong di atas nakas.

"Kau mau istirahat?" Tanya Nathan. Sarah mengangguk.

"Tunggu," Ucap Nathan menghentikan Sarah yang hendak berbaring di atas ranjangnya. Nathan mendekatkan wajahnya ke arah Sarah dan membuat gadis itu reflek menahan napasnya. Jari-jarinya meremas kuat sprei kasur. Wajahnya perlahan mundur saat Nathan semakin mendekatinya.

BRAK!

Tiba-tiba pintu dibuka dengan keras dan menampakkan Galang dengan raut wajah penuh amarah. Nathan dan Sarah sontak menghentikan kegiatan mereka lalu menoleh ke arah Galang. Sarah panik sementara Nathan hanya biasa saja.

Because Of You [Tamat] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang