Sepuluh

517 46 1
                                    

Verizha berjalan mendekati gerbang perbatasan. Jika tempat yang baru saja dia kunjungi adalah desa iblis kelas rendah maka yang ada di depannya saat ini adalah gerbang desa iblis kelas menengah.

"Dukk"

Verizha berhenti saat ada seseorang yang menabraknya. Rupanya seorang anak iblis menabraknya, wajahnya yang terlihat seram dan lucu secara bersamaan membuatnya bingung harus berekspresi seperti apa.

" Eh kau baik-baik saja? " Verizha membungkuk membantu iblis kecil tersebut berdiri dan menepuk nepuk bagian bawah iblis tersebut yang terlihat kotor.

" Manusia? Kau manusia? Menyeramkan " iblis kecil itu ketakutan, matanya berkaca-kaca lalu berlari menjauh. Verizha hanya menyerit heran ia tidak mengerti apa ada yang salah dari wajahnya atau pakaian yang ia kenakan.

"Ppfftt apa apaan wajah bodoh itu" Azura menahan tawanya mengawasi gadis itu dari atas balkon. Namun ia cukup berani untuk datang sendiri tanpa bantuan dan penjagaan dari pemiliknya.

" Ah~ apa gadis itu akan berhasil sampai kesini? "

" Entahlah kita lihat saja, jika dia berhasil maka dia lah gadis yang di ramalkan itu " Azael yang muncul tiba tiba di sebelah Azura membuatnya terkejut dan mengusap pelipisnya.

" Aku lupa kalau hawa keberadaan mu sangat tipis setipis serat kapas. Jangan mengagetkanku! " Azura berdecih, sementara Azael hanya menyeringai kecil. Pemandangan di depannya saat menarik perhatian terlebih aroma manusia milik Verizha samar samar tercium dibalik jubah yang sengaja ia berikan.

" Kau tau apa rasa buah semangka jika dicium dari kulitnya saja? "

" manis? Asam? Asin? Pahit? Tidak tercium? Hm... " Azura berpikir. Ia belum pernah memakan buah bulat besar itu sebelumnya, jadi ia menjawab semua cita rasa dan membuatnya seperti orang bodoh. Azura kembali menyeringai lalu menjentikkan jarinya " aku akan memberikanmu buah semangka terbaik dari bumi. "

" Lalu apa hubungannya semangka dengan gadis itu? Kau sukses membuatku seperti orang bodoh " Azura memijat pangkal hidungnya, menghadapi sifat kakaknya hanya akan membuat nya sakit kepala dan stress.

" Dia memiliki rasa yang sangat manis terbungkus oleh kerasnya memori kelam, seperti semangka. Coba praktekkan sana dan kau akan tahu maksudnya " sahutnya mengusir Azura. Tanpa banyak protes lebih baik Azura menurut daripada harus berpikir keras menanggapi Azael. " Jangan lupa posisimu Yang Mulia. Bagaimanapun aku tidak akan menduduki posisi menyebalkan seperti ini selamanya."

Disisi lain Verizha menghentikan perjalanannya menuju kastil dimana Takashiro berada. Perhatiannya teralihkan oleh sebuah danau buatan yang memanjakan mata. Segera ia membelokkan langkah lalu menceburkan kakinya ke dalam air danau yang dingin.

" Aah segarnya... " Ucapnya santai, ekspresi wajahnya menunjukkan dia sangat menikmati me-time miliknya tanpa terganggu siapapun.

" Aku penasaran apa yang dilakukan trio R disana. " Gadis itu merindukan pelayannya biasanya mereka akan berceloteh ria sepanjang hari sambil memanjakan tubuhnya.

" Kau cukup pemberani juga nona " suara berat seseorang menegurnya. Verizha menoleh mendapati pria asing berdiri dibelakangnya dan duduk tepat disampingnya.

" Memangnya ada apa? Ini kan tempat umum. Lagipula ini gratis tehee " sahutnya memamerkan deretan giginya.

" Selain aku jarang ada berkunjung kesini. Aku sangat senang sehingga tidak dapat menyembunyikannya " pria itu ikut tersenyum, ia menggerakkan jarinya memutar membuat air danau yang semula tenang kini muncul hewan hewan air seperti ikan kecil sampai besar tidak lupa beberapa ekor bebek disana.

Everything On You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang