13.Keadaan yang sulit

237 25 6
                                    

Pagi menjemput setelah kegelapan malam tergantikan oleh sinar mentari yang tidak mampu menghangatkan hati seorang Yoza yang sudah terlanjur dingin.

"Sudah aku bilang untuk tidak mendekatkan Orang Sial itu kepada adikku begini kan jadi nya!" Yoza membentak.

Dia bahkan masih saja emosi saat bertatap muka dengan Kakak sulungnya beberapa menit yang lalu, padahal semalam mereka sudah ribut bahkan melibatkan Nirzam yang lagi-lagi kena sasaran amukan Yoza.

Sen hanya tidak habis pikir bagaimana jalan pikiran Yoza yang selalu menyalahkan Nirzam padahal Dokter sudah bilang kalau penyebab sakit nya Shua kali ini karena lambung Shua yang tidak lagi sempurna itu kembali terluka karena insiden alcohol waktu itu.

Kondisi lambung anak itu tidak utuh seperti dulu karena kecelakaan yang di alaminya membuat Vashua harus rela kehilangan sekitar enam puluh persen dari ukuran lambung nya.

Membuat kondisi nya tidak sama lagi, apalagi setelah kecelakaan Vashua mengalami beberapa komplikasi setelah nya. Daya tahan tubuhnya yang lemah juga membuatnya harus lebih lama menerima perawatan.

Beberapa bulan terakhir mulai stabil tapi sepertinya insiden waktu itu membuatnya harus kembali lagi ke titik awal.

Sen menyugar rambutnya, cukup frustasi juga berhadapan dengan adiknya yang satu ini.

"Berhenti menyalahkan orang, Yoza!" Sen akhirnya berteriak juga.

Yoza bahkan langsung melirik Sen sedikit terkejut mendengar bentakan dari Kakak tertua yang jarang sekali dia dengar.

"Kau selalu saja seperti itu, menyalahkan Nirzam tidak akan membuat Shua kembali sehat seperti semula!" Bentak Sen pada akhirnya.

Lagi, Sen mulai terpancing dengan keadaan. Dia bahkan melupakan kalau ada Shua yang sedang istirahat di ruang rawatnya setelah anak itu pingsan dan kembali memuntahkan darah segar.

Sen hanya geram kepada Yoza, berkat Yoza yang lagi dan lagi, Nirzam harus terluka hati maupun fisiknya, dan yang paling parah dia sendirian menghadapi ini.

"Setidaknya jangan buat keadaan semakin runyam, Yoza."

"Apa salah nya untuk menerima Nirzam kembali kepada keluarga kita. Pikirkan perasaan Jeim dan Jeca juga jangan egois." Sen mulai melunak, mencoba memberikan lagi pengertian kepada Yoza. Tapi menghadapi Yoza yang keras kepala bukan perkara mudah, apalagi anak itu sedang di kuasai emosi.

"Egois kakak bilang, aku egois. Aku begini karena aku tidak mau Orang sial itu akan membuat adikku mati pada akhirnya!" Yoza bahkan mulai berani membentak Sen dengan wajah yang mulai memerah karena emosi yang dia tahan seperti ingin meledak.

"Kau yang seperti inilah yang akan membuatnya mati perlahan Za!"

Yoza menghembuskan napasnya, dia bahkan menyugar rambutnya ke kebelakang. Menatap pada Shua, mengingat kejadian tadi siang saat dirinya yang harus berlari menuju rumah sakit karena terlalu kalut mendapat kabar kalau adiknya kembali tumbang dan kali ini keadaannya cukup parah.

Yoza hanya marah, karena di saat kejadian ada Nirzam membuat pikiran buruknya dia melimpahkan semua kekesalannya kepada Nirzam. Yoza bahkan kembali memukul Nirzam kala itu padahal adik tirinya hanya duduk diam di depan ruang UGD.

"Kalau saja Kakak tidak menuruti segala kemauan nya untuk bertemu anak itu mungkin Shua tidak akan nekat!"

"Kau lupa? Kau lah yang memulai ini semua!"

Sen beranjak dari duduk nya, sungguh berhadapan dengan Yoza kali ini membuat emosinya tidak terkontrol.

Kesabaran Sen akhirnya habis, tangan yang sedari tadi ia tahan ingin menghantam wajah adiknya tapi sebisa mungkin dia tahan.

Black Hole Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang