Verizha, piacere di conoscerti alla prossima vita
- Milim Lukedous -
***
" Sedikit lagi... "" Sedikit lagi gadis itu akan menjadi milikku. "
" Tapi kenapa? "
" Bahkan belum sejengkal aku menyentuhnya iblis itu datang. "
" Kenapa?! "
Leviathan mengepalkan erat tangannya. Menatap iblis yang membabi buta dari atas menara yang dibuat khusus untuk Verizha dan dirinya. Tersirat jelas kecemburuan dan amarah dari matanya.
Dua pasang heterochromia itu bertemu. Keduanya sama-sama menyeringai dan mulai saling serang dengan kekuatan mereka masing-masing. Kecemburuan, nafsu membunuh, keegoisan bercampur berlomba saling mendominasi diantara mereka berdua hingga mereka lupa ada satu bunga kecil bertahan diantara keduanya.
Verizha yang sebelumnya ketiduran mulai bermimpi aneh. Tubuhnya terbang tenggelam dalam dimensi hitam. Seluruh persediannya terasa sakit namun ia masih dapat bernapas dengan baik.
" Aku dimana? " Kata Verizha bertanya dalam hatinya. Ia mengangkat satu tangannya, mencoba menggerakkannya dan mencoba meraih sesuatu yang tidak lain hanya kehampaan.
Gadis itu tidak dapat melihat apapun selain warna hitam disetiap matanya memandang. Jantungnya berdetak lebih cepat saat merasa kalau tubuhnya seperti terjun bebas dari ketinggian.
Verizha mencoba memutar tubuhnya, seluruh persendiannya semakin terasa sakit bersamaan dengan seberkas cahaya kemerahan diujung sana.
A.. Az...
Sebuah kata keluar dari mulutnya. Ia nampak berusaha memanggil seorang namun ia melupakan namanya. Semakin kuat ia mencoba mengingat kepalanya semakin sakit. Bulir air mata mengalir dari sudut matanya dan bertanya dalam hati mengapa dia harus susah payah menyebut nama seseorang yang bahkan dia lupa siapa namanya.
Cahaya kemerahan itu semakin terlihat jelas menyilaukan mata. Sejenak Verizha melupakan nama orang asing dan teralih pada cahaya merah yang semakin lama semakin menyilaukan matanya. Refleks bergerak, gadis itu menutupi matanya berharap setelah ini tidak ada kejadian apapun.
Suara dentum benda jatuh menjadi suara pertama yang didengar telinganya. Oh dia baru menyadari suara tersebut berasal dari suara punggungnya yang menghantam sebuah lantai.
" Ahh... " Verizha meringis merasakan nyeri amat sangat dibagian punggungnya. Tak lama berselang dia mendengar eraman seekor anjing ah tidak tiga ekor anjing berada di atas kepalanya.
Benar saja saat menengok keatas ia dikejutkan dengan kedatangan seekor anjing berkepala tiga. Kaget bukan kepalang Verizha memaksa tubuhnya untuk bergerak bangun menjauhi hewan aneh tersebut.
Dia memang banyak melihat hewan aneh di suatu tempat yang lagi lagi dia melupakan namanya namun dia yakin pernah melihat jajaran hewan aneh tetapi belum pernah melihat yang seperti ini.
Seekor anjing yang memiliki tiga kepala dengan porsi badan amat besar serta kuku tajam mencuat membuat siapapun akan ketakutan setengah mati. Tidak terkecuali Verizha.
Badannya bergetar hebat namun bibirnya terasa kelu, tidak ada kata kata keluar yang dapat menggambarkan betapa ketakutannya dia saat itu.
Cerberus melangkah semakin dekat mendekati Verizha. Dengan wajah seram dan posisi siap menerkam membuat Verizha terlihat seperti kelinci terjebak diantara predator. Tentu saja gadis itu terlihat semakin ketakutan, rasanya dia ingin pingsan namun akal sehatnya memaksa dirinya untuk terus tersadar. Lebih baik sadar tersiksa daripada mati penasaran karena pingsan. Begitu kata akal sehatnya mendoktrin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything On You Are Mine
FantasyHidupmu adalah milikku. Jiwamu adalah milikku. Darahmu adalah milikku. Tidak ada yang bisa menyentuh mu dariku. Teruslah hidup dalam rasa sakit, menapaki jalan tanpa keraguan. Berdiri tegak tanpa tergoyahkan. Akan kutemani setiap rasa yang kau rasak...