Sen mengerutkan keningnya saat mendapatkan sebuah pesan gambar dari Henry, dirinya memperhatikan dengan seksama Shua dalam gambar tersebut.
Henry memberitahukan kalau adiknya sudah tertidur tapi lebam kebiruan yang terdapat di atas alis tebal adiknya itu jadi perhatian, perasaannya tadi Shua tidak terluka sama sekali sebelumnya, atau memang Sen yang kurang memperhatikan?
Sen lantas meminta penjelasan pada Henry tapi anak itu bahkan balik bertanya karena diapun tidak menyadari akan memar pada kening adiknya.
Adiknya tersebut tidak tau asal usul luka tersebut, di tambah lagi Henry memberitahu kalau ada luka lain di tangan Shua berasal dari infus yang sebelumnya tercabut jadi membengkak.
Menurut perawat yang memeriksa Shua mengatakan kalau adiknya itu sempat terjatuh beberapa menit sebelum mengunjungi ruangan Yoza.
Mungkin itu penyebab luka pada adiknya. Sen melirik pada Yoza, adiknya itu sudah tertidur setelah meminum obat malamnya.
Sen bisa bernapas lega karena demam Yoza akhirnya turun juga dan besok sudah di perbolehkan pulang kalau kondisinya tetap stabil. Setidaknya dia bisa lebih fokus mengurus Shua kalau Yoza sudah lebih baik.
Berjalan keluar kamar Sen berniat untuk mencari udara segar sekalian mengisi perutnya yang memang sudah terasa lapar.
🍀
Henry menyimpan ponselnya di dalam tas lalu mendekati Shua yang tertidur, benar tepat di atas alis anak itu ada lebam keunguan yang sedikit bengkak.
Dia menatap adiknya lekat, ada rasa iba ketika melihat kaki adiknya. Tapi Henry tidak pernah memperlihatkan tatapan seperti ini kalau adiknya sedang bangun bisa bisa adiknya mengamuk dan tidak mau bertemu dalam beberapa hari.
Dirinya malah jadi teringat dulu ketika Shua pertama kali di vonis tidak bisa berjalan setelah bangun dari koma karena kecelakaan itu terjadi. Henry yang saat itu menangis paling kencang karena dirinya tidak tega melihat nasib buruk adiknya itu.
Berbanding terbalik dengan Vashua yang hanya diam sembari menatap kedua kakinya yang bahkan tidak bisa untuk sekedar di gerakan dan mati rasa.
Anak itu tidak menangis ataupun berbicara satu katapun. Tapi keesokan paginya dirinya mengamuk dan mengusir siapa saja yang datang menjenguknya, tanpa terkecuali.
Dokter sampai kewalahan menanganinya, anak itu tertekan parah. Sampai harus mendatangkan dokter jiwa untuk menangani nya.
Butuh waktu yang cukup lama untuk sembuh, meskipun Shua tidak pernah histeris lagi tapi perubahan sikapnya cukup drastis.
Shua itu rawan terkena stres, maka dari itu keluarga tidak begitu terkejut kalau memang Shua selalu mengambil jalan pintas dan nekad anak itu harus selalu di jaga tidak boleh di biarkan terlalu lama sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Hole
Fanfictionini cuman kisah tentang Senandia, Yoza,Nirzam,Henry,Jeima, Vashua juga Jeca yang harus berjuang melawan perihnya kehidupan dunia.