Vashua masuk ruang intensif, kondisi nya menurun drastis tergolong buruk karena drop tiba-tiba, suhu tubuh nya naik tinggi, Hb dan tekanan darah nya juga turun detak jantung nya cepat bahkan dokter bilang terlalu cepat.
Anak itu juga sesak napas, napasnya cepat sekali. Tapi masih kesulitan memasok oksigen, kuku-kuku nya membiru juga Vashua yang muntah-muntah.
Tidak muntah darah lagi, tapi cairan kuning yang sedikit tapi menyiksa nya hingga dokter mencabut selang NGt nya sementara waktu, anak itu tidak bisa banyak mengeluh karena kondisinya yang setengah sadar.
Mau bicara tapi rasa sakit yang mendominasi menyuruh nya untuk diam, dengan pandangan mata sayu Vashua menatap kerumunan dokter yang bertanya itu ini mengajak nya bicara agar dia tidak sampai kehilangan kesadaran.
Keluarga nya terpaksa menunggu di luar, Sen sudah menelpon yang lain dan kini yang menemani nya hanya Henry.
Sebab Yoza yang tidak bisa di hubungi ponsel nya mati, juga kedua adik nya yang lain yang sedang di sekolah. Lagi pula mereka berdua masih di bawah umur tidak begitu bisa untuk di andalkan untuk saat ini.
"Kak, bagaimana awalnya. Kenapa bisa Shua drop lagi?" Henry bertanya.
Dia duduk di sebelah Sen yang penampilannya nya sudah berantakan, sejak Henry datang kakak sulung nya itu tidak bisa banyak berkata duduk diam dengan kepala menunduk.
Wajahnya ikut pucat karena panik melihat keadaan Vashua mengingatkannya pada kondisi dulu saat anak itu pertama kali sakit.
"Dokter bilang pemicu Shua seperti ini karena tekanan pikirannya, pasien dengan kondisi lambung juga imun yang lemah bila di beri tekanan pikiran bisa sangat bahaya." Sen mengusap wajahnya kasar.
Mengingat kembali kejadian tadi membuat tubuhnya bergetar karena ketakutan nya belum hilang, dokter bilang Vashua kritis.
"Yoza sudah bisa di hubungi belum?" Sen bertanya, kini dia duduk berhadapan dengan adiknya Henry yang mulai sibuk dengan ponselnya.
Henry sejak tadi mencoba menelpon Yoza, beberapa kali panggilan tidak dapat terhubung lalu kedua kali lagi mencoba ternyata di blokir.
Henry mengacak rambutnya, entah apa yang sedang terjadi dengan Yoza kenapa bisa susah di hubungi seperti ini.
"Nomor Henry kayak nya di blokir kak Yoza kak."
Sen mendesah frustasi, kenapa Yoza bisa menghilang saat di butuhkan. "Dokter bilang Shua butuh darah, Hb nya rendah sekali dan yang cocok darahnya hanya Yoza."
"Kak, Nirzam juga sama. Darah dia sama dengan Shua kak, Aku akan menghubungi nya."
Tangan Henry yang semula akan menelpon di tahan oleh Sen, Kakak sulung nya itu menggelengkan kepalanya meminta agar Henry menghentikan niatnya.
"Jangan dulu, nanti Yoza datang bisa panjang lagi masalahnya."
Kening Henry berkerut, sekarang keadaan nya sedang mendesak mana bisa dia mementingkan masalah Yoza kalau adik nya di dalam sana sedang butuh pertolongan.
"Pikirkan itu nanti ka, sekarang Shua lebih penting dari segalanya." Perlahan tangan Sen melepaskan pegangannya dari Henry.
Henry sendiri tidak menyia-nyiakan nya dia langsung menghubungi Nirzam, tidak perlu butuh waktu lama karena pemuda itu langsung menyambut nya begitu dering pertama terdengar.
⚫
Nirzam sedang ada janji dengan sang ayah ketika ponsel nya berdering menampilkan nomor kakak tiri beda beberapa bulannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Hole
Fanfictionini cuman kisah tentang Senandia, Yoza,Nirzam,Henry,Jeima, Vashua juga Jeca yang harus berjuang melawan perihnya kehidupan dunia.