21 ; His Story

191 35 0
                                    

≻─ ⋆ ─≻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

≻─ ⋆ ─≻

Flashback

Ratusan pasang mata memandang bocah laki laki yang dengan anggunnya meluncur di atas lantai berlapis es, mempersembahkan dirinya kepada publik.

Para penonton bersorak sorai, suara tepuk tangan memenuhi satu rink. Bocah 8 tahun itu membungkuk sopan kepada penonton.

Senyuman tidak bisa lepas dari wajahnya, dipandangnya satu persatu mata para penonton yang bahagia melihat penampilannya.

"Park Sunghoon! Park Sunghoon!" sorak para penonton.

Ini adalah pertunjukkan pertamanya, dan bocah itu menyukainya.

Skating sudah menjadi bagian dari dirinya, salah satu hal yang ia paling sukai di dunia ini.

Melihat potensinya, Sunghoon mulai dilatih untuk berkompetisi. Bocah itu amat sangat menyukainya, merasakan dirinya dilantai berlapis es itu, skating membuatnya tenang dan untuk sejenak melepaskan semua pikirannya.

Menang hanyalah bonus baginya.

Tapi, tidak bagi yang lain. Melihat Sunghoon yang selalu menang dalam kompetisi, orang tuanya merasakan kebanggaan yang berlebih, latihannya pun menjadi semakin intens karena dirinya disiapkan untuk kompetisi internasional, coachnya dengan tidak teganya melatihnya gejor-gejoran.

Sunghoon kecil tidak bisa melakukan apa apa selain mengikutinya, semua orang bisa dibilang mengandalkannya. Bocah itu tentu tidak ingin membuat semuanya kecewa.

Latihan yang dulu dianggap seru perlahan menjadi seperti paksaan bagi dirinya. Semua ini perlahan merusak mental healthnya.

Ini semua terlalu berat untuk Sunghoon di usianya yang masih sangat muda, tapi sayangnya bukan itu yang dipedulikan oleh orang lain, bahkan orang tuanya. Mereka terlalu dibutakan oleh keingin untuk terus menang.

Sunghoon yang dulunya ceria dan selalu ramah dengan semua orang, berubah menjadi pendiam, selalu memasang wajah datarnya tidak menunjukkan ekspresi apapun.

Perlahan, bocah itu menjadi dingin.

Tidak ada antusias yang dirasakannya, malam hari pun bocah itu tidak lagi bermimpi, hanya bayangan yang gelap hingga fajar menyapa.

Seperti kehilangan dirinya, perasaan? Apa itu? Sesuatu yang perlahan menghilang dari seorang Park Sunghoon.

Kejamnya orang orang itu yang telah merubah Park Sunghoon menjadi seperti ini.

Suatu hari, Sunghoon tidak merasa seperti latihan dan memilih untuk bolos dan berjalan disekitar ice rink.

Bodoh dengan semua ini, bocah itu sudah tidak peduli.

Berjalan mengikuti kemana kaki melangkah, angin malam perlahan mehembus mengirimkan getaran kepada dirinya. Rambutnya pun teracak ke segala arah, tapi bocah itu membiarkannya, ia menyukainya.

➶ sparks || Park Sunghoon [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang