Tujuh

614 50 0
                                    

Azura tertawa kecil sembari mengepalkan tangannya menahan diri untuk tidak membunuh para manusia serakah tersebut dan mengirim mereka semua ke neraka. Meskipun tidak ada yang menghentikannya namun Azura memilih sabar menunggu. Ia juga penasaran apa yang akan terjadi. Apa yang ditunggu oleh Azael. Dan apa yang akan dilakukan oleh gadis kecil itu yang terjebak dalam situasi sulit saat ini.

Karena suasana sangat berisik Verizha perlahan terbangun dari mimpi buruknya. Namun hal yang tak terduga membuatnya terdiam seribu bahasa. Matanya menatap seluruh ruangan dan juga tubuhnya. Kemana gaun yang semula ia pakai? Kenapa tubuhnya hanya dibalut kain hitam. Ah ya dia ingat. Terakhir sebelum kehilangan kesadarannya ia diberi minum oleh seorang pelayan bersama Felix dan kali ini ia justru dijual oleh pria brengsek didepannya.

" Cih! Sudah kuduga akhirnya seperti ini. " Umpat Verizha dalam hati sambil mendengarkan para penonton yang riuh menikmati tubuhnya. Mau tidak mau ia harus menunggu sampai waktu yang tepat.

Dalam hatinya memanggil nama Takashiro sembari mencoba melepaskan ikatan yang mengikat tangannya. Kekesalannya semakin menjadi kala Takashiro tidak menjawab panggilannya.

" Cih! Percuma! " Umpatnya kesal. Tidak ada cara lain selain mencoba melepaskan diri dan lari. Meskipun jumlah kekuatan yang ia punya kalah dengan jumlah penjaga di tempat tersebut. Setidaknya ia harus lepas dari sini terlebih dahulu sebelum memikirkan cara untuk kabur.

Verizha menatap sekeliling mempelajari penjagaan disekitarnya. Terlalu ketat. Ia bahkan tidak punya kesempatan leluasa untuk melepaskan tali yang mengikat tangannya. Disudut ruangan Takashiro tersenyum menyaksikan sang nona terjebak. Ia sengaja tidak menjawab panggilan karena penasaran apa yang akan dilakukannya untuk menyelamatkan diri.

" Sekarang apa yang akan kau lakukan nona? " Gumam Takashiro.

Verizha terus mencoba melepaskan taki yang mengikat tangannya. Ia berusaha bersikap pasrah dan terlihat sangat menderita. Ia hanya punya waktu beberapa menit sebelum pria besar tersebut datang kembali dan berdiri dibelakangnya. Sembari mengigit bibir bawah menahan sakit dan perih Verizha menarik dan memutar pergelangan tangannya.

Tess

Azura tersentak kala mencium aroma darah baru saja menetes. Ia heran mengapa sang kakak tetap duduk tenang dan sangat menikmati apabila gadis tersebut menderita.
" Azazel-sama ke- "

"Duduk dan perhatikan saja Azura. Aku tau banyak sekali pertanyaan di kepalamu itu. Perhatikan dan kau akan dapatkan jawabannya " potong Azael cepat. Sementara itu Verizha setengah menjerit tertahan merasakan sensasi sakit luat biasa menjalar di pergelangan tangannya. Dugaannya meleset, pria berbadan besar tersebut kembali lebih cepat dan juga membawa kain hitam transparan untuk menutup sangkar dan membawanya turun dari atas panggung.

Sepertinya kesepakatan telah terjadi. Kini Verizha akan dibawa keruangan berikutnya untuk bertemu seseorang yang telah membelinya dengan harga sangat mahal. Ia merasa sedikit terguncang, nampaknya mereka membawa  sangkar yang mengurungnya keluar dari ruang bawah tanah tadi. Tanpa membuang waktu ia kembali berusaha melepaskan diri, sedikit mengorbankan beberapa inci kulitnya tidaklah masalah dibandingkan harus  melayani orang-orang yang menjijikan.

Usaha keras tidak mengkhianati hasil. Setidaknya karena motto itulah ia berhasil melepaskan diri. Membebat tangan kanannya yang terluka dengan robekan kain hitam dan mengambil jepit kawat dirambutnya untuk membuka gembok.
Sebelumnya ia juga membuat penampilan sedikit lebih baik dengan menggunakan kain yang menutupi sangkar ia robek lalu dililitkan ke tubuhnya menjadi sebuah gaun lilit. Setidaknya ini lebih baik daripada menggunakan pakaian kurang bahan seperti tadi, pikirnya.

Clek!

Bibirnya sedikit terangkat kala berhasil membuka gembok tanpa menggunakan kunci. Tidak sia sia ia belajar membebaskan diri beberapa tahun silam. Setelah keluar dari penjara burung tersebut ia harus memutar otak lagi agar bisa keluar tanpa membuat keributan. Mencari celah untuk bisa kabur namun sepertinya tidak ada jalan lain selain melawan satu persatu atau terjun dari ketinggian entah berapa meter dari permukaan tanah.

Everything On You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang