22 ; Back and Stronger

189 32 4
                                    

≻─ ⋆ ─≻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

≻─ ⋆ ─≻

Melingkarkan lengannya pada kedua kakinya, mengistirahatkan kepalanya di sana. Sunghoon hanya bisa tersenyum miris mengenang masa lalunya. Betapa menyedihkannya hidup dia. Lelaki itu larut dalam pikirannya.

Di sisi lain, dia dipertemukan lagi dengannya, gadis yang memiliki tempat special dalam hatinya, gadis yang selama ini dinantinya. Siapa sangka mereka dipertemukan lagi di masa tergelap mereka, di tempat yang sama, dengan suasana hati yang sama. Seperti terulang kembali kejadian 10 tahun lalu yang diingat betul oleh lelaki figure skater itu.

Dan fakta bahwa tidak hanya dipertemukan lagi, tetapi mereka juga diberi kesempatan untuk saling mengenal satu sama lain lebih dalam dan menjadi dekat. Memikirkannya membuat Sunghoon sangat bahagia.

Tidak bertemu dengannya setelah beberapa hari ini membuat lelaki itu rindu... Sangat rindu. Mengabaikan kedua sahabatnya yang sangat peduli padanya membuat hatinya sakit, apalagi mengebaikan orang tuanya yang tidak pernah berhenti mengeceknya walaupun jawabannya selalu kekeh untuk tidak akan keluar dari kamar ini, membuat dia merasa sangat bersalah.

Jadi apa sih yang sebenarnya dia cari?
Apa yang sebenarnya dia inginkan?

Apa yang dia dapatkan dengan mengurung diri di kamar ini?

Mengapa dia sampai mengabaikan orang orang-orang yang peduli dengannya?

Mengapa dia melakukan semua ini?

Lelaki itu akhirnya sampai pada titik dimana dia menyadarinya. Yang dia lakukan ini konyol sekali. Dengan lari mengurung diri begini tidak akan menyelesaikan masalah.

Benar kata Sena

Dengan begitu, tangannya meraih knop pintu, perlahan membukanya menampakkan dirinya. Sunghoon menundukkan kepalanya malu, dia tau mamanya ada di sana, sedang duduk di kursi menungguinya.

Dengan spontan, mamanya berdiri tegap tertegun melihat anaknya. Sunghoon hanya diam tak berkutik sambil menundukkan kepalanya memandang kakinya, bibirnya membentuk garis tipis.

Mama dari lelaki itu pun berjalan menuju arahnya dengan langkah ragu, seperti masih memproses apa yang sedang dilihatnya. Kedua tangannya menangkup pipi buah hatinya yang sekarang sudah tumbuh menjadi lelaki muda yang sangat tampan.

Sunghoon mengangkat kepalanya memandang wajah mamanya yang tersenyum dengan mata berairnya.

Dielus pipinya yang menampakkan tangisan kering, hati mamanya ikut sedih melihatnya. Tidak lama Sunghoon langsung membawa mamanya ke dalam pelukannya, mamanya pun membalas pelukannya dengan penuh kasih sayang.

"Maafin Sunghoon ya ma... Sunghoon salah banyak sama mama... " Sunghoon mengeratkan pelukannya sambil menenggelamkan wajahnya pada pundak sang mama, tidak bisa menahan air tangisnya yang membuat basah baju sang mama.

➶ sparks || Park Sunghoon [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang